Fraser

Penyihir Di Dunia Manusia

Sesuai rencana, Moia, Ciro, Yashel, dan Noyashi kembali ke istana untuk menghadap Raja Arthur dan meminta izin agar mereka diberi waktu menginap di utara selama kurang lebih satu bulan, tentu saja dengan alasan mencari informasi. Raja pun mengizinkan mereka dan akan meminta seorang pengawal lain untuk menggantikan tugas Noyashi menjaga Pangeran Aldric sementara.

Setelah mendapat izin, keempatnya berbalik untuk keluar dari ruangan, namun tiba-tiba saja Kazuo membuka pintu ruangan dengan tergesa-gesa.

"Yang Mulia! Gawat! Tuan Putri!". Raja Arthur yang melihat Kazuo panik sambil menyebut putrinya langsung bangkit dan bergegas ke menara Putri Athena, tentu saja mereka berempat ikut menyusul.

"T-Tuan Putri! Tenangkan diri anda! Tuan Putri!", sahut Yuka seraya menahan tubuh Putri Athena yang hendak menyerang Fumi.

Raja Arthur dan mereka yang menyusul kesana sangat terkejut saat melihat kondisi Putri Athena yang semakin mengerikan, bentuk kutukan di tubuhnya berubah, yang awalnya retak-retak, kini berubah mulus seperti kulit biasa, berwarna ungu, dengan pola seperti tanaman mawar menjalar berwarna hitam. Wujudnya memang tak semengerikan di awal, tapi tingkahnya berubah, Putri Athena tampak seperti mengamuk lepas kendali dan berniat menyerang Fumi. Yashel langsung menerobos masuk ke dalam dan ikut menenangkan Putri Athena.

"Ada apa dengan putriku?!", tanya Raja Arthur.

"Kami tidak tahu, Yang Mulia. Kami hanya membereskan kamar Tuan Putri, dan beliau pun hanya sedang membaca buku di kasur seperti biasa. Lalu tiba-tiba beliau mengeluh sekujur tubuhnya sakit, saya menghampiri beliau dan meminta Yuka untuk memanggilkan Tuan Seita. Dan tepat disaat Yuka membuka pintu, tiba-tiba saja Tuan Putri menyerang saya, ekspresi beliau tampak seperti binatang buas yang hendak menerkam saya. Saya berusaha menahan beliau sementara Yuka beralih memanggil kakak saya untuk melapor pada Yang Mulia", jelas Fumi. Raja Arthur tampak terkejut sekaligus bingung, baru kali ini ada kejadian seperti ini pada penderita kutukan. Raja tampak kasihan pada putrinya, namun apalah daya, dia tak bisa mendekatinya karena kutukannya akan menular padanya.

"Yang Mulia, apa yang harus kami lakukan?", tanya Noyashi yang ikut menahan Putri Athena.

"Panggilkan Tuan Seita dan minta dia untuk membawa suntik bius!", perintah Raja Arthur. Kazuo segera berlari menuju ruangan Tuan Seita  dan menyampaikan perintah raja padanya.

Tak berapa lama kemudia, Kazuo kembali bersama Tuan Seita yang membawa suntik bius. Raja langsung menyuruhnya untuk menyuntikkan itu pada Putri Athena. Tepat setelah tubuhnya disuntik obat bius, Putri Athena langsung tak sadarkan diri. Yashel menggendong Putri Athena ke tempat tidur. Tuan Seita memeriksa kondisi tubuh Putri Athena, untungnya tak ada masalah pada kesehatan tubuhnya, hanya sepertinya kutukannya semakin parah dari sebelumnya.

"Sial! Kenapa harus disaat seperti ini?!", batin Yashel frustasi melihat kondisi Putri Athena yang semakin parah sementara ia belum mendapatkan banyak petunjuk. Noyashi menepuk pundak Yashel, mengerti dengan perasaannya.

Raja Arthur menghela nafas panjang, "Yashel, penyihir yang kalian katakan tadi apa bisa dimintai tolong untuk menyembuhkan putri?", tanya Raja.

Yashel menggeleng, dilanjutkan dengan Noyashi yang menjawab pertanyaan raja, "Penyihir itu sepertinya hanya ahli pada tanaman saja, Yang Mulia, dia tidak memiliki pengalaman di bidang medis. Tentu saja, karena penyihir itu menyembunyikan identitasnya, kita harus menggali informasi darinya perlahan-lahan agar dia tidak curiga. Kalau dia sampai tahu kami adalah utusan Yang Mulia, dia takkan mau menemui kami lagi"

"Lalu, informasi apa yang sudah kalian dapatkan darinya?", Raja lanjut bertanya.

"Selain informasi mengenai dia yang ahli tanaman tidak ada lagi, Yang Mulia. Saya akan berusaha mendekatinya lebih cepat dan menggali semua informasi yang dia tahu", jawab Noyashi. Raja terdiam sambil melihat putrinya yang terbaring tak sadarkan diri.