Matahari sudah malu-malu menampakkan diri. Langit pun sudah berubah menjadi orange khas langit senja. Namun keadaan sekarang tak seindah langit yang tengah dilihat Keenan. Sekarang dia menatap langit dengan pandangan kosongnya di rooftop sekolah.
Iya, sejak ditinggalkan sendirian di taman tadi dia berpikir kalau di sini jauh lebih tenang. Dan ya, memang begitu. Sampai sudah senja pun Keenan enggan beranjak.
Ponsel yang sedari tadi berbunyi pun tak juga dia acuhkan. Hanya ingin mencari ketenangan. Memikirkan bagaimana besok dia harus menghadapi akibat dari masalah tadi. Mau minta maaf ke Sandra juga dia ragu. Apa perempuan itu mau memaafkannya?
'Berisik banget sih ini HP,' gumam Keenan. Dan akhirnya karena sudah tak tahan dengan sering ponsel, dia pun membukanya dan melihat sebentar. Benar, ketiga sahabatnya yang sedari tadi ribut. Baik itu di grup maupun chat pribadi.
'Tadi aja ninggalin gue. Sekarang? Kelimpungan nyari. Ngapain coba?'
"Ternyata lo di sini." Keenan terkejut. Suara ini, bukannya milik Sandra? Dia lekas menoleh dan membelalakkan matanya melihat Sandra yang berjalan mendekat.
"Biasa aja matanya, gue bukan hantu." Keenan meminimalisir rasa terkejutnya. Mengubah raut wajahnya menjadi seperti biasa walaupun hatinya tetap bertanya-tanya.
"San, soal tadi gue ... gue minta maaf," ucap Keenan.
"Iya, gapapa. Gue juga ke sini jumpain lo mau minta maaf juga." Kening Keenan mengerut.
"Maksudnya? Kenapa lo minta maaf?" tanya Keenan.
"Tuh, baju lo. Gara-gara gue siram pakai jus tadi. Mungkin salah gue juga sih," jelas Sandra.
Keenan tak tahu saja, dalam hati Sandra dia masih sangat takut akan kejadian tadi. Teringat kembali pada masa lalunya yang dia sendiri pun tak ingin mengingatnya. Karena itu, dia tak mau terjadi untuk kedua kalinya. Biarkan Sandra kali ini menurunkan egonya untuk meminta maaf agar masalahnya tak semakin rumit.
"Lo beneran maafin gue, San? Tadi, gue kasar banget sama lo. Akhir-akhir ini memang emosi gue nggak terkendali."
"Lo sering nyakitin diri sendiri? Kalau iya, gue harap lo berhenti karena masih ada yang peduli sama lo."
"Nggak, nggak ada yang peduli gue."
"Arka? Rezvan? Bagas? Mereka dari tadi muterin satu sekolah buat nyari lo."
"Terus kenapa lo yang bisa nemuin gue?"
"Gue feeling aja sih dan ternyata bener." Sandra ikut melihat langit seperti apa yang dilakukan Keenan tadi.
Sedangkan Keenan melihat perempuan di hadapannya yang tersenyum melihat langit. Entah mengapa perasaannya sedikit. Menghangat melihat senyum itu.
"Jadi, kita baikan nih?" tanya Keenan.
Sandra menoleh ke arahnya. "Tergantung."
"Kok tergantung?" tanya Keenan.
"Kalau lo rese, ya gue juga bakalan rese." Sandra menaik-turunkan alisnya, menggoda Keenan yang malah salah tingkah melihat senyum Sandra sedekat itu.
"Iya-iya, gue nggak rese lagi sama lo."
"Oke, deal. Mulai sekarang lo dan gue nggak ngerebutin lapangan lagi." Sandra mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Keenan. "Deal."
Keenan membuka ponselnya setelah itu. Membalas terlebih dahulu pesan grup chat sahabatnya. Setelah itu kembali menatap Sandra.
"Udah sore. Mau gue anterin pulang?"
"Boleh deh. Kebetulan banget motor butut gue lagi di-service, abang gue juga nggak bisa jemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorasi Cinta | Na Jaemin ft 00L
FanfictionPada kenyataannya, kita tidak bisa terlalu percaya pada orang terdekat sekalipun. Karena bagaimana pun, manusia tidak ada yang benar-benar tulus. Keenan, remaja yang sudah ditimpah badai atas perceraian orangtuanya. Kembali merasakan sakit saat tah...