2

60 11 2
                                    

"Lo belum fit, ngga usah dipaksain. Eh? Ray? Lo hari pertama?" -tanya Haidar bingung melihat bercak merah di sprei.

"H-hah?" -Ray bingung, ia melihat kemana arah mata Haidar.

Deg.

"K-ka, maaf." -kata Ray hampir menangis, ia malu.

"Ngga papa, sebentar ya gue tanya Ibu dulu." -kata Haidar meninggalkan Ray sendirian dikamarnya.

Haidar menuju ruang keluarga dan mendekati Jingga.

"Bu, ada pembalut ngga? Ray lagi dapet." -bisik Haidar, Jingga mengangguk dan berjalan ke kamarnya. Haidar menunggu diluar.

Jingga keluar dengan membawa baju baru yang tak pernah ia pakai. Haidar langsung berjalan menuju kamar Ray.

"Ka, maaf. Bikin repot." -kata Ray, Haidar menggeleng.

"Ngga ada yang repot Ray, lo kuat ke kamar mandi ngga?" -tanya Haidar, Ray menggeleng pelan.

"Lo bersih-bersih, ini semua barang baru punya ibu. Gue tungguin dikasur." -kata Haidar sambil menuntun Ray ke kamar mandi.

Ia membereskan sprei yang terkena noda, untung hanya sedikit. Bahkan Haidar sudah mengganti sprei baru.

"Ka? Kaka masih disitu kan?" -tanya Ray dari dalam kamar mandi.

"Masih Ray, lo udah selesai?" -tanya Haidar dari balik pintu. "Udah." -jawabnya.

Haidar membuka pintu kamar mandi, dan menuntun Ray untuk duduk di kasur. Ray bingung.

"Tadi gue nungguin lo sekalian ganti sprei, nodanya dikit doang kok." -kata Haidar canggung.

"Ka, sprei nya dimana? Biar aku yang cuci." -tanya Ray, Haidar menahannya.

"Lo belum fit Ray." -kata Haidar.

"Tapi itu harus aku cuci ka." -kata Ray meninggikan nada bicaranya tanpa sadar, sepertinya karena ia sedang kedatangan tamu bulanan.

"Maaf." -kata Ray tersadar. Haidar tersenyum "Ngga papa, ayo gue anterin kebawah." Haidar hampir menggendong Ray tapi Ray menolak.

"Mau coba jalan kak." -kata Ray, Haidar hanya berjalan dibelakangnya menjaga Ray.

Ray berhasil berjalan dan menuruni tangga, tapi tentunya dengan pelan. Rumah sedang sepi, ia rasa semua orang sedang istirahat di kamarnya.

Haidar mengantar Ray ke ruang laundry yang menyambung dengan taman belakang.

"Lo disini, gue nungguin di taman ya sambil ngurus kerjaan." -kata Haidar, Ray mengangguk.

Ruang laundry dirumah ini termasuk modern, Ray hanya membersihkan nodanya lalu memasukannya ke dalam mesin cuci.

Sembari menunggu mesin cuci, ia berjalan dan duduk disamping Haidar. Haidar yang menyadari Ray melihat kesibukannya pun bertanya.

"Kenapa? Mau pindah ke dalem aja?" -tanya Haidar, Ray menggeleng.

Haidar lanjut bekerja, Ray tak begitu paham dengan pekerjaan Haidar tapi ia bisa melihat Haidar sepertinya pening.

"Bukannya kaka producer? Kok ngurusin perusahaan?" -tanya Ray penasaran

"Ini punya Yodha, kasian dia kewalahan disana ngurus Karina yang kondisinya menurun dan ngurus perusahaan yang keuangannya ikut menurun." -jelas Haidar, Ray mengangguk.

"Ray, nanti malem ikut ya?" -ajak Haidar, Ray bingung.

"Gue, Ibu sama Aya mau nganter Asha ke bandara, dia bakal bantuin Yodha disana." -jelas Haidar.

With u, Ray [eneriens]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang