Hai, jangan lupa vote, follow dan komentarnya!
***
"Kamu serius, Ja?" tanya gadis di seberang telepon itu.
"Dua rius malah. Gak nyangka aku juga dia bisa sebaik itu,"
"Dia suka sama kamu kali, makanya cari perhatian terus. Tapi capernya unik, bisa baik bisa nyebelin,"
Aku menghela napas berat. "Ah, kamu ini sama aja kayak Kak Nadia. Lagian mana mungkin aku suka sama si Harun. Tiap liat mukanya aja euuhh, kadang-kadang suka kesel sendiri."
"Senja, hati-hati sama ucapanmu. Allah Maha membolak-balikkan hati manusia kalau kamu lupa,"
"Heuuhh ... iya Wiwi yang syantik. Aku gak akan lupa dengan hal itu. Tapi ya jangan Harun juga orangnya,"
"Terserah kam -- "
"Eh, bentar." Aku memotong ucapan Tiwi saat mendengar denting notifikasi masuk di ponselku. Bukan ada pesan dari whatsapp, melainkan ada notifikasi dari instagram.
harun.arrasyid_28 mulai mengikuti Anda
"Huhuuyy di follback juga akhirnya!" Tanpa sadar aku berteriak girang.
"Di follback siapa?"
Ya ampun, aku lupa jika telepon masih tersambung dengan Tiwi. Karena mumet dengan tugas membuat RPP, aku memilih untuk menghibur diri dengan menelepon Tiwi. Untung saja gadis itu sedang senggang.
"Harun," jawabku santai.
"Kok kamu kayak seneng gitu, Ja? Bukannya siswa yang kamu tandain itu si ... eh siapa namanya ya?" ujar Tiwi.
"Seneng?" Aku merutuki perbuatanku sendiri. Kenapa juga aku harus girang saat Harun mengikuti balik akun instagramku. Padahal waktu Ajun yang mem-follback, aku hanya tersenyum saja, tidak sampai teriak-teriak gitu. "Biasa aja ah, siapa juga yang seneng?"
Tiwi terdengar berdecak di seberang sana. "Senja, Senja, nada bicaramu itu gak bisa dibohongi."
"Udahlah, stop bahas tentang Harun. Aku besok ada jadwal di kelasnya. Males banget tau!" kataku dengan nada ketus.
"Hihihi, awas aja ya kalau nanti udah perpisahan, kamu bakal rindu setengah mati sama tuh bocah," goda Tiwi.
"Tiwi nyebelin!! Kamu jangan gitu dong ahh!"
***
"Baik, untuk pembelajaran hari ini dicukupkan sekian. Jangan lupa nanti dipersiapkan buat yang mau ikut lomba 17 Agustus." Aku mengakhiri pembelajaran di kelas XI-IPS-1.
"Siap, laksanakan!" Alif mengangkat jempol. "Laptopnya biar aku bawain ya, Kak."
"Oh, iya boleh. Dibantu satu orang lagi ya buat bawa infokus,"
"Nan, ayo bantuin aku!" Alif mengajak Kenan untuk membantunya. Cowok yang duduk disamping Alif mengangguk pelan. Keduanya langsung bergerak membawakan laptop juga infokus yang aku gunakan.
Aku berjalan meninggalkan kelas setelah mengucap salam pada penghuni kelas tersebut. Begitu melewati lorong, aku kembali melihat dia dengan senyum jahilnya. Entah sejak kapan juga dia berdiri di ambang pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu (END)
Fiksi Remaja⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." - Harun Arrasyid - "Jika aku buk...