O1 - 🪷

371 26 7
                                    

"Akulah amorfati yang mengikatmu dalam lengkara atas ketiadaan yang nyata. Kamulah fatamorgana abadi dari setiap lukisan elok sang pencipta jumantara. Nan dasawarsa, renjanaku tersekat hasrat ambigu yang semu."

────

Sejengkal harapan mulai timbul, setelah sebelumnya terkikis oleh malam. Kini, arunika nan baswara dari sang surya tampak begitu indah dan hangat. Seakan alam pun jua merengkuh setiap penghuninya kala terbangun dari kelelapan.

Samar-samar suara daun pohon yang saling menjerat, keok burung camar pun mengiringi pagi hari, setelah semalam suntuk melepas penat.

Semerbak wangi citrus memenuhi ruangan hampa dengan minimnya pencahayaan akibat kurangnya ruang penyinaran. Namun masih terikat kehangatan.
Pemiliknya tengah sibuk merapikan tatanan bunga yang sudah layu.

"Apakah kau lelah hidup di sini, sampai memilih untuk berakhir?" Suara lembut dengan mata indah yang masih setia mengamati bunga yang sudah layu.

"Seharusnya kau bisa bertahan sedikit lagi, sebab temanmu baru saja tumbuh," katanya. Ia merampas tangkai bunga lotus yang layu tersebut. Lalu, kaki jenjangnya menapak pada lantai kayu yang menuju danau kecil di belakang area vilanya, melemparkan bunga mati tersebut ke dalam kubangan air, lalu menatap lamat pada sekumpulan lotus yang mulai bermekaran.

"Tunggu teman kalian hidup kembali, dan buatlah sesuatu yang berharga di antara kalian." Sorot matanya berpendar pada ilalang yang bergerak tak sewajarnya.

Angin berhembus ke arah selatan, sedangkan ilalang itu justru bergerak ke arah selatan juga. Tentu saja pemuda cantik ini menyadari kejanggalan tersebut, namun Ia tak ambil jauh, matanya hanya menangkap seekor naga putih yang entah milik siapa tengah terbang menjauh dari area vila tersebut.

Pemuda manis nyaris menyerupai cantiknya seorang perempuan itu tersenyum. Senyum yang sulit diartikan, ada banyak siratan dalam lengkungan sabit di wajahnya; takut, kecewa, bahagia, sedih, gundah, ragu, dan rindu. Semuanya terpampang gamang di wajahnya.

Tak lain dan tak bukan adalah Li Lianhua, yang merupakan seorang tabib keliling dengan ilmu dan kemampuan diluar batas sewajarnya. Tentu hal itu menjadikan dirinya sebagai dambaan sekaligus incaran bagi mereka yang membutuhkan, tak sedikit yang melakukan cara kotor demi terikatnya pemuda manis itu pada pemimpin mereka.

Li Lianhua, pemilik ilmu Yangzhouman yang hanya dimiliki oleh sekurangnya 5% dari penduduk dunia. Namun apa boleh buat, Ia hanya ingin hidup tenang dan damai disisa-sisa hidup yang menurutnya sudah tak lama lagi. Namun justru menjadikannya sebagai manusia kekal yang terjerat rasa kesakitan tak biasa.

"Kau memang tidak berguna, jadi duduk manislah di dalam rumah dan jangan lakukan apapun." Angin yang semula tenang, kini cukup kencang bersamaan dengan masuknya sosok pria jangkung dari arah barat.

Pria berbaju merah dengan rambut panjang yang digerai, berjalan mendekat ke arah Li Lianhua.
Saat sudah berada tepat di depan pemuda manis, tangan yang dihiasi otot-otot samar mulai terangkat, jemari besar mendarat di setiap helaian rambut Li Lianhua, dengan menelusuri rambut halus milik Li Lianhua.

Sedangkan yang diperlakukan bak seorang putri, hanya diam sembari menutup mata tuk merasakan pijatan lembut di kepalanya dan juga aliran energi Qi yang diberikan oleh pria dewasa ini.

Napas mulai terdengar hembusannya dari kedua bilah bibir Li Lianhua. "Apa hakmu mengaturku?" Ketus, jawabannya teramat dingin dan terkesan tak suka.

Sedangkan pria berbaju merah itu melepaskan tangannya, kemudian berbalik menatap arah luar. "Masih saja kau bertanya tentang hakku? Sudah jelas, bahwa aku yang telah menyelamatkamu sehingga kau berhutang nyawa padaku, dan sudah pasti bahwa kau harus mengikuti seluruh perintahku, untuk menebus kebaikanku," ucapnya panjang. Mata tajam tak lepas dari arah luar yang menampilkan keindahan alam, untuk masalah ini, Ia memang tak bisa meremehkan selera si manis itu.

[4 : ✔️] 𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐚𝐭𝐚𝐢 - 紫蓮花 - 〚 BL 〛 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang