02

1 0 0
                                    

F

.

Beberapa hari lalu Kania bercerita bahwa pacarnya sudah gila, gila dalam artian menyebalkan yang keterlaluan. Katanya, Sam bilang bahwa Kania akan mati tertabrak mobil putih di sebuah pertigaan karena dia lalai saat menyebrang jalan, katanya juga Kania akan memakai earphone saat dia mati.

Dan saat Kania tanya Sam tahu darimana, Sam menjawab bahwa dia tahu dari temannya yang katanya bisa memimpikan kematian seseorang dan itu akan menjadi kejadian nyata. Teman yang dimaksud adalah Romeo, orang yang jelas tidak akan Kania percaya. Ya, mereka sama-sama kekanak-kanakan dan tukang usil.

Siapa yang tidak marah diberi lelucon mengerikan seperti itu? Oleh pacar, yang Kania sendiri masih meyakinkan dirinya bahwa dia menyukai lelaki itu.

Rahasianya : Kania sebenarnya tidak menyukai Sam, tapi karena Sam mengajaknya berpacaran di depan semua anak-anak sekolah, dia akhirnya menerima Sam. Dia bilang, setidaknya aku beruntung memiliki pacar tampan yang populer dan kaya raya meskipun terlalu banyak kelakuan Sam yang malah membuatnya ilfil.

Perempuan cantik memang bebas.

Samuel Gardy adalah salah satu murid populer disekolah, sepopuler dari kelas 1 sampai kelas 3 tahu dia. Jadi intinya bisa dibilang, Siapa sih yang tidak mau sama Samuel Gardy?

Dan hari ini entah ada kebetulan apa, sekarang pada jam pulang sekolah setelah baru saja bel berbunyi dan semua murid berhamburan keluar kelas, temannya Sam, Romeo, malah ada di sampingku. Dia tertidur dengan wajah tersembunyi di antara tangannya yang terlipat di meja. Ia dihukum, dipindahkan ke kelasku pada jam pelajaran terakhir. Ngomong-ngomong teman semejaku, Arina, absen hari ini, makanya Romeo disuruh duduk di sampingku.

Kania baru saja kemari untuk mengajakku pulang bersama, tapi aku harus menyalin PR terlebih dahulu karena harus dikumpulkan hari ini. lalu Sam datang mengajaknya pergi sebentar membeli makanan, katanya sambil menungguku selesai. Pasangan populer itu membiarkanku disini berdua bersama orang yang tidurnya sudah seperti orang yang tidak sadarkan diri  ini, iya Romeo. Bukannya dalam cerita yang beredar, Juliet lah yang seharusnya begini? Berarti sudah di pastikan bahwa Romeo di sampingku bukanlah Romeo si pangeran.

Ah, sepertinya alasan Kania untuk tetap menemani ku menyelesaikan PR hanya omong kosong. Alasan sebenarnya adalah dia ingin berpacaran dulu dengan Sam sebelum pulang.

Setelah selesai, aku segera membereskan alat tulis ke dalam tas. Aku jadi tidak nyaman dalam situasi ini.

Aku melirik Romeo yang tiba-tiba bergerak, merubah posisi kepalanya menjadi memperlihatkan wajahnya ke arahku. Banyak peluh membasahi rambutnya dan keningnya yang berkerut tak nyaman. Apa dia kepanasan di ruangan ini? Padahal aku biasa saja.

Ngomong-ngomong kukira dia akan bangun dari tidurnya. Pantas saja dia dihukum, dia pasti tidur di sepanjang jam pelajaran seperti ini.

Lalu tiba-tiba Romeo membuka matanya dengan terkesiap, membuatku terkejut dan menghadap ke arahnya berada, memastikan apa yang terjadi.

"Eve, awas!" Ucapnya setengah berteriak dengan eskpresi khawatir yang tiba-tiba muncul, dan aku masih menatapnya tak mengerti.

Lalu dalam sekejap dia meraih tubuhku dengan satu tangannya dan memegang belakang kepalaku dengan tangan lainnya, dia mendorong tubuhnya padaku, membuat kami beserta kursi yang ku duduki jatuh ke lantai. 

Sekarang dia ada di atasku, wajahnya menghilang disamping telingaku.

Tubuhku membeku, otakku masih memproses apa yang terjadi, lalu aku merasakan kaki ku sakit terhimpit di antara kursi dan kakinya.

Romeo & Eve : NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang