"Hari dimana aku pertama kali melihatmu adalah hari dimana Tuhan menunjukkan begitu indahnya maha karyanya kepadaku".
~Fauzan
Di pagi hari itu burung-burung berkicau dengan riangnya, menggambarkan suasana hati bagi setiap perasanya.
Di rumah Fauzan, suasana pagi terasa sedikit tegang. Bima Bumantara, sang ayah yang berprofesi sebagai TNI, sedang duduk di meja makan dengan wajah serius. Ayu Zanfisa, sang ibu yang berprofesi sebagai dokter gigi, terlihat sedikit khawatir.
"Fauzan, sekolah yang bener ya. Jangan nakal-nakal lagi. Kamu harus belajar yang giat, katanya mau jadi TNI kayak Bapak," kata Bima, dengan nada tegas.
"Iya, Pak. Tapi kan, sekolah itu harus ada motivasi. Gimana kalau aku cari cewek cantik dulu, biar semangat 4G?" jawab Fauzan, dengan cengiran lebar.
"Hah? Apa maksudmu, Zan?" tanya Bima, dengan nada heran.
"Ya, kalau ada pacar, semangat belajarnya pasti nambah. Kan, kalau ga ada yang buat semangat, pasti pengen cepet-cepet pulang," jawab Fauzan, dengan nada polos.
"Fauzan! Kamu ini masih kecil, baru masuk SD. Jangan mikirin pacar dulu. Fokus dulu belajar," kata Ayu, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Iya, Bu. Tapi kan, belajar itu gak harus serius terus. Kadang-kadang, butuh hiburan juga. Pacar itu bisa jadi hiburan," jawab Fauzan, dengan nada manja.
"Udahlah, Zan. Kamu makan dulu. Nanti telat sekolah," kata Bima, sambil menunjuk ke arah nasi goreng yang sudah tersaji di meja.
Fauzan pun hanya bisa mengangguk pasrah. Dia tahu, ayahnya tidak akan setuju dengan idenya untuk mencari pacar. Tapi, dia tetap yakin bahwa mencari pacar adalah cara terbaik untuk memotivasi dirinya dalam belajar.
🌬💨
Di rumah Fazha, suasana pagi sudah terasa kacau balau. Fina Anita, sang ibu, berteriak-teriak karena jemurannya dicuri biawak peliharaan Pak Josep, yang bernama Alex. Ari Bagaskoro, sang ayah, memijat keningnya yang pusing menghadapi anak dan istrinya yang super duper aktif dan nyeleneh.
"Fazha! Cepetan bangun! Kamu udah telat!" teriak Fina, sambil menggedor pintu kamar Fazha.
"Iya, ma. Sebentar lagi!" jawab Fazha, dengan suara ngantuk.
"Sebentar lagi, sebentar lagi! Kamu itu udah telat setengah jam!" teriak Fina, dengan nada kesal.
"Aduh mama ini pagi pagi udah teriak-teriak kaya alex!" balas Fazha tak mau kalah
"Sabar, ma. Udahlah, biarin aja si Fazha. Nanti juga dia bangun sendiri," kata Ari, sambil memijat keningnya.
"Gimana sih, pah? Kamu gak ngerti apa? Jemuran aku dicuri biawaknya Pak Josep! Biawaknya itu namanya Alex! Alex! entah ide dari mana pak josep ngasih nama Alex, muka aja mirip biawak begitu!" teriak Fina, dengan nada kesal.
"Ya udah, beli lagi aja. Kan kamu punya duit," jawab Ari, dengan nada santai.
"Beli lagi? Gampang ngomongnya! Ini baju-baju aku baru beli kemarin! Aku mau pakai apa sekarang? Aku mau ke klinik kecantikan! Aku mau ketemu pasien! Kamu gak ngerti apa?" teriak Fina, dengan nada semakin kesal.
"Udahlah, mah. Kamu tenang dulu. Nanti aku beliin baju baru. Kamu mau beli baju apa? Baju merk apa?" tanya Ari, dengan nada menenangkan.
"Aku gak mau! Aku mau jemuran aku kembali! Aku mau Alex dihukum! Dia harus tanggung jawab!" teriak Fina, dengan nada marah.
"Udahlah, mah. Kamu tenang dulu. Nanti aku bicarain sama Pak Josep. Kamu tenang dulu, ya?" kata Ari.
"Ma, aku udah siap! Papah, aku udah siap!" teriak Fazha dari kamarnya, sambil berlari keluar dengan seragam sekolah yang sedikit kusut.
Fina dan Ari yang tengah asyik berdebat tentang Alex, biawak peliharaan Pak Josep, langsung menoleh ke arah Fazha.
"Kamu ini buru-buru banget sih! Rambutmu aja masih acak-acakan!" tegur Fina, sambil merapihkan rambut Fazha.
"Iya, ma. Aku buru-buru soalnya takut telat," jawab Fazha, sambil tersenyum.
"Ye!orang dari tadi udah telat" kata Fina, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Fazha, udah siap? Ayah anter ya," kata Ari, sambil mendekat ke arah Fazha yang sedang memakai sepatu.
"Udah, Pak. Siap berangkat," jawab Fazha, sambil tersenyum.
"Ada yang ketinggalan nggak zha?, Yakin udah siap?" kata Ari, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Enggak kok, Pak. Aku udah siap," jawab Fazha, sambil terburu-buru menyalimi ibunya lalu berlari ke arah mobil.
"Assalamu'alaikum" Ucap Fazha dan ayahnya kompak dari kaca mobil
"Waalaikumsalam" Ucap Fina sembari menggelengkan kepalanya.
Ari pun melajukan mobilnya menuju Sekolah Dasar Bina Insani.
୨⎯ " TBC " ⎯୧
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTAKU
ChickLitKedungasih dan Sampar, dua daerah yang terpisahkan oleh sungai kecil, namun dipersatukan oleh Sekolah Dasar Bina Insani. Di kelas 1A, Fauzan Aziz Risky, si anak tengil yang penuh semangat, dan Fazha Cantika Tiana, si gadis ceria yang penuh kejutan...