Do, or do not. There is no 'try'---Yoda (The Empire Strikes Back)Cameron.
Nyata nya, aku memang bodoh. Berlagak sok pahlawan ketika Raymond datang dan menyerang kami di lab. Aku membiarkan Nash kabur duluan sementara aku menembaki kawanan nya yang tak pernah ku pikirkan memakai mantel anti peluru, mebuat usaha ku sia-sia. Kini aku berharap semua nya pada JC dan Nash. Entah mereka masih berjuang atau sudah mati. Aku di pukuli. Di tenggelamkan di bak penuh air. Untuk mengatakan satu hal, 'Aku berserdia.' Bersedia menjadi boneka Raymond. Ia menggunakan ku untuk merampok keluarga Furham, memakai wajah ku sebagai tersangka apa bila kami tertangkap.
Licik.
Sayang nya aku begitu bodoh.
Berhasil atau tidak, aku akan sama-sama mati. Mengkhianati Ernest dan keluarga nya, demi mengnon-aktifkan bom di tubuh ku. Aku bisa saja membiarkan bom itu meledak, namun kenyataan nya bom itu tidak hanya ada di tubuh ku. Tapi juga rumah Ernest. Namun bagaimana aku mengatakan nya kepada mereka? Sementara hati ku hancur melihat Ernest yang menggila karena salah ku.
Aku hanya menjelaskan itu semua. Di tambah pengertian tentang bom di tubuh ku, "Bila aku melakukan kesalahan, waktu di bom nya berkurang 10 menit."
"Kau sudah melakukan kesalahan?" Ernest bertanya dengan gemetar.
"Ya," Aku mengelap air mata ku kasar, "Dua kali."
"Berapa sisa waktu nya, nak?" Mr. Furham melirik ku lewat kaca spion di atas dashboad.
Aku mengecek waktu yang tersambung dengan jam tangan yang mereka pasangkan, jam tangan besar hitam dan berat, "Tiga, tiga jam, tiga jam lima puluh menit."
"Berapa jam kita bisa sampai di bank?" Ernest bertanya tidak sabar dan gemetar kepada Ayah nya.
Ayah nya memberi jeda lama, "Tidak sebentar."
Yang pasti, di tengah mobil yang melaju sangat cepat, Ayah Ernest selalu memperhatikan ku dari kaca spion itu, berkali-kali. Ia juga mengecek kaca spion di sebelah kiri nya dengan tenang. Lalu aku berdoa agar ia mempunyai rencana yang cerdas, karena aku tidak lagi bisa berfikir jernih dengan bom di tubuh ku.
"Berapa banyak yang ia mau?" Mr. Furham bertanya dengan nada bicara nya yang sangat santai dan suara nya yang memberat, serak.
Sesuai dengan yang ada di Lotre.
Suara itu berbisik di telinga ku, lewat earpod single yang kecil tanpa kabel. Aku benar-benar benci benda kecil itu, aku benci menerima perintah dari nya. "Sejumlah dengan Lotre." Aku membalas gemetar.
Ernest mengecek reaksi Ayah nya dengan napas nya yang sesak dan bibir nya yang makin pucat. Aku tau ia tidak sehat, aku ingin mengantar nya ke tujuan sebenarnya. Aku tidak ingin berhasil melakukan tugas ku namun membahayakan satu nyawa, pikiran itu terus berputar, mengingatkan pada ku dosa-dosa ku. Lalu aku berkata dengan tangisan yang pecah lagi berharap Raymond mendengar, "Seseorang disini terluka, bisa kah kita mengobatinya dulu?"
Aku dengan bunyi klik dari jam tangan ku, lalu aku mulai terisak lagi gemetar. Aku mengecek waktu di bom itu lewat jam tangan, ia mengurangi lagi waktu ku. Aku mengepal kesal ingin memukuli kaca mobil namun itu tidak akan merubah apapun. Aku hanya memukuli kepala ku sambil menangis marah. Ernest memeriksa, namun ia tidak bertanya apa yang terjadi. Ia nampak mengerti dengan apa yang terjadi barusan sehingga tak perlu repot bertanya.
Lalu, mobil berbelok tajam, keluar dari jalur. Aku mencengkram pintu mobil untuk menahan diri, sedangkan Ernest bertanya, "Apa yang kau lakukan?" pada Ayah nya.
"Periksa terus waktu di bom mu," Pria dengan mata yang menajam memandang jalan itu berkata pada ku.
Aku menuruti perintah nya, memeriksa lagi jam ku, tiga jam tiga puluh delapan menit. Kemudian Mr Furham menancap gas membawa mobil itu nyaris terbang, sangat cepat melawan batas kecepatan di jalan raya mana pun. Sangat cepat sehingga mobil nyaris tertutupi debu pasir dari jalur yang ia ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites 3 [c.d]
أدب الهواةSaat Cameron belum bangun juga, seluruh doa dan lamunan malam Ernest disuguhkan padanya. Bukan hanya kekhawatiran tentang kondisi Cameron, Ernest juga di kejutkan dengan kabar baru lain dari ayah angkat nya yang kini menjadi incaran orang jahat, keb...