🎀Happy Reading🎀
•
•
•
•
•
•
•
•
Sarada bangun, setelah alarm yang ia pasang di handphone nya berbunyi nyaring, memekikkan telinga. Gadis itu mengucek matanya perlahan, menyesuaikan sinar yang masuk ke indra penglihatanya.
Sarada dengan malas mematikan alarm tersebut. "Udah tiga hari yah?" Sarada berucap lirih. Iris onyx nya tertuju pada jas yang tergantung di belakang pintu kamarnya.
Jas milik pria yang telah menolongnya, dan sialnya Sarada tak tahu apapun tentang pria itu, selain mata birunya yang begitu memesona. Mata pria itu sungguh menakjubkan, Sarada akui itu.
Dengan sedikit rasa malas, Sarada memutuskan untuk bangkit dari kasurnya. Ia kemudian berjalan menuju meja riasnya. Sarada memandangi pantulan dirinya di cermin, gadis itu perlahan menyentuh lebam di area wajahnya yang mulai terlihat membaik.
"Sehabis mandi, aku kompres lagi deh." katanya. Setelahnya gadis itupun berlalu menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.
Lima belas menit berlalu, Sarada telah selesai membersihkan diri. Gadis itu kemudian mengenakan pakain tshirt crop berwarna hitam yang ia padukan dengan celana denim panjang.
Setelah selesai dengan pakaianya, Sarada menuju meja riasnya. Ia memakai skincare nya secara bertahap, dan untuk pelengkap gadis itu menggunakan lip balm agar bibirnya tak kering.
Usai menggunakan semua rangkaian perawatan wajahnya ia baru mengingat belum mengkompres lebam di pipinya. "Astaga, bisa-bisanya aku ngelupain itu." Sarada menghembusan nafas kasar. "Lain kali aja deh." lanjutnya kemudian.
Sarada berjalan mendekat ke arah meja di samping kasurnya. Mengambil handphone nya, memeriksa beberapa pesan yang masuk ke benda pipih itu.
Kak Naomi
Sarada, kamu udah sembuh sayang? Kakak memesankan bubur untukmu sarapan. Di makan yah.
Sarada membaca pesan itu dengan senyuman kecil di wajah cantiknya. Ia jadi teriangat bagaimana raut khawatir yang tercetak jelas di wajah Naomi, saat menghampirinya ke apartemen miliknya, ketika ia menceritakan kejadian yang ia alami.
Mendengar hal itu Naomi marah, bahkan ia sekarang malarang keras Sarada untuk mengambil shift malam.
Ketukan serta panggilan dari depan pintu membuat Sarada buru buru menghampiri. Mungkin itu pengantar makanan yang di kirimkan oleh Naomi untuknya, dan apa yang ada di pikiranya benar.
Sarada menerima kantong dari si pengantar itu. Ia tersenyum tipis, dan mengucapkan terimakasih sebelum masuk kembali ke apartemenya.
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [BoruSara]
FanfictionRate 18+ [Tidak cocok untuk di bawah umur] ~On going Sarada, si gadis dengan wajah cantik nan rupawan. Tapi sayang, hidupnya tak seindah pahatan wajahnya. Hidup serba seadanya membuatnya sedikit tak puas. Ia ingin merasakan hidup tanpa memikirkan ba...