Okee untuk hari ini cukup up dua chap wkk
Happy Reading!
Sekarang dikamar besar ini hanya ada Jeno dan Jaemin, mereka tidak lagi mendengarkan keluhan dari Ji-Sung yang ingin tidur bersama mereka.Ketika umur Ji-Sung belum menginjak lima tahun, pria kecil itu selalu meminta dan memohon agar dibiarkan untuk tidur bersama mereka.
"Aku akan mandi"
"Mandilah, kau sangat bau" Ujar Jaemin yang sekarang tengah bermain ponselnya
Melihat Jeno yang sudah memasuki kamar mandi dan entah apa yang ada dipikiran Jaemin, sekarang ia menuju lemari besar yang ada dikamar mereka. Mengambil kemeja putih polos dan transparan;
"Tunggu, apa aku harus memakai ini?" Kepala Jaemin benar-benar pusing sekarang, ia tidak ingin egois dan memikirkan dirinya sendiri. Membuatkan adik untuk Ji-Sung juga bukan hal yang buruk, lagipula Jaemin juga merindukan sentuhan dari suaminya itu.
Sudah sekitar sepuluh menit berlalu kini Jeno keluar dari kamar mandinya, Jaemin yang melihat Jeno tidak memakai baju dan hanya mengandalkan handuk yang menutupi bagian bawahnya hanya bisa terdiam. Melihat Jeno dari atas kepala hingga ujung kaki berhasil membuat Jaemin sedikit terangsang. Oh ayolah, Jeno adalah suaminya, itu bukan hal yang salah dan buruk jika Jaemin merasa bergairah melihat suaminya sendiri.
"Kau melihatku dari atas sampai bawah, apa yang kau pikirkan hm?"
"Tidak, tidak ada" Jaemin kembali memainkan ponselnya, sampai akhirnya Jeno yang menyadari ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
"Tunggu, apa yang kau kenakan? Kau memakai kemeja besar dan transparan itu? Tanpa celana pendek atau panjang?"
"...."
"Jaemin? Kau ingin mencoba menggodaku?" Belum juga Jaemin menjawab pertanyaan dari Jeno, kini lelaki bermarga Lee itu sudah menghampiri Jaemin yang sedang duduk diranjang kamarnya.
"Aku tidak menggodamu, aku hanya ingin saja memakai ini"
"Kau tidak pandai berbohong sayang"
"Sudahlah aku ingin tidur"
Jaemin benar-benar malu sekarang, bukan apa-apa. Hanya saja dari awal mereka menikah sampai sekarang Jaemin memang selalu seperti ini, dia tidak akan memulai dulu sebelum suaminya bertindak sendiri.
"Kau ingin tidur atau kau malu?"
"Aku mengantuk, sudahlah aku ingin tid—Uhmpp"
Belum sempat menyelesaikan kata-katanya Jaemin tersontak ketika Jeno sudah mencium bibirnya, tidak hanya mencium. Bahkan sekarang Jeno sudah melumat bibir Jaemin.
"Kau memang sangat manis, bibirmu sangat manis. Sepertinya aku tidak akan membiarkanmu tidur malam ini"
Jeno kembali mencium bibir Jaemin, menurut Jeno bibir Jaemin adalah candu. Melumat bibir tipis itu dan sesekali menciumi leher jenjang milik Jaemin.
Tidak hanya diam kini tangan Jeno sudah meraba dada milik pria cantik yang sekarang ada didepannya.Bukankah sudah jelas jika Jaemin hanya memakai kemeja transparan? Itu adalah hal yang mudah bagi Jeno untuk membuka kancing baju tersebut.
Berhasil membuka baju yang dikenakan Istrinya membuat Jeno tersenyum, tangannya sekarang sudah menyentuh nipple Jaemin dan sesekali mencubitnya.
"Ahh....Jen s-sakit"
Pungutan mereka terlepas, nafas keduanya memburu. Hidung Jeno menempel pada kening Jaemin, ia mengecup kening istrinya itu sebelum lelaki bermarga Lee ini melepas penuh baju yang dipakai Jaemin serta membuangnya entah kemana.
"Apa kau keberatan jika kita melakukannya sekarang?"
Mendengar itu membuat pipi Jaemin memerah, ada sedikit rasa malu yang dirasakan pria cantik ini.
"Uhm, aku merindukanmu Jen—Ahh...."
Merasa bahwa Jaemin sudah setuju membuat Jeno semakin menggila, tangan besarnya kini sudah berada tepat diarea sensitif Jaemin. Sesekali remasan dari Jeno berhasil membuat Jaemin mendesah. Oh ayolah, bukankah melakukan seks bersama suami sendiri adalah hal yang indah dan tidak memalukan?
"Ahhh....Jen—shhh.... Ah ah ah"
"Unghh —Jen..." Mata Jaemin terpejam, ia meremas kuat bahu Jeno. Tubuhnya bergetar saat Jeno kembali memainkan nipple miliknya, bahkan sesekali lelaki bermarga Lee ini mencium dan menggigit kedua putingnya.
"Fuck, Ahh...Sayang u are so beautiful" Jeno benar-benar sudah gila, mendesah dan menciumi bibir serta bagian tubuh Jaemin adalah sebuah keharusan. Jaemin istrinya, Jaemin miliknya, Jadi Jeno berhak melakukan itu semua.
Tidak berselang lama Jaemin melakukan pelepasan pertamanya, ia sungguh tidak tahan. Jeno mengeluarkan cairan miliknya didalam, itu membuat Jaemin merasa penuh dibagian bawahnya.
"Nghh...Jen a-aku lelah"
"Tapi aku belum"
Jeno mengubah posisi mereka, sekarang giliran Jaemin yang berada diatasnya dan memuaskan pria berhidung mancung ini.
"Bermainlah, aku ingin melihat"
Perlu diketahui, Jaemin bukanlah pria lemah akan masalah seks; ia tau betul bagaimana caranya bermain. Walaupun terkadang Jaemin malu tapi dia sangat pandai memuaskan suaminya ini.
"Kau menantangku? Kau pikir aku serius ketika mengatakan aku lelah?"
Jaemin yang sekarang berada diatas tubuh Jeno sudah siap untuk memuaskan suaminya ini, memegang benda besar yang ada didepannya itu dan menghisapnya.
"Ahhh...Sshhh Nghh Jaem—Ahh...."
Jeno sudah menduga dari awal, Jaemin tidak pantas untuk diragukan!
"Jaem Ahhh...K-kau pintar membuatku mendesaAhhh...."
"Unghh shh Jen-Ahhhh..."
Keduanya sekarang sudah larut diatas kenikmatan, memandangi wajah satu sama lain serta tangan pria berhidung mancung inipun tidak henti-hentinya menggoda Jaemin. Jaemin yang sekarang ada diatas Jeno lebih memilih untuk menempelkan wajahnya dileher sang suami, gila; memang gila! Jaemin memang hebat akan masalah seks tapi ia juga lupa, bahwa Jeno lebih hebat darinya!
"Kau tidur? Aku tidak ingin kau tidur"
"Sekarang aku tidak main-main, aku lelah Jen"
"Baiklah kau boleh tidur, biarkan aku yang bermain"
Merasakan ada benda besar yang kini kembali memasuki lubang analnya, Jaemin hanya bisa terdiam sambil mendesah pelan. Oh ayolah, dia benar-benar sudah lelah sekarang. Terserahlah kepada Jeno, Jaemin sudah pasrah! Dia tidak memiliki cukup tenaga untuk melawan Jeno.
"Shhh..emphh Nana K-kau benar-benar sangat nikmat Ahhh..."
Anjirrrr aku nulis apaaa😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Property [[NOMIN]]
Fiksi Remaja"Dad? I want a new little brother" "Dad? When will I have a younger brother?" "Bun? Aku mau punya adek" "Cowo ya Bun"