🌏 •• 5

133 15 5
                                    

______________

' A  N  T  A  R  I  K  S  A '

________________

Bintang malam ini sangat indah. Dengan cuaca yang cerah tanpa awan, langit semakin terlihat cantik dengan cahaya-cahaya kecil yang bertaburan.

Suasana hati para anggot club astronomi sangat bagus tentunya, karena mudah melihat bintang dengan mata telanjang sehingga tidak perlu susah-susah menggunakan teropong. Walaupun teropong tetap digunakan untuk melihat bintang tertentu, namun semuanya puas karena bisa mengabadikannya lewat ponsel.

"Cantik banget." Seruan Hazel terdengar, membuat suasana semakin ceria dan senyum terbagi di wajah masing-masing dari mereka.

"Hari ini kayaknya kita milih hari yang bagus. Ah, rasanya engga mau pulang kalau liat kayak gini." Kata Arun menanggapi.

"Yah, engga buruk juga gabung club astronomi." Lanjut Kean sambil merangkul pundak Hazel diam-diam tanpa disadari yang lainnya. Memang ya anak itu, selalu saja mencari kesempatan.

"Heem, boleh juga." Kata Ivan pelan.

"Udah.. udah.. mengaguminya nanti aja. Kita ini dateng udah kemaleman gini, belum pasang tenda lagi. Nanti keburu semakin malem dan makin gelap, yuk pada pasang sekarang." Kata Arun membuat yang lainnya segera bergegas mengambil tenda dan mulai memasangnya secara berpasang-pasangan. "Ar, kamu sama Jeri ya."

Artha yang hendak menghampiri Kean dan Ivan terdiam saat Arun memanggilnya, ia melirik kearah Jeri sejenak yang berdiri tak jauh diantara mereka sambil menenteng sebuah tenda yang belum di bentangkan. Sepertinya pria itu masih memperhatikan interaksi mereka dan terlihat berdiri canggung disana.

"Aku?"

"Iya, tenda kamu kan aku pakai. Kasian juga sama Kean dan Ivan kalau kalian harus berdesakan-desakan. Makanya aku sekalian minta Jeri bawa tenda, biar kalian bisa berdua."

"Jadi itu alasan kamu bawa orang diluar club ke agenda kita?" Tebak Artha dengan tajam. Ia tidak bermaksud menyindir, tetapi nada bicaranya sangat tidak bersahabat membuat Arun menghilangkan senyumannya.

"Bukan gitu, Ar." Katanya mencoba menjelaskan.

"Aku bangun tenda dulu."

Tanpa mendengar penjelasan Arun lebih jauh, Artha sudah terlebih dahulu mendekati Jericho yang kemudian mereka berbincang sejenak dan berlalu bersama untuk membuat tenda.

Arun yang masih berdiri di tempatnya semakin terdiam, merasa tidak enak hati saat melihat reaksi yang Artha tampilkan. Ini memang salahnya, mengajak orang lain tanpa izin pada kegiatan resmi club mereka, tetapi awalnya Arun berpikir semua akan baik-baik saja ketika melihat reaksi biasa saja dari anggota lainnya sehingga ia sedikit terkejut dan tidak menyangka Artha akan bereaksi sekeras itu.

Walaupun Artha terlihat menerima dengan mudah dan tidak menampilkannya, namun dari perkataannya barusan itu sedikit menganggu Arun. Begitupula dengan Arche yang melihat interaksi itu dari jauh, patah sudah hatinya saat menyadari boncengan tadi sepertinya tidak berarti apa-apa nagi Artha.

Malam semakin larut, langit semakin gelap sehingga menonjolkan cahaya bintang semakin terang dan cantik. Seperti gliter yang membuat langit menjadi berkilau. Arche yang sedang duduk di ujung bukit kembali tersenyum kecil saat merasakan sebuah hembusan angin yang menerpa saat sedang duduk asik direrumputan yang jauh dari tendanya didirikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang