Stranger pt. 2

980 44 1
                                    

"Can I call you Hannie?"

Pria asing itu masuk ke dalam apartemen Jisung. Dalam hatinya, Jisung merasa takut, khawatir jika orang asing ini adalah orang jahat. Namun di sisi lain, dia merasa excited dengan apa yang akan terjadi setelah ini.

"Kau mengundang orang asing masuk ke dalam kamarmu. Apa kau melakukannya setiap hari?" tanya pria itu.

"Aku bukan murahan, bodoh," ujar Jisung.

"Iya, sih. Aku belum pernah melihatmu bersama orang lain di apartemenmu," ujar pria tersebut.

Gila, seberapa besar pria ini mengetahui tentang dirinya?

"How should I call you?" tanya Jisung.

Jisung sudah tidak tahan lagi. Tubuhnya turun perlahan sambil membelai lembut celana pria asing itu. Menggosok sesuatu yang mulai  menggembung di dalamnya.

Pria itu menggenggam pergelangan tangan Jisung yang dengan lancang menyentuh miliknya dari luar. Cengkraman itu membuat Jisung memekik kecil karena terkejut. Pria itu melepas topinya dan memperlihatkan rambutnya yang terurai sedikit panjang.

"I haven't choose my answer yet?" ujar pria asing itu.

"Please..."

Jisung memohon dengan sangat. Ia bahkan tidak bisa menahan diri ketika tangannya dicengkeram begitu kasar oleh pria asing itu. Kakinya disilangkan berusaha menahan kenikmatan yang ia rasakan akibat perlakuan orang asing itu.

"Call me daddy, will you?"

Jisung terbitkan senyum paling manisnya kepada pria itu dan berkata dengan nada manja, "Yes, Daddy~"

"Bisa kau tunjukkan dimana letak mainan-mainanmu, baby boy? Bukankah kita akan bermain?"

Jisung tunjukkan kotak-kotak steril berisi mainan-mainan kesukaannya. Warna dan ukurannya pun bervariasi. Pria asing itu memilih sebuah dildo dengan permukaan yang bergerigi.

"Mungkin, kita akan mulai dengan ini,"

Jisung reflek berjalan menuju ranjangnya. Namun, lagi-lagi tangannya ditarik, tapi jauh lebih lembut dari yang sebelumnya.

"Kamu mau kan menemaniku jalan-jalan lagi?"

---

Dan di sinilah mereka berada, di sebuah taman yang konon katanya, banyak yang melakukan adegan seks di sana.

"Nghh---"

Jisung melenguh tertahan. Dengan outfit yang sama, namun dengan mainan yang berbeda, Jisung melakukan aksi ekshibisionisnya lagi.

Dan tentunya dengan dildo pilihan dari pria bermasker tersebut.

"Ini sudah jam satu malam, seharusnya aman-aman saja," ujar pria itu.

Pria itu berjalan menuju sebuah bangku di samping lampu jalan. Ia duduk, dengan Jisung mengekorinya.

"Buka coat mu," perintah pria itu.

Jisung membelalakkan matanya. Dirinya menggeleng enggan.

"Lihatlah ke belakang," ujar pria itu sambil mengarahkan jari telunjuknya.

Jisung terkejut ketika melihat ada sepasang kekasih, tengah melakukan hubungan seks di tempat terbuka.

Jisung menatap kembali pria asing itu. Ketakutan terbesarnya adalah jika dirinya tiba-tiba ketahuan oleh orang-orang yang dikenalnya.

Teman kantor, misalnya.

"Ayo Hannie, mereka saja berani," bujuk pria itu.

Sial.

Book of MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang