Adorasi Cinta | 3. Taruhan

61 4 0
                                    

Berjalan dengan kepala menunduk membuat semua orang melirik ke arahnya. Namun, Keenan tidak peduli. Dia hanya ingin cepat sampai di kelas dan ingin menenggelamkan kepalanya yang terasa pusing. Mungkin akibat kebanyakan menangis dan begadang dua hari ini.

Bahkan kemarin Keenan bolos acara di sekolah karena sangat tidak ingin temannya melihat matanya bengkak.

Di kelas sudah beberapa yang datang. Termasuk ketiga sahabatnya yang memang mereka selalu datang pagi sekali. Katanya sih karena malas di rumah lama-lama.

Keenan langsung duduk di samping Rezvan dan menenggelamkan kepalanya seperti apa yang sudah dia rencanakan.

Rezvan yang sedang membaca buku terheran. Begitu pula dengan Bagas dan Arka yang sedang asik mengobrol, menghentikan pembicaraan mereka dan saling tatap-tatapan satu sama lain.

"Ken? Lo kenapa? Sakit?" Rezvan memegang bahu temannya itu. Mereka menunggu respon dari Keenan. Namun hanya gelengan yang tak jelas saja sebagai jawaban.

"Ada masalah? Cerita, Nan. Jangan begini. Mau cerita di mana? Ayo kita cerita di mana pun lo mau," sahut Arka.

"Bener, Ken. Ayo cerita kalau memang lo lagi ada masalah. Biar perasaan lo lega," timpal Bagas.

Keenan mengangkat kepalanya, menoleh ke arah Rezvan dan juga ke belakang tepat ke arah Bagas dan Arka yang juga sedang menatapnya.

"Gue gapapa, cuma kurang tidur aja. Nggak perlu khawatir."

"Beneran?" tanya Rezvan memastikan sekali lagi.

"Iya, bener."

"Memangnya lo tidur jam berapa sih, Ken?" tanya Bagas.

"Nggak tahu. Mungkin sekitar jam 3 atau 4 gitu. Pokoknya nggak lama gue tidur kedengeran azan subuh. Jadinya ya nggak bisa tidur lagi."

"Jangan kebiasaan begadang gitu lah, Ken. Pikirin kondisi tubuh lo juga."

"Dih, ngaca dong. Lo juga sering begadang ya, Ka. Mana sering nggak tidur sama sekali. Kalau ditanya jawaban itu mulu. Belajarlah, ada ujianlah."

"Ya gue jelas begadang karena ada hal penting. Lo? Main game."

"Game hiburan gue."

"Tapi nggak sampai lupa waktu juga kali. Sering skip makan juga. Itu namanya nyari penyakit."

"Yaudah sih terserah gue, badan-badan gue, yang sakit juga gue. Bukan lo juga yang repot."

"Anjing ini anak. Bukan masalah lo yang rasain sakitnya. Tapi karena kita khawatir sama lo. Ya wajar dong kita kasih tahu biar lo bisa lebih jaga kesehatan."

"Udahlah, kok malah berantam. Ken, lo kalau dikasih tahu jangan gitulah. Dikasih tahu baik-baik malah jawab begitu. Kita ini khawatir."

"Ya gue juga ngg-"

"Diem!" Keenan menghentikan ucapannya ketika Re sudah mulai angkat suara. "Berisik banget sih kalian. Gue mau belajar jadi nggak fokus. Kalau mau berantem mending sana, keluar."

Mereka terdiam. Keenan juga kembali menyembunyikan kepalanya. Kali ini mencoba untuk tidur agar tidak ngantuk saat pelajaran dimulai.

Rezvan kembali melirik Keenan, memastikan sesuatu tangannya terulur mengecek suhu tubuh sahabatnya dan benar, sesansi panas menjalar ke permukaan kulitnya.

"Sakit ini anak," ucap Rezvan. Tentunya Bagas dan Arka mendengarnya.

"Batu banget jadi manusia. Sok hebat, padahal dia nggak sendiri."

"Udahlah, Ka, mungkin memang lagi nggak mau cerita. Nanti pasti dia bakalan cerita. Lo 'kan tahu sifat dia gimana," celetuk Bagas.

"Iya, Din gue tahu. Cuma ya apa salahnya cerita sekarang. Kalaupun enggak cerita semuanya, setidaknya kita tahu dia kenapa. Lagi ada masalah apa. Jangan tiba-tiba gini. Padahal udah jelas di persahabatan kita nggak ada yang boleh bohong."

Adorasi Cinta | Na Jaemin ft 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang