Part 1

133 5 6
                                    

"Hallo my lovely mall. Aku datang lagi." ucap Tiara sambil mengantongi tiket parkir dan mencari tempat kosong untuk meletakkan motor pink warisan ini. Akhirnya si pinky harus terparkir diantara dua motor ninja.

"Aku berharap kamu gak minder ya pinky. Mereka gak ada apa2nya dibandingin kamu koq." Ujar Tiara sambil mengelus spion motornya.

Bergegas Tiara masuk ke mall mahal di tengah kota ini. Yah. Mall mahal yang menjual barang-barang mahal seharga tiga bulan gajinya tetapi memiliki pilihan restoran yg membuat air liur takkan berhenti untuk keluar karena makanannya enak-enak. Tapi tetep mahal.

"Aduh. Makan dimana ya? Makan dilantai 3 ah. Banyak tempat bagus." Buru-buru Tiara menaiki eskalator. Kalau masalah makanan, Tiara tidak akan ragu mengeluarkan uang sebanyak mungkin. Apalagi sushi yang merupakan makanan kesukaannya. Dan mall ini punya banyak pilihan restoran sushi yang enak. Oleh sebab itu Tiara senang datang ke mall ini.

"Aww" suara bass yang menyadarkan Tiara akan lamunan makan enak tadi.

"Aww?" Segera Tiara mencari sumber suara tadi. "Ya Allah, lu nabrak orang dan lu gak sadar."

"Maaf. Maaf mas. Gak apa2 kan? Maaf ya mas." ujar Tiara sambil membantunya berdiri.

"Lu terminator ya? Masak gua bisa jatoh cuma gara-gara nabrak lu sih. Gua gpp." ujar cwo cakep tadi sambil menepis tangan Tiara mencoba berdiri sendiri dan melengos pergi meninggalkan Tiara yang tak sadar dengan apa yg terjadi.

"Eh buset. Gua dianggap terminator. Trus bantuan gua dicuekin lagi. Isss. Jauh- jauh deh. Sudahlah. Dimana kita makan hari ini?" celoteh Tiara didalam hati sambil melupakan kejadian tadi.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Tiara duduk di warung sushi harga lima belas ribuan. Tempat makan yang paling murah di mall ini. Mau gimana lagi. Tiara udah lapar banget dan tiba2 dompetnya gak tau jatuh dimana. Padahal udah dia cari2 di semua penjuru mall. Sampai nanya pihak keamanan. Jadi, mau gak mau Tiara cuma bisa makan dari duit yang Alhamdulillah masih ada di kantongnya.

"Koq hari ini sial banget sih. Tadi nabrak cowok. Dikatain terminator. Sekarang ilang dompet. Padahal kan masih bisa makan 5x lagi dari duit di dompet tuh." Keluh gadis bermata coklat itu itu sambil menelan California roll sushi yang sudah dicelupkan ke soyu.

"Sayang. Maaf ya buat kamu nunggu lama. Oh ya sayang, sini aku kenalin ma temen aku." Tiba-tiba sebuah tangan menariknya.

"Sayang, ini temen-temen yg suka aku ceritain ke kamu. Ini Alex dan ini Dean. Lex Dean, ini Tiara." Seperti sedang dihipnotis, Tiara langsung menyalami dua orang tersebut.

"Wah. Rupanya beneran lu ma cewek lu. Yaudah. Kita duluan ya." Ujar cowok yang bernama Alex tadi. Orang diajak ngobrol mengangkat jempolnya tanda mengiyakan.

"Tiara, oi. Tiara. Tiara." Telapak tangan yang besar melambai-lambai di depan wajah Tiara sehingga membuat cewek berambut sebahu tersebut tersadar.

"Egh. Apa- apaan tadi? Kenapa gua harus ngaku jadi pacar lu? Lu siapa? Darimana lu tau nama gua? Kenapa lu bisa tau gua disini. Lu yg tadi ngatain gua terminator kan. Lu pasti alien." Orang yang ditanya malah tertawa.

"Hahaha. Gua Restu. Yang ngaku pacar tadi anggap aja ucapan maaf lu karena buat gua jatoh. Nih dompet lu. Gua nemuin gak sengaja dari lokasi gua jatoh. Tau nama lu dari ktp lu. Tau lu disini? Dompet lu tuh isinya cuma kartu restoran sushi. Jadi gua nyari lu ke restoran sushi. Oh ya. Jangan harap lu jadi pacar gua, terminator. Dan ini ucapan terimakasih karena nemuin dompet lu. Kita impas " Cowok bermata biru itu langsung berlalu dan sempat-sempatnya mengambil sebuah sushi Tiara. Tiara melongo mendengarkan perkataan yang sepanjang kereta api.

"Ish. Siapa juga yang mau jadi pacar lu. Mau lu cakep. Mau lu mancung. Sori aja ye. Tampang playboy kayak lu yang paling pertama gua jauhin tau gak." Teriak Tiara mendengar perkataan Restu yang seolah- olah Tiara naksir dia.

"Dasar alien." Mata Tiara melihat sepiring sushinya. "Ah sushiku. Maaf melupakanmu sejenak tadi. Come to mama." Ia melanjutkan makan dan menambah 1 porsi lagi sambil mencoba tidak mempedulikan masalah tadi.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-__-

Baru berani ngepost dan baru tau offline bisa ngilangin cerita. Ah. Sedih jadinya. 3 part harus ilang. Minta kritik saran ya. Pertama kali nulis nih.

Sound from Her Eyes [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang