11 - Sesuai Ekspektasi?

406 37 0
                                    

Hayo siapa yang kangen?? Absen sesuai bulan lahir kalian yukk!!🥰🌈💫🌸

Yuk share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩🌺😘✨

GUYS BUAT UPDATE NEXT CHAPTER RAMEIN CHAPTER AESTHETIC BOARDS & MUSIC PLAYLIST DULU YUK!!🥰 TELL ME WHAT DO YOU THINK DI CHAPTER SEBELUM INI💘

GIMANA KABAR KALIAN HARI INI??😍😍😍

———

WARNING: Mungkin ke depannya akan ada perbedaan mengenai peraturan, struktur, kebijakan, tanggung jawab, cara, sebutan, dan lainnya dalam Paskibra. Oleh sebab itu, mohon diikuti saja alur dalam cerita dan segala hal yang Boo tulis dalam Hipotesis.

I've told u guys. Jadi ke depannya jangan ada yang bilang, "Di sekolah ku gini." , "Loh kok gitu sih? Yang bener tuh gini" , "Seharusnya tuh blablabla." HARGAIN BOO, KARENA SEMUA HAL (BUKAN HANYA PASKIB) BISA BEDA-BEDA TIAP SEKOLAH/KOTA/PROVINSI. Jangan dipukul rata😃

———

"Ngaco! Masa Tarzan sih?!" ujar Izora sambil mengerutkan kening.

Syaila mengendikkan bahu. "Gak tau kelintas aja di otak. Lagian lucu kan namanya, Tarzan juga ganteng," jelasnya.

Inarah mendesis ragu, "Beneran lo mau ngasih nama Tarzan? Yang beneran dikit kek." Syaila berdecak, "Bawel ah udah Tarzan aja."

Melihat kedua temannya yang masih tidak yakin, gadis segera mencari teman pendukung. "Lan, Tarzan bagus kan??" tanyanya pada Lanie sambil mengedipkan matanya berkali-kali.

Lanie menghela napas pelan. "Iya, Tarzan aja."

Menjerit tertahan, Syaila melayangkan kecup jauh. "Love you, Lanie!"

Iya, jadi nama samaran dari seorang Nayaka Aldevaro adalah Tarzan. Buatan dari si cantik jelita, Syaila Razaad. Karena apapun yang Syaila ingini, itu yang harus terjadi.

———

Pelajaran Matematika di jam pelajaran terakhir adalah malapetaka. Sudah bokong pegal karena terlalu lama duduk, AC dingin setengah mati sampai hampir beku, bosan di kelas, suntuk karena tak kunjung pulang, dan sekarang otak mereka mengebul karena disuruh berpikir terus.

"Berapa menit lagi sih?" tanya Syaila pada Izora mengingat gadis itu jarang atau hampir tidak pernah memakai jam tangan, ditambah dirinya terlalu malas untuk melihat jam dinding di kelas.

"10 menit lagi. 10 menit sih kayak 10 jam," dumel Izora yang dihadiahi anggukan setuju Syaila.

Memutuskan memainkan ponsel secara diam-diam untuk menghabiskan waktu. Sesekali ia melihat ke arah guru, sebelum akhirnya fokus kembali pada ponselnya.

"The 9th period has just finished, class dismissed."

Tak ada yang lebih menyenangkan dari bunyi bel pulang sekolah yang mengalun merdu. Dalam hitungan detik seisi kelas dapat menghembuskan napas lega, seolah beban dipundak yang mereka tanggung seharian ini hilang seketika.

"Sya, ayo ganti baju. Ekskul gak lo?" ajak Izora sembari memasang tas ranselnya ke pundak.

"Ekskul lah, mau ketemu Tarzan!" seru Syaila semringah.

"Gila ya, gara-gara lo kasih nama Tarzan, gue jadi terngiang-ngiangnya hutan sama binatang mulu. Barusan lo ngomong mau ketemu Tarzan gue kira lo mau ke hutan," ucap Inarah.

"Nyebelin lo!" balas Syaila memanyunkan bibirnya. "Udah ah. Zor, buruan ke toilet ganti baju. Lama banget sih, jangan sampe gara-gara lo gue telat ya!"

Izora melotot, "Lo yang lama dari tadi ya Tuan Putri, malah nyalahin orang!"

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang