"Loh koq lu yang turun? Nina mana? Wah. Elektro bisa gak dapet piala klo lu yang turun" Teriak seorang cewek dibelakang Restu.
"Berisik." Ujar cowok tersebut sambil mencari sosok sahabatnya dari SMA, Alex. Cewek tadi menengok kepadanya.
"Masalah buat lu? Eh. Kak Restu. Maaf ya klo suara adek ganggu kakak" Ucap cewek dibelakang Restu tadi dengan menampilkan wajah genitnya.
"Adek? Menjijikkan." Restu berjalan menghiraukan cewek tadi dan menemui Alex.
"Lex." Restu menepuk bahunya sehingga si empunya melihat ke dirinya. "Nina gak tampil. Kayaknya lu gak bisa bales dendam."
Alex menatap sahabatnya seolah tak percaya. "Tau darimana?"
"Gak sengaja denger."
"Oh. Kenapa?" Ucap Alex yang mulai terlihat lemas.
"Entahlah. Gua gak dengerin lagi. Gak sah lemes bro. Katanya mau ngalahin The Signal. Bukan ngalahin Nina." Restu menepuk punggung Alex. Menyemangatinya. "Inget niat"
Merekapun berjalan ke tempat pendaftaran ulang. Sambil menunggu Alex, Restu mengedarkan pandangannya. Tidak sengaja melihat sesosok cewek yang sempet diragukan oleh cewek berisik tadi. Sekarang sudah ada seorang lagi dilingkaran mereka. Cowok teknik sipil yang ditaksir banyak cewek, Dirga. Tangan Restu langsung terkepal melihat tangan Dirga mengusap kepala cewek itu.
"Tiara? Apa yang Dirga lakuin ke Tiara?" Alex yang melihat sahabatnya menatap Tiara jadi ikutan melihat cewek itu.
"Shit. Tuh cewek nambah manis gitu. Gak salah klo da yang bilang klo cinta bisa membuat kekeceaan orang bertambah. Klo lu bosen ma cewek lu, lempar ke gua aja y." Ujar Alex sambil merangkul Restu. Yang langsung dibalas dengan tatapan membunuh dari Restu.
"Akan gua pikirkan." Ucap Restu sambil melangkah menuju rombongan jurusannya.
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
[Tiara POV]
"Loh koq lu yang turun? Nina mana? Wah. Elektro bisa gak dapet piala klo lu yang turun" Teriak Salsa dengan wajah syok. Kampret. Gak sah pake teriak kali.
"Berisik." Ujar cowok dibelakang Salsa sambil mencari seseorang.
"Mampus." Gumamku kecil. Aku naikkan ujung bibirku melihat wajah Salsa tertekuk. Ia menengok kepada cowok dibelakangnya.
"Masalah buat lu? Eh. Kak Restu. Maaf ya klo suara adek ganggu kakak" Ucap cewek disebelah Restu tadi dengan menampilkan wajah genitnya.
Adek? Iyuh. Eh. Restu? Dia ngapain disini? Langsung aku tepok jidatku. Ya wajarlah. Dia kan kuliah di fakultas yang sama denganku. Aku melihat Restu berjalan menjauh dari kami. Tidak menanggapi ucapan Salsa. Salsa yang merasa dicuekin tadi kembali melihatku.
"Katanya lu pacaran ma Restu? Koq dia cuek banget ma lu? Jangan2 lu ngaku2 aja pacaran ma tuh cowok. Ih. G tau malu. Liat dulu lu tuh siapa." Cecar Salsa. Siapa juga yang mau jadi pacar alien itu. Ih. Gak banget. Belum aku menjawab, terdengar suara cowok yang beberapa bulan ini mendekatiku.
"Wah. Beneran ya yang gantiin Nina itu lu? Akhirnya bisa denger suara lu lagi."
Lagi? Kapan dia denger gua nyanyi? Akupun mengerutkan keningku dan menyipitkan mataku. Seolah tau apa maksud ekspresiku, Dirga melanjutkan ucapannya.
"PIM. Nyanyi lagu Happynya 2ne1. Inget? Gua disitu gak sengaja liat. Lu manis banget hari ini." Dirga menyentuh kepalaku yang sontak membuat mukaku merah.
"Oh iya. The Signal tampil setelah Xoxo Band. Urutan ke 3. Gua duluan ya. Jadi MC nih. Good luck." Ucapnya lagi sambil berlalu. Aku menutup rambutku dengan topiku. Thanks topi Arale. Mukaku yang merah tidak terlihat orang2 sekarang.
"Seneng banget kayaknya. Baru diajak ngobrol doang padahal. Kasihan banget." Ketus Salsa. Lupa aku masih ada nih cewek.
"Gua siap2 dulu. Bisa2 lupa lirik klo lama2 deket ma lu." Kataku sambil menuju Setyo yang dari tadi melambaikan tangan memberitahu lokasi mereka dan berjalan meninggalkan nenek sihir itu.
-_-_-_-_-_-_-_-_
"Untung aja kita gak jadi nanyi firework kak. Setelah nanya ke band lain, mereka rata2 nyanyi lagu itu." Ujar Setyo memberi info kepadaku.
"Sudah gak sabar ya liat Xoxo Band? Ok. Peserta selanjutnya dari teknik pertambangan. Xoxo Band." Ucap Dirga diiringi teriakan histeris cewek2.
"Koq jadi buas banget cewek2 disini sih?" Bisikku ke Setyo.
"Wajar kak. Tuh band isinya cowok cakep plus kaya. Tapi sayangnya playboy semua. Kakak hati2 aja deh ma mereka. Aku denger kakak dideketin salah satu dari mereka. Jangan tergoda ya kak. Kakak kan primadona kami." Ucap Dewa. Padahal aku nanya setyo. Kenapa bocah ini yang jawab.
Aku melihat Restu menatap tajam kepadaku sambil menabuh drumnya mengiringi lagu Radioactive milik Imagine Dragons. Aku langsung melihat ke kiri kanan dan belakangku. Berharap bukan aku yang ia lihat. Tapi mata itu tetap tajam kepadaku. Salah apa aku sampai dilihat seperti itu? Ah. Paling trik dia aja untuk jatuhin mental aku.
"Welcome to the new age, to the new age." Nyanyi Luthfi sang vokalis Xoxo Band. Dia temanku waktu SMP. Cuma teman. Tak sengaja mataku melihat ke Dirga. Dia menatapku dengan mata sendunya. Ada apa denganku hari ni? Kenapa banyak yang melihatku? Aish. Baru dua orang aja udah ngerasa semua orang melihat. Tapi tetap membuat aku bertanya pada Setyo.
"Dek. Ada yang salah ya ma pakaian kakak atau yang lainnya? Kakak merasa orang2 ngeliat kakak."
"Gak da masalah koq kak. Mungkin karena kakak jadi nambah imut karena pakaian kakak itu."
"Perlukah kakak ganti baju? Gak nyaman jadinya diliatin gitu."
"Yuk kita siap2. Setelah mereka kan kita." Kata Akbar mengingatkan kami. Setyo melihatku sambil mengerutkan dahinya tanda dia lagi berfikir
"Kayaknya gak sempet deh kak. Pede aja kak. Cuek. Biar pas ma lagu." Ucapnya sambil tersenyum menenangkan.
"Okelah. Bismillah. Semoga gak gugup." Ujarku sambil mengikuti anggota bandku ke pinggir panggung.
"Kakak bisa gugup juga? Mau liat deh. Aduh. Kalian nih. Bisa lupa kunci gara2 dijitak mulu" Kata Dewa sambil mengelus kepalanya. Kami pun tertawa melihat penderitaan Dewa.
"Hei kalian. Nti liat ke kamera ya. Buat dokumentasi himpunan." Teriak Okto si ketua departemen informasi dan komunikasi di himpunan kami.
"Siap komandan." Ucap kami serempak. Suara tepuk tangan dan teriakan wanita kembali terdengar. Xoxo Band telah selesai tampil. Kami bersiap sambil berdoa semoga diberi kelancaran.
"Tiara, setelah tampil lu temuin gua di ruang bioskop." Terdengar suara disampingku. Aku langsung melihat siapa pelaku yang hampir menjatuhkan jantungku karena kaget. Restu menatapku tajam. Belum aku menjawab, tiba2 aku ditarik ke atas panggung oleh Dewa. Band kami telah dipanggil dari tadi dan cuma aku yang masih belum naik.
"Tiara, setelah tampil lu temuin gua di ruang bioskop. Apa2an ucapan dia. Temuin? Siapa emangnya lu nyuruh2 gua? Kampret" ucapku dalam hati sambil menatap tajam ke manik matanya.
"Sabar Tiara cantik. Dia sengaja jatuhin mental lu biar jurusan lu kalah." Aku menenangkan diriku sendiri. Lalu menatap adik tingkatku. Menaikkan jempolku. Tanda kalau aku sudah siap menyanyi.
-----------------------------------
Sempet stack buat ceritanya. Padahal baru part 4. Akhirnya dengan keputusan yang semoga aja final, ngubah judul + tema awal.Semoga semuanya senang. :)
Please kritik ma sarannya. MakasihFoto covernya gak banget. Haha
![](https://img.wattpad.com/cover/42313236-288-k387567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sound from Her Eyes [on hold]
RomanceIa melihat pancaran yang berbeda dimatanya. Ia bernyanyi dengan gaya biasa tapi matanya berbicara lain. Dia beda. Dia seperti tidak tersentuh dan aku ingin menyentuhnya. Tapi aku takut. Aku takut akan masa laluku. Tapi aura wanita itu begitu kuat. W...