18

24 0 0
                                    

Setelah sampai di rumahnya Haechan langsung segera ngasih novel baru dari rekomendasi Somi buat Ibunya.

"Bu lihat aku bawa apa?" Ujar Haechan sambil nunjukin novel dengan cover manis berwana pink dan biru muda kepada Ibunya yang lagi merajut di halaman belakang rumah.

Setelah melihat apa yang Haechan bawa senyum terukir sangat jelas di wajah Ibunya. Tentu hal itu buat Haechan jauh lebih senang bukan main karena bisa melihat lagi senyum manis di wajah cantik Ibunya lagi.

"Makasih ya. Nak." Ujar Ibu sambil mengusap pelan rambut Haechan. "Ibu betul-betul minta maaf" Lanjut Ibu secara tiba-tiba karena merasa bersalah saat melihat wajah anak semata wayangnya yang selalu dia sayang.

"Buat apa Ibu gak salah kok" Ujar Haechan sembari mengambil tangan ibunya yang berada di atas kepalanya sambil mengelusnya lembut.

"Ibu merasa gagal seharusnya Ibu dengar nasehat Nenek untuk gak nikah lagi dan gak terlena sama kasih sayang pria itu" Ibu menjelaskan dengan penuh penyesalan.

"Ibu gak salah, dimataku Ibu gak akan pernah salah" Jelas Haechan yang masih setia menggenggam tangan ibunya. "Ibu harus lihat aku sama nenek sekarang ya, jangan khawatir Ibu masih punya kita berdua sampai kapanpun" Lanjut Haechan sambil mengukir senyum paling cerah yang pernah Ibu lihat setelah sekian lama terlalu fokus dengan kerja dan suami bejatnya yang kurang ajar.

Semenjak kematian Ayah kandung nya hampir sudah 6 Tahun yang lalu jelas bawa perubahan besar buat keluarga Haechan. Haechan yang baru 12 Tahun di mana dia butuh kasih sayang dan perhatian sosok Ayah harus menutup rapat-rapat keinginannya itu dan pura-pura tegar di hadapan Ibunya yang jelas juga terpukul ketika ditinggal Ayah nya.

Hal itu juga yang buat Haechan tutup mata ketika 1 Tahun lalu waktu ibu nya bawa Haechan untuk kenalan sama cowok yang 3 Tahun lebih muda dari ibu nya itu dan bilang kalau cowok itu calon suami ibu nya. Jelas Haechan gak terima tapi waktu Haechan tahu kalau ibu nya betul-betul senang dan tertarik sama cowok itu Haechan cuma bisa diam lagi dan lagi dan seolah-olah setuju apapun yang buat Ibu nya bahagia.

Namun karena keadaan buruk yang menimpa ibu nya saat ini buat Haechan merasa bersalah dan gak bertanggung jawab sebagai anak satu-satunya di rumah ini. Semua penyesalan ada di hati Haechan saat ini walaupun dia bersyukur karena tegar nya hati Ibu yang udah terlatih semenjak di tinggal Ayah kandung nya dan hidup sebagai kepala rumah tangga sekaligus ibu di rumah ini.

-----


"Gimana kabar Nyokap. Chan?" Tanya Jaemin.

"Udah membaik" Jawab Haechan sambil ngebuka jaketnya.

Sekarang geng berandalan ini lagi kumpul di rumah chenle seperti biasa. Comfort Zone mereka.

"Kok lu gak bilang-bilang kita kalo Bokap lu yang tolol itu sampe kdrt ke rumah nenek lu" Protes Renjun yang langsung berhenti main game waktu sadar Haechan udah datang.

"Gue juga tau mendadak untung nenek gue gaul dan ngerti teknologi" Ujar Haechan santai sambil nyemil coklat yang ada di karpet karena sekarang mereka ngumpul di kamar chenle.

"Maksud lo nenek nggak ngerti hah?" Protes Renjun dengan sinis.

Geng berandalan ini udah cukup lama kenal satu sama lain. Mungkin semenjak duduk ke kelas 1 SMP jadi bibit bebet bobot masing-masing keluarga mereka udah bukan jadi rahasia lagi. Apalagi tentang Renjun yang sayang banget sama nenek nya Haechan kayak neneknya sendiri karena Renjun sebetulnya udah gak punya nenek ataupun kakek semenjak kelas 6 SD.

"Ck. Lagian Bokap lo tuh tolol anjir emang bener-bener mokondo dari pertama kali gue lihat juga udah najis sama tampang sombongnya" Kritik Jeno gak tanggung-tanggung setiap mengingat wajah ayah tiri Haechan yang di matanya Jeno.

"Udah tenang aja Nyokap udah ngajuain gugatan cerai jadi yang penting si brengsek itu gak akan ganggu hidup nyokap lagi" Jelas Haechan.

"Syukurlah" Ujar Jisung. "Oiyah, Gue lihat-lihat hubungan lu sama Somi udah ada kemajuan nih. Bang." Lanjut Jisung.

Mendengar nama Somi membuat Haechan tersipu malu tanpa sebab. Semenjak Somi membersihkan lukanya saat perkelahian antaranya dengan ayah tirinya membuat pandangan Haechan sedikit berubah ke Somi.

Ditambah waktu Somi mau nemenin dia dihukum bersihin jendela. Jelas Haechan gak nyangka Somi nerima tawaran asal celetuknya buat makan bareng walaupun gagal karena sebenernya Haechan sedikit grogi dan untungnya ada adek kelas di meja makan kantin waktu itu jadi sedikit netralisir perasaan gak jelasnya.

"Woy kenapa bengong?" Tanya chenle yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"Ah enggak gua agak ngantuk" Entah kenapa Haechan jadi takut salah tingkah dan daripada anak-anak berandalan ini sadar lebih baik cari alasan lain.

"Mana mungkin juga Haechan suka sama modelan cewek yang hidupnya lurus aja begitu" Jelas Renjun kembali memainkan gamenya.

Haechan cuma ngangguk aja tanda setuju dengan perkataannya Renjun.

"Suka juga gak apa sih" Celetuk Jaemin yang lagi asik nyemil coklat.

"Maksudnya?" Tanya Haechan kebingungan sama perkataan asalnya Jaemin.

"Ya kalo lo suka beneran juga gak masalah" Jawab Jaemin. "Siapa yang gak mau sama cewek kayak Somi, dia pinter apalagi dia cantik dan yang jelas dia cewek baik-baik" Lanjut Jaemin yang masih aja asik buka bungkusan coklat.

"Iya juga anjir" Celetuk Chenle. "Lagian Somi tuh udah paling pas buat lu, bang." Lanjutnya.

"Maksud lo paling pas tuh apa?" Haechan semakin bingung karena celetukan Chenle.

"Cowok yang udah di cap berandalan kayak lo gini jelas cocok kalo sama cewe modelan Somi" Jelas Chenle. "Udah ketebak pasti Somi bakal nuntun lo ke jalan yang lebih baik" Lanjutnya.

"Kurang ajar" Sahut Haechan sedikit kesinggung. "Ya maksud lo gua ini cowok gak bener?" Tanya Haechan gak terima.

"Ya itu lo sadar, bang." Jawab Chenle.

"Udahlah" Sahut Renjun. "Mau lo bilang Somi cocok sama Haechan itu urusan belakangan" Lanjutnya sambil nunjuk ke arah Chenle.

"Yang penting nih ya lo bisa bikin Somi jadi suka sama lo" Ujar Renjun kearah Haechan. "Yang paling penting itu sekarang" Tambahnya.

Renjun bener-bener gak perduli dengan gimana perasaan Haechan akhir-akhir ini selama proses pendekatannya ke Somi. Sebenernya lebih ke gak peka aja sama tingkah laku nya Haechan.

Sedangkan Chenle dan Jaemin yang emang teman satu kelas nya Somi jelas dukung banget hubungan ini kalo sampe Haechan suka beneran ke Somi. Secara mereka berdua udah tahu gimana sifat temennya sendiri mau Somi ataupun Haechan jelas kalo mereka sampe beneran bersatu ya setidaknya pasti bawa kabar baik sedikit.


------

I Love You But Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang