Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡ ♡ ♡
Aku sangat senang karena aku menerima hadiah kotak musik yang berukiran saaaangat indah dan juga ada note yang tertera. Aku melepasnya dan membacanya.
•
"Dari Kiki, katanya cewe itu sukanya sama hal yang romantis. Tapi kalau kamu gak suka gapapa, nanti biar mulut Kiki kubuat berbunyi seperti kotak musik selamanya. Tapi tidak perlu, kau pasti suka kujamin itu. "
-Shoto ayam♡
•
Aku hanya tertawa berbaring dikasurku karena membayangkan jika hal itu terjadi akan sangat konyol. Namun awalnya yang tertawa menjadi tersenyum miris karena baru hadiah inilah yang membuatku terkesan selama aku diberi hadiah.
Belum saja dinyalakan sudah terdengar bel rumah yang ditekan berkali-kali. ugh
Aku membuka pintu dan melihat Toro yang diam tanpa bicara digerbang. Aku sengaja melambaikan tanganku kearah wajahnya tapi dia hanya memperlihatkan bungkusan besar dihadapanku.
"mau mengobrol sebentar? " Setelah kupersilahkan untuk duduk santai di ruang tamu yang kebetulan orangtuaku tidak ada karena mereka sibuk. Walaupun sekarang hari libur di siang hari. Toro hanya menghela napas dan menggenggam cangkir yang kuberi dengan erat.
"Aku boleh jujur? " Toro menampilkan wajah kagetnya dan menaruh cangkir diatas meja dengan cepat. Aku semakin bingung dengan Toro.
"Sudah seharusnya kan? "
Eh, okelah Toro tak masalah dengan itu kurasa. Aku membuang situasi tegang ini dan kembali berbicara.
"Ada apa denganmu Toro? Kau seperti marah padaku akhir-akhir ini. Aku berbuat salah apa padamu? " Aku mengamati ekspresi Toro yang seakan-akan menahan tawa, ternyata dia memang marah padaku. Toro menunjuk bungkusan besar yang ia taruh di sofa dan segera berdiri.
Aku semakin bingung, apa maksudnya.
"Kau tidak peka atau sengaja tidak tahu? omong-omong itu dari Sho, katanya maaf telat ngasih kadonya. " Aku berjalan berusaha sejajar dengan Toro, namun dia hanya menunduk dan akhirnya keluar dari rumahku.
Berdiri dibalik pagar pembatas Toro yang sedang menaiki motornyaa, aku hanya menunggu suara motor Toro menjauh dari rumahku dan setelahnya aku menepuk dahiku frustasi.
Sialan kau Toro
[8]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.