Konglomerat Terkaya Kerajaan

2 0 0
                                    

Yashel terdiam sejenak setelah mendengar cerita masa lalu Noyashi. Dan sepertinya ia juga sedikit mengerti mengapa Noyashi terus mengganggunya. Noyashi hanya merasa kesepian, setelah kakeknya meninggal, tak ada lagi orang yang bisa menjadi tempat bersandarnya, dan dia jadi berharap pada Yashel yang mengucapkan selamat ulang tahun dan memberi hadiah padanya. 

"Yah.. lupakan saja, itu hanya cerita masa lalu", sahut Noyashi sambil lanjut menyantap daging.

"Sekedar informasi saja. Aku juga tak memiliki keluarga, dari dulu aku bertahan hidup sendiri, jadi jangan heran kalau misalnya aku tak paham mengenai keluarga, ulang tahun, atau semacamnya, mungkin saja.. aku ini tempat bersandar yang buruk bagimu". Noyashi tertegun sejenak, lalu dia tersenyum.

"Santai saja, kau tak harus bersikap seperti kakekku, kok. Cukup menjadi orang terdekatku saja"

"Kalau itu, kan sudah pasti"

"......Apa?"

"Hm? Kenapa?"

"Barusan tadi kau bilang apa?"

"...'Sudah pasti'?"

"Apa maksudmu dengan 'sudah pasti'??", Noyashi terlihat sedikit berharap, padahal dia hanya salah paham.

"Ya... jelas saja, kan? Kau itu memang temanku yang paling dekat. Dibandingkan ksatria lainnya, kaulah yang paling dekat denganku. Mungkin karena kita sama-sama ksatria pribadi putri dan pangeran? Yah, intinya.. kau itu sahabatku", sahut Yashel sambil nyengir lebar. Ekspresi Noyashi seketika berubah menjadi datar, sepertinya ia terlalu berharap kalau Yashel akan menganggapnya lebih dari itu.

"Baiklah, aku mengerti", sahut Noyashi agak kecewa.

"Oh iya, soal ceritamu tadi.. kau bilang kau terus tinggal dengan kakekmu, kan? Apa tak ada orang di desa yang mencarimu? Misalnya teman-temanmu?"

"Tentu saja, aku sempat dinyatakan hilang karena aku tak pernah ada lagi setiap teman-temanku mengajak bermain. Meski begitu yang mencariku cuma mereka saja, dua orang brengsek itu takkan pernah mencariku, sampai sekarang pun aku tak tau apakah mereka masih hidup atau tidak, yah.. itu juga bukan urusanku. Oh, tapi.. pencarian itu akhirnya terhenti, karena aku pernah tak sengaja bertemu dengan Andrew saat membantu kakek menjual hasil panennya ke pasar. Dia langsung mengomeliku dan bilang kalau teman-teman yang lain mengkhawatirkanku. Lalu, aku jelaskan saja padanya. Aku juga bilang kalau aku tak ingin lagi berada di desa, karena suasana itu terus mengingatkanku pada dua orang itu, aku juga memintanya untuk merahasiakannya dari teman-teman yang lain, kubilang saja kalau aku tinggal bersama kakekku di desa sebelah yang sangat jauh dan nggak akan bisa bermain lagi bersama mereka, terus Andrew mengerti dan yah.. selesai"

"Tapi, pada akhirnya kau kembali ke desa, kan? Lalu selama ini kau patroli bagaimana?"

"Jangan khawatir, aku sudah terbiasa dan mulai melupakan masa-masa suram itu"

"Yah.. setidaknya aku berhasil melupakannya setelah bertemu denganmu. Andai takdir berkata lain, mungkin aku masih menderita saat ini", batin Noyashi.

"Begitu, syukurlah"

"Istirahatlah dengan baik. Akan kubawakan makan malam kalau sudah waktunya", sahut Noyashi seraya beranjak keluar kamar.

~~

"Oh, Pangeran Aldric, anda ingin bertemu dengan Tuan Putri?", tanya Yuka saat melihat pangeran datang bersama Noyashi.

"Iya, apa aku mengganggu kakak?"

"Tentu saja tidak. Tuan Putri hanya sedang duduk-duduk sambil membaca buku seperti biasa. Sebentar, saya akan panggilkan beliau". Yuka masuk ke dalam kamar dan mengabari Putri Athena bahwa Pangeran Aldric mengunjunginya. Putri Athena menutup jeruji dan duduk di depannya.

FraserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang