Pembantu Sang Putri Terkutuk

2 0 0
                                    

"Bagaimana? Berhasil?", tanya bibi penjual bunga yang ditolong Noyashi kemarin.

"Yah... dia bilang tidak menyukai mawar. Padahal kupikir mawar itu lambang cinta", jawab Noyashi sambil terduduk lemas di bangku toko.

"Ya ampun.. mungkin dia tidak menyukainya, ya? Kurasa anda harus memberi bunga yang dia sukai"

"Entahlah, dilihat dari mana pun dia itu terlalu tomboy untuk diberikan bunga"

"Meski begitu, setiap wanita pasti memiliki bunga yang menarik dimatanya. Kenapa tidak anda tanyakan saja padanya?"

"Firasatku mengatakan dia akan menjawab 'aku tak menyukai bunga', karena itu percuma saja. Hatinya itu sudah terlapisi baja, sangat sulit bagiku untuk menerobosnya"

Bibi penjual bunga itu tertawa mendengar keluhan Noyashi, betapa malangnya ksatria satu ini. Padahal dia sudah menyukai Yashel sejak sparring pertama mereka, namun wanita itu sama sekali tak peka dengan perasaannya.

"Apa anda sudah pernah mengajaknya berkencan?"

"Belum. Kemarin kami latih tanding, kalau aku menang aku ingin patroli desa bersamanya sekalian berkencan, tapi ternyata dia yang menang"

"Tuan ksatria satu ini sungguh menyedihkan, bahkan melebihi dugaanku. Sangat miris", batin bibi penjual bunga.

"Baiklah, bibi. Aku harus lanjut patroli lagi. Terima kasih karena sudah menghiburku", sahut Noyashi seraya bangkit.

"Tidak masalah. Berhati-hatilah"

Noyashi kembali berpatroli, hingga ia sampai di depan sebuah perpustakaan terbesar di desa, seketika ia teringat dengan janjinya pada Yashel untuk membantuk memecahkan masalah kutukan fraser. Noyashi masuk ke dalam perpustakaan tersebut dan menghampiri meja resepsionis yang dijaga oleh teman lamanya.

"Oh, Noyashi. Tumben ke perpustakaan?", sapa temannya.

"Yo, Andrew. Lama tak bertemu. Aku ingin mencari buku tentang kutukan keluarga kerajaan fraser"

"Buku tentang kutukan fraser, ya? Kurasa ada, akan kucarikan", Andrew meninggalkan meja resepsionis sejenak untuk mencarikan bukunya, Noyashi mengikutinya dari belakang. 

"Bagaimana pekerjaanmu?", tanya Andrew berbincang.

"Biasa saja"

"Sudah confess?"

"Ditolak"

"Ahahahah"

"Diam lah, aku tau kau sombong karena sudah punya istri"

"Yah.. maaf, maaf. Aku sama sekali nggak kaget kalau orang sepertimu ditolak. Dari dulu kau memang suka narsis sampai perempuan ilfeel padamu"

"Mereka itu hanya tak mengetahui betapa kerennya diriku. Satu-satunya orang yang memuji kehebatanku hanya dia saja"

"Karena itu kau menyukainya?"

"Kurasa"

"Yah, kuharap kau beruntung suatu saat nanti", sahut Andrew menutup topik sambil memilih buku yang diinginkan Noyashi. Sebuah buku tipis yang terselip menarik perhatian Noyashi. Buku itu terlihat usang, seperti sudah bertahun-tahun tak disentuh. Karena penasaran, ia mengambil buku itu.

"Hm? Buku sampah apa ini?", tanya Noyashi membolak-balik buku usang tersebut.

"Hm? Aku baru tau ada buku itu. Darimana kau mendapatkannya?", tanya Andrew ikut melirik isi buku itu.

"Terselip diantara buku lain"

"Tapi... kelihatannya ini seperti buku tebal yang halamannya sudah banyak dilepas"

FraserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang