Jeno nih galau.
Bangun tidur siang rambutnya masih semrawut, dari kemarin habis sepedaan sama Jaemin tuh kek yaudah aja.
Dia mau ngajak Jaemin keluar takutnya ditolak.
Mau ngechat juga harus pakai topik apa?
Jujur uring-uringan sendiri udah kaya remaja baru pertama jatuh cinta.
"Mami bikin apa si?" Harum roti yang sepertinya tengah dipanggang mampir ke indra penciuman lelaki Lee. Sembari menggaruk perutnya sendiri, si tampan satu itu lantas beranjak ke dapur rumahnya.
"Mami bikin cheesecake. Nanti tolong anterin ke rumah Irene ya. Setau Mami tuh anaknya suka cheesecake."
Mata Jeno langsung seger.
"Okay Mamih."
Tiffany tatap anak laki-lakinya itu.
"Tumben langsung mau?"
"Apasih Mami. Jeno mau diperintah salah, ga mau diperintah juga salah."
"Mau modus ya kamu."
"Mana ada modus Mami cantik. Mami masakin mie instan dong."
Wanita cantik alias Mama Jeno itu putar bola matanya malas dengar permintaan anaknya. "Udah gede, bikin sendiri."
"Enakan Mami ya masak tau." Jeno membujuk. "Ya Mam, masakin mie."
Emang Tiffany nih lemah kalau soal anak gantengnya itu. "Mau mie goreng apa mie kuah?"
"Mie goreng. Telurnya dibuat telur mata sapi ya Mam."
Banyak mau.
Jeno nyengir sampai matanya tenggelam ngeliat Maminya ngambil stock mie instan.
...
Udah makan. Udah mandi sore juga. Dengan setelan sederhana alias celana rumahan dan kaos hitam, Jeno beranjak sembari jinjing paperbag berisikan cheesecake buatan Maminya.
Keluar gerbang rumah dia papasan juga sama beberapa tetangga, tentu si tampan itu basa-basi ngobrol sebentar.
Jarak rumahnya sama Jaemin nih kalau Jeno ga salah inget ada tujuh rumah. Dan pas udah sampai rumah Jaemin, gerbang rumah si manis Na kelihatan kebuka.
Kayaknya juga ada tamu soalnya ada mobil yang keliatannya asing.
Pintu rumah si manis Na juga terbuka lebar.
"Permisi."
Jeno ucapkan salam.
"Loh Jeno?"
Jeno nyengir pas Jaemin yang muncul diambang pintu.
"Disuruh nganter cheesecake sama Mami."
Jaemin berbinar dengarnya. Dengan senang hati ia terima paperbag yang diberikan oleh mantan pacarnya itu.
"Bilangin makasih ya Jen. Sini masuk dulu aja." Jaemin ajak mantan pacarnya itu agar masuk rumah.
Beneran ada tamu.
"Kak Mark, ini tetangga gue Jeno. Jen, ini Kak Mark, kakak kelas gue pas di SMA."
Jaemin riang perkenalkan dua lelaki yang jadi tamunya sore itu.
"Gue ke dapur dulu ya Jen taruh ini sekalian buatin lu minum. Duduk aja, ngobrol sama Kak Mark." Jaemin berlalu gitu aja dari ruang tamu.
Benak Jeno penuh dengan pertanyaan.
"Lu seumuran Jaemin?"
Jeno yang baru saja duduk ditanya.
"Iya, kita satu angkatan." Balas Jeno. "Biasa main kesini Kak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Kondangan | NOMIN
Fanfiction[SELESAI] Entahlah, sepertinya Jeno harus berterimakasih pada ide gila sepupunya perihal partner kondangannya. Nyatanya, jika ide gila itu tak terlontar, bagaimana bisa Jeno dengan gamblangnya mengajak Jaemin agar jadi gandengannya?