"Kamu itu kaya cireng, Candu"
~FazhaMasih di dalam suasana kelas yang ricuh, Arsad pun bergabung dengan Fauzan dan Nazar, membentuk trio yang cukup unik di kelas. Alfan dan Reno, yang awalnya hanya mengamati, akhirnya ikut bergabung, menjadikan mereka berlima sebagai kelompok yang cukup solid di kelas.
"Arsad, lo jago ngegambar, ya?" tanya Alfan, sambil mengamati buku gambar Arsad yang penuh dengan sketsa-sketsa keren.
"Iya, gue suka ngegambar. Gue pengen jadi arsitek nanti," jawab Arsad, dengan senyum malu-malu.
"Wah, keren! Gue pengen jadi pilot," kata Reno, dengan semangat.
"Gue pengen jadi dokter," kata Alfan, dengan nada serius.
"Gue pengen jadi tentara kayak bapak gue," kata Fauzan, dengan bangga.
"Gue pengen jadi penulis," kata Nazar, dengan nada kalem.
Mereka pun bercerita tentang cita-cita masing-masing, menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat di kelas.
Saat jam istirahat tiba, Fazha, yang terkenal sebagai pecinta cireng, bergegas menuju kantin. Dia membeli sepiring cireng yang panas dan gurih, lalu kembali ke kelas dengan semangat.
"Fazha, lo beli cireng lagi? Lo emang pecinta cireng banget, ya?" tanya Zahra, sambil terkekeh.
"Iya, Zah. Cireng itu enak banget. Gurih, renyah, dan gurih," jawab Fazha, sambil menyantap cirengnya dengan lahap.
"Hati-hati, Fazha. Nanti kepedesan, btw ku tinggal beli es dulu yaa dadahh" kata Zahra, sambil berjalan menjauh.
"Iya, Zah. Jangan lama lama yaa," jawab Fazha, sambil tersenyum.
Namun, saat Fazha hendak masuk ke kelas, dia dihadang oleh Fauzan dan teman-temannya. Fauzan dengan cengiran lebar dan nada jahilnya, langsung menghampiri Fazha.
"Eh, Fazha. Mau kemana nih? Mau makan cireng yaa? Cirengnya banyak banget, ya? Mau bagi-bagi gak?" tanya Fauzan, sambil menunjuk ke arah cireng Fazha.
"Gak." jawab Fazha, ketus.
"Ayolah dikit aja," kata Fauzan, sambil mengedipkan matanya.
"Eh bekantan rawa-rawa ngapain mata lo!?, kelilipan batu bata!?" jawab Fazha super judes.
"Cantik-cantik galak banget mirip ibuk" ucap Fauzan sembari cemberut.
Fazha pun hanya bisa menyipitkan matanya curiga. Dia merasa sedikit risih dengan sikap Fauzan yang genit.
"Eh, Fazha. Lo cantik banget, ya. Gue suka banget sama lo," kata Fauzan, yang dengan sekejap moodnya berubah begitu cepat.
"Fauzan! Jangan ganggu Fazha!" teriak Zahra dari kejauhan, dengan nada marah.
"Kenapa sih, zah? Gue cuma mau ngobrol sama Fazha," jawab Fauzan, dengan nada santai.
"Fazha itu temen gue. Jangan ganggu dia!" teriak zahra, dengan nada marah.
"Ya udahlah, zah. Gue cuma bercanda kok. Gue gak bermaksud jahat," jawab Fauzan, sambil mengangkat kedua tangannya.
"Ya udah, cepetan masuk ke kelas. Nanti telat," kata zah, sambil menarik tangan Fazha.
Fazha pun mengikuti Zahra masuk ke kelas. Dia merasa sedikit kesal dengan sikap Fauzan yang genit. Namun, dia juga merasa sedikit geli dengan tingkah laku Fauzan yang jahil.
Fauzan dan teman-temannya pun masuk ke kelas. Mereka duduk di bangku belakang, sambil bercanda dan tertawa.
"Eh, gue baru nemuin bakat baru! Gue ternyata jago nyanyi!" ucap Nazar secara tiba-tiba.
"Hah? Nyanyi? Seriusan? Nyanyiin gua lagu jangan remas bijiku bisa??" jawab Alfan dengan super Excited.
"Diingetin lagi bjir" kata reno sembari tertawa.
"Gue juga punya bakat! Dan bakat gue lebih keren dari lo, Nazar! Liat aja nih gue tunjukin ke kalian" cetus Fauzan dengan gaya tengilnya.
"Hah? Bakat lo apaan?" tanya Arsad penasaran.
"Liat aja nih, nih" Fauzan pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Fazha dengan gaya sok keren. "Fazha, gue mau nunjukin bakat gue depan lo! " ucap Fauzan dengan pd nya
"Apaan sih, Zan? Mau ngapain lagi?" (dengan nada malas)
"Nih liat! Nih bakat gue!" Fauzan pun melakukan gerakan "mewing" dengan ekspresi serius.
Zahra yang sedari tadi memperhatikan sembari memakan cireng milik Fazha pun melongo hingga cireng yang di dalam mulutnya jatuh.
"-0/10 demagenya wahhhh gk ada. " ucap fazha dengan ekspresi malas dan ketus.
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/359127216-288-k586211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTAKU
ChickLitKedungasih dan Sampar, dua daerah yang terpisahkan oleh sungai kecil, namun dipersatukan oleh Sekolah Dasar Bina Insani. Di kelas 1A, Fauzan Aziz Risky, si anak tengil yang penuh semangat, dan Fazha Cantika Tiana, si gadis ceria yang penuh kejutan...