♡
♡
♡
"Kenapa ngikutin gw mulu? " Tak biasanya Sho memakai bahasa lu-gw seperti sebelum kita pacaran. Aku hanya diam dan menatap Sho kecewa.
Sho berjalan melewatiku dan masuk ke kelas yang kosong, tanpa pikir lagi aku mengikutinya. Sho hanya berdiri didepan jendela yang terbuka.
"Sho... "
Tidak ada respon darinya, aku beranikan diri untuk berdiri disampingnya. Sesaat aku menengok ke wajahnya melihat ekspresi apa yang ditampilkan?
"Persetan dengan semuanya! " Aku tersentak saat mendengar Sho berbicara dengan nada yang tinggi dengan pandangan lurus keluar jendela. Segera ku genggam jari tangannya.
"Hey! Jelaskan padaku semua Sho! " Sho hanya tertawa remeh dan melepaskan genggaman tangannya dariku.
"Gw kan bilang kalau lu jauhin Kiki atau Kiki yang harus gw jauhin dari lu!? " Sho membentakku sekaligus mempersempit jarak diantara kita, namun aku tak siap justru memundurkan diriku perlahan.
"Jujur ke gw, Amu dan Upi aslinya tahu kalau lu selingkuh dari gw sejak lama, cuma akhirnya dia baru buka suara sekarang? Jawab! " Sho semakin memperpendek jarak diantara kita, tanpa sadar aku terpojokkan oleh dinding.
Aku hanya menunduk ketakutan dan mulai bergetar menahan tangis.
"Tapi aku sudah berulang kali minta putus padamu! Tapi kau menolaknya, jadi aku bersama Kiki. "
Sho seperti dipuncaknya dengan kepalan tangan yang sudah mengeras. Tatapannya masih tertuju mataku, tidak meleset kearah lain.
"Aku tidak mau putus selamanya, jadi artinya kita masih pacaran setuju atau tidak. " Sho menahan pergerakanku yang ingin kabur dari kelas di sudut dinding. Aku hanya menangis dan mendorongnya sebisaku.
Aku terus meronta-ronta agar dibebaskan tapi dia justru menyentuh pipiku dengan jarinya sengaja jatuh di bibirku.
"Kiki lebih brengsek dari gw, buktinya luka ujung bibir lu belum hilang juga? Padahal kalau gw yang lakuin gak akan sampai berdarah. " Sho terus berbicara dan menekan luka bibirku dengan dalam yang membuatku merintih kesakitan.
Wajah Sho mulai mendekat kearahku dan menunduk kebawah, napasnya mulai terasa dileherku yang membuatku geli juga menahan sakit luka bibirku karena masih ditekan olehnya.
Sho kembali memperlihatkan wajahnya dihadapanku dengan tampang flatnya ia melepas ibu jarinya yang telah menekan lukaku dan menjilatinya bekas sisa darah dari bibirku.
"Manis... tapi coba ku rasakan yang disitu juga. " Sho menunjuk leherku yang membuatku menutupi leherku dengan wajahku- menunduk.
Suara langkahan kaki terdengar seperti mereka, ingin ku teriak namun Sho segera menutup mulutku dengan tangannya dan berjongkok bersembunyi di belakang yang tertupi kumpulan meja.
Setelah dirasa hening, Sho tanpa bersalah mulai bersender disampingku dan aku hanya menghela napas kasar dan berdecak kesal.
"Lu gak akan bisa lepas dari gw. "
Aku hanya tersenyum miris, memang benar yang dikatakan Sho. Tapi kalimatnya membuatku sangat kesal.
Luka bibirku mulai mengalirkan tetesan darah lagi, tapi aku tak peduli hanya menutup mataku dengan kedua tanganku. Tentunya menangis.
"Lu kalau benci orang lihat-lihat dulu, jangan temen gw juga yang lu benci. Jadinya begini kan? Sebenci itukah lu sama Kiki atau sengaja supaya pertemanan gw hancur? " Sho mengusap lukaku yang mulai bercucuran tetesan darah dengan jarinya perlahan.
Aku hanya terkekeh dan meraih jari Sho dan menaruh di pipiku sambil tersenyum manis pada Sho yang kebingungan.
"Makasih Shoto-ku~ lupakan Kiki, untuk sekarang aku lagi benci Toro. Shoto-ku tahu maksudnya kan? "
~♡~
End-
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟏𝟎 𝐑𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧𝐬 𝐈 𝐇𝐚𝐭𝐞 𝐔 ☆ 𝐒𝐡𝐨! -𝐖𝐄𝐄
Fanfiction░░░░░░░░░░░░░░░░░░░ "𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 10 𝒂𝒍𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒏𝒄𝒊𝒎𝒖 𝑺𝒉𝒐. " 📎 8-01-24 🏅25 in #webtoon (04-04-24) 🏅35 in #sho (14-09-24) ░░░░░░░░★☆★░░░░░░░░ ©misoraAii