21

8 3 0
                                    

Somi berjalan cepat menyusuri koridor kelas 12, setelah mengembalikan alat kebersihan yang tadi dipinjam dari ruang Mang Emin atas permintaan Bu Jesi. Somi memasuki kelas dan menghampiri Bu Jesi. Saat ditanya alasan kenapa lama, Somi berpura-pura beralasan bahwa sempat ke toilet terlebih dahulu, padahal Somi baru aja berpapasan sama Haechan di lorong.

Setelah izin untuk duduk, Somi kembali ke bangkunya. Daehwi, teman sebangkunya, melirik dengan penasaran sambil menulis tugas biologi yang baru aja diberikan Bu Jesi. "Lama banget, ke mana aja lo?" tanyanya sambil mengerutkan kening.

Somi tersenyum kecil, mencoba santai. "Mules, tadi sempat ke toilet dulu," jawabnya Somi sambil berharap Daehwi tidak curiga.

Daehwi cuka mengangguk tanpa banyak bicara lagi, tampak tidak terlalu peduli. Namun, dalam hati, sebetulnya Somi gelisah. Somi gak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi waktu Haechan tiba-tiba bersandar di pundaknya tanpa aba-aba. Hatinya berdebar kencang, dan Somi merasa semakin terjebak dalam permainan yang seharusnya gak pernah dia ikuti.

Bel berbunyi tanda akhir jam pelajaran, dan Bu Jesi merapikan barang-barangnya, lalu meninggalkan kelas. Daehwi, yang sejak tadi sudah lapar, langsung mengajak Somi untuk makan.

"Makan apa kita hari ini?" tanyanya sambil mengemas buku-buku.

Somi tampak linglung, gak langsung menjawab. Daehwi menatapnya kebingungan, "Hei, lo kenapa? Nggak usah lebay deh, lagi laper nih."

Dengan malas, Somi akhirnya menjawab, "Terserah lo aja, Wi."

Daehwi hanya mendengus, lalu mengajak Somi ke kantin. Di sana, kantin seperti biasa ramai dengan siswa-siswi yang udah berlalu-lalang. Mata tajam Daehwi langsung menangkap bangku kosong di dekat warung bakso, dan mereka langsung menuju tempat tersebut.

Di bangku itu, udah ada dua siswi, Herin dan Olivia. Daehwi menyapa mereka sambil tersenyum, begitu pula Olivia, yang sibuk bermain game cacing di ponselnya. Sementara itu, Herin kelihatan lemas, dan wajahnya tampak pucat.

"Lo sakit, Herin?" tanya Somi dengan nada cemas, ngelihat wajah Herin yang pucat.

Olivia mengangguk. "Iya, Herin demam dari tadi pagi. Makanya ini kita mau makan bakso biar badan dia angetan."

Somi ngangguk tanda paham, dan tanpa pikir panjang, Somi nyuruh Daehwi untuk pergi mesan bakso untuk mereka berdua. Daehwi menggerutu, tapi akhirnya pergi juga ke warung bakso untuk memesan.

Selagi menunggu Daehwi, Somi duduk dengan Olivia dan Herin, yang tampaknya menelungkupkan kepalanya di atas meja. Gak mau mengganggu, Somi cuma terdiam, memandang siswa-siswi yang berlalu-lalang di kantin. Namun tiba-tiba, matanya menangkap sosok Haechan yang berjalan ke arah kantin bersama teman-temannya. Somi buru-buru mengalihkan pandangan, tapi Somi terlambat. Haechan udah terlebih dulu melihat dia.

Dengan cepat, Haechan menghampiri meja Somi dan duduk tepat di samping Somi, membuat Somi gak bisa menghindar.

"Lagi ngapain di sini?" tanya Haechan dengan senyum menggoda.

Somi meliriknya ketus. "Mau makan. Lo ngapain disini?"

Haechan cuma tertawa kecil, lalu menggoda Somi kembali. "Jangan lebay gitu ah. Mau pesen apa, biar gue yang beliin."

Somi memutar mata, "Nggak usah, pesanan gue udah nitip sama Daehwi."

"Oh, jadi tadi pagi abis makan bubur, sekarang udah bakso aja?" goda Haechan lagi.

Sementara itu, tanpa sepengetahuan mereka, Herin mendengarkan percakapan mereka. Herin tahu kalau Haechan akhir-akhir ini mendekati Somi, dan ia sempat khawatir Haechan hanya main-main. Namun, melihat cara Haechan berbicara dengan Somi, Herin mulai merasa yakin bahwa Haechan kali ini benar-benar serius.

Gak lama kemudian, pesanan bakso Olivia dan Herin diantar. Herin berusaha mengangkat kepalanya yang berat, tapi pandangannya semakin kabur. Olivia menepuk bahu Herin, menyarankan untuk makan biar sedikit bertenaga, tetapi Herin  gak sempat menyuapkan bakso. Kepalanya semakin berat, dan tiba-tiba  ia kehilangan kesadaran.

"Herin!" seru Haechan panik. Seketika itu, dia mengangkat tubuh Herin yang pingsan tanpa berpikir panjang.

"Olivia, ikut gue ke UKS," katanya cepat. Olivia segera berdiri, mengikuti Haechan yang membawa Herin keluar dari kantin.

Somi cuma bisa memandangi mereka yang berjalan tergesa-gesa, bingung dan khawatir. Di tengah kebingungannya, Daehwi datang dengan jus jeruk di tangannya.

"Eh, Herin kenapa?" tanyanya kaget.

"Herin pingsan," jawab Somi pelan, masih belum bisa mencerna situasi.

"Oh, jadi itu Olivia yang bawa Herin ke UKS?" tanya Daehwi sambil melirik Olivia yang menjauh.

Somi menggeleng, "Yang bawa itu Haechan. Lo kemana aja?"

Daehwi menatap Somi bingung, "Haechan? Ngapain juga dia di sini? Mau deketin mantannya lagi?" tanyanya asal, gak sadar kalau perkataannya itu ngusik hati Somi.

Ucapan itu bikin Somi mendadak merasa gak nyaman. Entah kenapa mendengar kata "mantan" membuatnya semakin bad mood. Somi cuma mendesah kesal, menatap Daehwi tanpa ekspresi.

"Nggak tahu. Terserah dia aja, deh," jawabnya ketus, lalu berbalik meninggalkan Daehwi begitu aja.

"Hei, Somi! Kok lo tinggalin gue?" teriak Daehwi kebingungan. Tapi Somi gak menoleh, membiarkan Daehwi berdiri sendiri di tengah kantin, gak paham kenapa temannya itu tiba-tiba begitu kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love You But Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang