10 - Little Thing

250 29 4
                                    

Cie nungguin yaa?? Absen sesuai emot kesukaan kalian yukk!!🥰🦋

Coba absen siapa yang selalu comment di Hipotesis? Kalian baca Hipotesis dari kapannn? Yuk comment di sini😍 Gak boleh jadi silent readers yaa!😠💓 Ayo semangat ramein biarr Boo juga semangat!!

Yuk share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩🌺🌈

Btw, Boo ada curhat di Author's Note bawah, di baca sampe akhir yaa. Awas kalo di skip😠

———

Hal sesederhana atau sekecil apapun, kalo kamu pelakunya, aku pasti bahagia — Hipotesis

———

"NAKA!"

Laki-laki berbadan atletisyang sedang berbincang dengan ketiga temannya di tengah lorong bak penguasa jalanmenoleh saat dipanggil.

Pak Galen, guru Sejarah favorit seantero SMA Pedjoeang, berjalan mendekati kerumunan laki-laki yang selalu jadi pusat perhatian tersebut. Selain guru favorit, Pak Galen juga famous di kalangan murid-murid dikarenakan wajahnya yang tampan.

Kalo kata siswi sana sih gini, "Sumpah muka Pak Galen itu lebih cocok jadi CEO-CEO ganteng ala Wattpad daripada guru! Tapi gapapa sih, kita jadi bisa cuci mata tiap pelajaran Sejarah."

Satu hal lagi yang menambah daya tarik Pak Galen, dia seorang duda beranak satu! Lengkap sudah predikat Guru ganteng, hot daddy, dan duda keren plus-plus disematkan padanya.

"Pagi, Pak!" sapa Naka dengan senyum merekah. Tangannya pun terangkat untuk melakukan tos ala laki-laki yang di balas guru tersebut sama semangatnya.

Ya, kalian bisa tebak sendiri. Pak Galen juga sangat asik dan berjiwa muda, maklum baru berumur 36 tahun. Jadi selain para siswi, para siswa juga menyukai guru tersebut.

"Pagi Pak Ganteng!" ujar Kai sambil memberikan hormat yang berlebihan.

Sebagai guru kesayangan, apalagi pembina Ekstrakulikuler Paskibra, kehadiran Pak Galen di tengah-tengah mereka sama sekali tidak mengganggu. Malah berbincang bersama guru tersebut sangat menyenangkan.

"Iya, selamat pagi." Menyadari setumpuk kertas berada di genggaman guru tersebut, Naka bertanya, "Mau kemana, Pak?"

Pak Galen mengangkat kertasnya, "Ah ini, kebetulan kalian disini. Ini hasil ujian kelas X SOS, kalian lagi sibuk? Bapak bisa minta tolong?"

"Siap bisa, Pak! Tapi imbalannya pas Qia udah gede nikah sama saya ya. Saya udah nge-tag nih, Pak, tinggal nunggu dia gede doang," jawab Ethan menggoda Qia, anak perempuan Pak Galen yang cantik sedari rahim.

Naka terkekeh saat raut wajah sang guru berubah jadi kesal, "Kamu selalu aja godain anak saya. Kalo Qia udah gede, spesies macem kamu itu laki-laki yang paling saya hindari buat dikenalkan, Ethan," ucap Pak Galen yang disambut wajah penuh sakit hati Ethan.

Dilanjutkan dengan berbincang sebentar, akhirnya guru tersebut menyampaikan maksudnya untuk meminta tolong mereka mengantarkan kertas ujian ke ruang adik kelas mereka.

"Itu kelas yang Bapak suruh buat nganterin ini," Kai menunjuk setumpuk kertas tadi yang telah berpindah ke tangan Ethan, "lagi kelas siapa sih emangnya?" tanyanya penasaran.

Pak Galen berdeham, "Mungkin kelas Bu Anggie."

Seketika suasana lorong menjadi ricuh. "Aseloleeee!! Kelas sang pujaan hati ternyata!" goda Kai sambil tersenyum misterius.

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang