O2 - 🪷

301 27 6
                                    

"Dia menusukkan pisau kepadaku, tapi aku juga yang meminta maaf karena darahku mengenai kakinya,
terkesan tidak adil, tapi ini adalah fakta."

────

Secawan teh hangat, diseduh kala baswara menunjukkan cahaya kasih sayangnya. Seduhan pertama terasa sangat nikmat dengan iringan musik kecapi kuno dan tarian meliukkan badan dengan indah serta lemah gemulai.

Perayaan Shincia digelar dengan khitmat, dan sambutan akhir berupa tarian khas yang diiri musik dan suara mendayu, disaksikan oleh para tamu undangan dari kalangan Bangsawan, maupun rakyat biasa.

"Apakah para penari ini kau datangkan dari luar Istana, Ketua Qin?" Pertanyaan asing keluar dari mulut seseorang yang tengah bersulang dengan arak Kilin.

"Tentu saja bukan, Ketua Kao Ning. Mereka berasal dari Aula Tianji sendiri." Lembut suaranya membius ribuan kepala sehingga segera melihat ke arah Ketua Qin.

"Ini sangat menakjubkan," balasnya.

Lagi, mereka tersenyum puas dengan segala sambutan dan hidangan dari yang mereka hormati.

────────

Sama seperti hari-hari biasanya. Pemuda manis dengan julukan Lotus kecil berjalan anggun ke arah barat pemukiman, dimana arah tersebut adalah jalan menuju wilayah pasar.

Semerbak wangi mengiringi setiap langkah kakinya, mengalihkan segala atensi pada dirinya seorang.

"Lihatlah! Dia pria, tetapi tercipta seperti seorang wanita, dengan tubuh ramping dan badannya yang kecil," ucap seorang pria paruh baya dari dalam kedai, ketika sepasang matanya tak sengaja melihat liukkan indah dari langkah kaki Li Lianhua.

"Kau benar. Namun, aku rasa, dia orang yang cukup tertutup dan sulit berinteraksi, sehingga tidak banyak orang mengenalnya," balas pria di sampingnya.

Tanpa mereka sadari, pekerja kedai mendatangi meja mereka sembari membawa nampan berisi makanan yang telah mereka pesan.

"Li Lianhua. Teratai kecil milik kami. Dia sangat indah, bahkan banyak dari pendatang asing yang mengira bahwa dia adalah seorang wanita tanpa suami. Namun salah, sejatinya dia hanyalah pemuda 19 tahun yang mendiami villa di pelantara hutan rimba selama kurang lebih 5 tahun lamanya, beberapa dari kami yang telah menjadi warga tetap di sini, telah mengenalnya lebih dari cukup." Tanpa menghiraukan keterkejutan kedua pelanggannya, pekerja itu menyampaikan isi hatinya saat mendengar mereka membicarakan tentang Li Lianhua.

Salah satu diantaranya menghela napas, rumit, pikirnya. "Lalu, dimana villanya?"

"Maaf, kami tidak bisa memberitahukannya, itu permintaan dari Li Lianhua." Pekerja tersebut menjawab sekaligus memungkas pertanyaan dari mereka berdua.

Kerutan wajah tercetak jelas di dahi kedua pria tersebut. Apa Ia sangat istimewa sampai semua warga begitu merahasiakan kehadirannya? Pikir mereka.

Meninggalkan keheningan di kedai. Kini kedua kaki indah milik Li Lianhua, merumpang melangkah melalui jalanan pasar yang ramai saat ini.

"Bibi, boleh aku melihat kelinci itu?" Suara lembut mengalun tenang menyapa gendang telinga sang penjual.

"Tentu saja," jawabnya.

[4 : ✔️] 𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐚𝐭𝐚𝐢 - 紫蓮花 - 〚 BL 〛 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang