2. Kemunculan

21 2 0
                                    

Disclaimer :

The story is 100% fictional and has nothing to do with real life. All names, characters, professions, places, events, etc., are purely the author's imagination and have no connection to real life. Jadi, bijaklah dalam membaca cerita ini dan jangan membawanya ke kehidupan nyata yang bisa merugikan orang lain.

******

Perjalanan dimulai di sebuah desa yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, dikelilingi oleh perbukitan hijau dan sawah yang bermandikan cahaya matahari pagi. Udara segar dan suasana damai seolah-olah membuat waktu berjalan lebih lambat di sini. Desa ini menyimpan rahasia keindahan alam dan kearifan lokal, di mana tradisi dan kebersamaan menjadi fondasi kehidupan sehari-hari.

Di pusat desa, terdapat sebuah butik unik yang memberikan sentuhan modern pada keaslian tradisional, diberi nama "Bunga Kasih". Yang menarik dari butik ini bukan hanya koleksi pakaian dan aksesori eksklusif, tetapi juga ruang hidup yang menakjubkan bagi pemiliknya.

Pemilik butik, Rania, seorang desainer berbakat yang mencintai desa halaman mereka, telah menciptakan butik yang bukan hanya tempat berbelanja tetapi juga rumah yang indah dan nyaman. Di lantai atas butik, terdapat ruang tamu dengan furnitur kayu yang hangat, jendela-jendela besar yang memandang ke persawahan hijau, dan perpustakaan kecil yang dipenuhi dengan buku-buku klasik dan seni lokal.

Setiap kamar tidur di lantai atas butik dihiasi dengan sentuhan seni dan kerajinan lokal. Pengunjung memiliki kesempatan untuk tinggal di sini, meresapi kehidupan desa, dan menyatu dengan keindahan alam sekitarnya. Pada malam hari, suara riak air sungai terdekat dan langit penuh bintang menjadi teman tidur yang alami.

Selain menjadi tempat tinggal sementara, Bunga Kasih juga menyediakan ruang santai di halaman belakang butik. Di sini, pengunjung dapat menikmati minuman hangat, berbincang dengan sesama pengunjung, atau sekadar bersantai di bawah pohon-pohon rindang. Suasana santai dan ramah membuat setiap pengunjung merasa seperti menjadi bagian dari komunitas desa.

Dengan menyatukan keelokan alam, desain yang kreatif, dan kehangatan kehidupan desa, Bunga Kasih menjadi tempat yang mengundang dan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi setiap pengunjung yang memasuki pusat pesona desa ini.

Sebagaimana pemuda tampan yang sedang tertidur pulas di lantai atas butik, tiba-tiba ia menggeliat tak nyaman ketika pekikan suara memanggil namanya.

"Arjun, kamu di atas sana? Bangunlah nak, Ibun sudah menyiapkan sarapan untukmu."

Tanpa menunda, pemuda itu segera mencuci wajahnya dan bergegas menuruni anak tangga.

"Hari ini apa menu spesialnya?" kata Arjun riang.

"Hai, sayang! Ibun membuat pasta favoritmu. Kemarilah, duduk disini." ucap sang Ibu sambil menyiapkan lauk pauk di meja makan.

Arjun tersenyum canggung, "Ibun, aku minta maaf. Semalam Arjun gak pulang ke rumah." ucapnya tulus.

Dari Ibun yang semula hendak menyuapkan sesendok nasi ke mulut jadi terhenti oleh ucapan lawan bicaranya.

Dia tersenyum tipis, "Ibun tahu makanya kita ada disini sekarang. Arjun, dengar nak...kamu sudah besar, Ibun tahu kamu pasti ingin punya ruang sendiri. Tapi ingat nak, Arjun tetap anak Ibun. Jadi, jika kamu ada masalah, Ibun harap kamu mau berbagi. Okay, nak?" katanya dengan mengusap tangan Arjun.

Jangan salahkan Arjun jika dia ingin menangis sekarang karena ketika bersama Ibu semua kekhawatiran anak akan hilang sirna. Seperti sekarang, Arjun tengah menahan air mata untuk keluar dari pelupuknya.

"Terima kasih Ibun karena mau percaya. Arjun berharap bisa selalu jaga kepercayaan itu." kata anak itu dengan balas menggenggam tangan ibunya.

Sesaat suasana berubah menjadi hangat dengan suara dentingan sendok yang beradu tiba-tiba suara tayangan televisi mengalihkan perhatian mereka berdua.

Sebelas MaretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang