Happy Reading
••
•
•
•
•
•
•
"Udah?" Boruto memandang istrinya dengan datar. Iris safirnya menatap Sumire yang tengah membenahi pakainya. Sesekali wanita itu membenarkan riasan di wajah ayunya.
"Dikit lagi, sayang." kata Sumire, ia memandangi pantulanya di cermin dan mengamati wajahnya, takut apabila riasanya tidak rapi.
"Cepatlah, kita akan terlambat nanti." Boruto berujar jengah, pasalnya sedari sejam yang lalu ia menunggu Sumire, dan wanita itu sampai saat ini belum kunjung selesai. Wanita memang selalu lambat dalam urusan siap-siap. Dan Boruto benci itu, ia tidak suka di buat menunggu.
Setelah beberapa saat Sumire akhirnya berjalan mendekat ke arah Boruto, wanita itu mengaitkan lenganya pada lengan kokoh sang suami.
"Ayo berangkat," kata Sumire dengan semangat. senyum indah terpatri di wajah cantiknya.
Keduanya berjalan beriringan. Diam-diam Boruto menyinggung senyum sinis di wajahnya. Ia lelah sebenarnya, tapi jika tidak seperti ini maka semuanya akan kacau.
"Sampai kapan kamu mau berpura-pura seperti ini hm, Sumire?" Boruto bertanya, suaranya terdengar rendah namun terdapat peringatan di nada suara pria itu.
Sumire tertegun sejenak, tak tahu harus menanggapi seperti apa kalimat yang Boruto lontarkan kepadanya. Ia merasa bersalah pada Boruto karena harus menyeret pria itu masuk ke dalam dosa yang ia perbuat di masa lalu.
Dosa yang seharusnya tak pernah ia lakukan. Tapi apa boleh buat ia tak dapat mengulang waktu.
"Boruto, maaf dan makasih. Tapi aku ga ada pilihan lain," Sumire menghela nafas panjang di akhir kalimatnya. bibirnya membentuk senyum pahit.
"Tidak bisakah kita lupain itu sayang? Dan fokus aja ke masa depan kita,"
Boruto menghentikan langkahnya, begitupula dengan Sumire. Mereka kini berada di garasi mobil. Boruto tak menjawab perkataan Sumire, pria itu lebih memilih membukakan pintu untuk istrinya masuk, kemudian di susul olehnya. Tak ingin lagi memperpanjang masalah itu.
Tak ingin membuang waktu kini Boruto melajukan mobilnya, meninggalkan pekarangan rumah mereka. Ia tak menggunakan supir kali ini. Nyatanya menyetir sendiri, tidak buruk juga untuk saat ini.
Mobil melaju dengan kecepatan normal, Boruto sibuk menyetir, sedangkan Sumire lebih memilih melihat jalanan yang di penuhi dengan kendaraan yang berlalu-lalang. Tak ada yang membuka percakapan di antara mereka, hal itu membuat suasana di dalam mobil terasa membosankan.
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [BoruSara]
FanficRate 18+ [Tidak cocok untuk di bawah umur] ~On going Sarada, si gadis dengan wajah cantik nan rupawan. Tapi sayang, hidupnya tak seindah pahatan wajahnya. Hidup serba seadanya membuatnya sedikit tak puas. Ia ingin merasakan hidup tanpa memikirkan ba...