3

131 17 2
                                    

Sesuai dengan apa yang dikatakan Azhara tadi, akan ada rapat untuk menentukan struktur ospek. Dengan diketuai oleh ketua ospek tahun lalu, Damar.

Semua orang menunjuk Azhara sebagai ketua ospek tahun ini, tapi Azhara menolak dia hanya ingin menjadi komdis saja. Dan dia nunjuk Kevin sebagai ketua ospek tahun ini.

Semua orang tau tentang Kevin, dia menjadi ketua BEM fakultas Ilkom tahun ini. Dia juga maju kedalam pemilihan ketua Presma tahun ini juga.

"Jadi gimana, Kevin atau Azhara?." Ujar Damar.

Semuanya diam, tidak ada yang mau menjawab. Akhirnya mereka melakukan pemungutan suara. Dan bisa dipastikan, yang menang adalah Azhara.

Azhara menampilkan wajah datarnya, dia benar-benar tidak senang dengan keputusan ini. Karena dia sudah lelah menjadi ketua, dia hanya ingin menjadi anggota saja.

Tapi, mau tidak mau dia harus melaksanakan, ini sudah keputusan bersama. Dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah rapat itu selesai, mereka semua pergi dari ruang itu.

Kini Azhara, Anna dan Devon pergi ke parkiran, karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 6. Dan langit sudah gelap, tapi bukan karena malam tapi karena mendung.

"Apa gue bilang, jadi ketua ospek kan lo." Ujar Anna.

Azhara mendengus "seharusnya Kevin saja, gue bener-bener capek jadi ketua." Ujar Azhara lirih.

"Sudah terima saja, kapan lagi bisa jadi ketua ospek+bisa caper sama Maba." Ujar Devon sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Itu mah Lo kali, Dev." Ujar Anna kesel.

Devon terkekeh pelan "Yaudah gue duluan ya." Pamit Devon.

"Eh gue nebeng ke Lo lah Dev." Ujar Anna.

"Duh sorry nih Na, gue ada urusan mendadak. Jadi Lo pulangnya sama Zhara aja." Ujar Devon, sambil menunjuk Azhara.

Anna menatap Devon dengan lekat, ia sadar jika laki-laki itu tengah menghindarinya. Dia akan menanyakan nya nanti.

"Baiklah kalo begitu, hati-hati dijalan" Ujar Anna.

"Hati-hati Dev." Ujar Azhara, Devon mengangguk lalu setelahnya dia pergi ke mobilnya lalu mengendarainya meninggalkan Azhara dan juga Anna.

Anna menatap Azhara "Zhar, Lo ngerasa engga kalo Devon ngehindarin gue?." Tanya Anna.

"Engga tau ya Na, gue liat-liat sih sama aja. Positif thinking aja siapa tau emang sibuk." Ujar Azhara.

"Yaudah gue pulang sama Lo kalo gitu." Azhara hanya mengangguk saja.

Tapi belum juga keduanya naik, pandangan Azhara beralih pada halte yang tak jauh dari arah parkiran. Dia mengernyitkan dahinya sambil menatap seseorang yang berdiri. Seperti sedang menunggu jemputan.

Anna yang melihat Azhara belum masuk itu pun mengernyitkan dahinya.

"Zhar kenapa gak masuk?."

Azhara menoleh "itu bukannya temen Lo, Na. Azka?." Tanya nya sambil menunjuk Azka yang sedang berdiri di halte.

Anna menoleh dan menyipitkan keduanya matanya. "Oh iya, dia tadi gak bawa mobil. Kok dia gak bareng Indira ya." Ujar nya.

"Kita anterin dia dulu mau engga, Na? Kasian nunggu disitu, mana udah malem gak akan ada bus lewat." Ujar Azhara.

Anna mengangguk "boleh, Zhar." Ujar Anna.

Azhara masuk ke dalam mobil lalu menjalankan mobilnya menuju halte bus. Sampai disana, dia menghentikan mobilnya didepan halte.

Rain in DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang