Hai semuanya, ini aku datang kembali membawa cerita perkoasan hahaha. Seperti kata para sesepuh "Koas itu indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang", sehingga aku memutuskan untuk menulis kisah perkoasanku agar tertanam selamanya dalam dunia perwattpad-an. Asekk.
Hai semuanya panggil saja namaku Mochi, seperti nama makanan dari jepang yang lembut dan manis kayak orangnya. Untuk melengkapi imajinasi kalian, bayangkan saja aku sebagai manusia biasa berjenis kelamin perempuan dan mempunyai rambut sepanjang bahu (tolong jangan bayangkan dora). Dikarenakan dari kecil aku adalah anak rumahan yang jarang dibiarkan ortu main kejar-kejaran diluar atau pun main rumah-rumahan dengan anak tetangga lain, maka keseharianku sewaktu kecil yaitu menonton televisi dan membaca buku. Masa kecil itu membuatku menjadi seorang introvert alami ketika beranjak dewasa. Jadi, apabila kalian ingin anak kalian introvert, maka ikutilah langkah-langkah diatas. Nda deng, bercanda, jangan, kasihan anak sekecil itu berkelahi dengan waktu~ (malah nyanyi).
Lanjut, karena suka banget nonton tv lebih spesifiknya kartun detective conan, muncullah kecintaan terhadap genre detective sejak dini sehingga ketika koas, stase yang paling kutunggu-tunggu adalah forensik. Sejak pre-klinik ketika ditanya pengen jadi spesialis apa, aku selalu menjawab aku tertarik pada forensik, and guess what?? Betapa senangnya hatiku ketika stase pertama yang akan kujalani di dunia perkoasan adalah forensik. Aku masih ingat rasanya, ketika hatimu berbunga-bunga, jantungmu berdebar penuh dengan adrenalis dan fantasimu melalang-buana akan keseruan yang akan kau hadapi kedepannya. Begitulah kira-kira gambaran waktu aku membaca jadwal koas siang itu.
Aku akan memperkenalkan teman-teman perkoasan yang akan menemaniku dua tahun kedepan, doakan kami ya agar tetap waras dan menerjang kerasnya kehidupan koas. Jadi terdapat kelompok besar yang terdiri dari 14 orang, kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi dua kelompok kecil yang terdiri dari 7 orang. Kelompok ku terdiri dari 4 orang cewek (termasuk aku) dan 3 orang cowok. Sebut saja untuk teman-temanku yang cewek Tulip, Camelia, dan Rose. Sedangkan untuk cowok, Viper, Domba dan Flamingo.
Stase Forensik ini akan kami jalani selama 4 minggu, dimana minggu pertama akan ada BIKO (bimbingan koas) secara online oleh dokter pembimbing kami. Kemudian minggu ke2-3 kami akan ke salah satu Rumah sakit di solo yang mempunyai pelayanan Forensik. Minggu pertama kami sangat santai, diberikan ilmu oleh dokter pembimbing terkait apa saja yang perlu kami ketahui untuk menghadapi forensik ini. Salah deng, tidak ada santainya, karena kami juga mempersiapkan wisuda, dimana untuk wisudawan cewek akan sangat merepotkan, bayangkan harus bersiap-siap dari jam 2 subuh agar make-up dan rambut tertata sesuai dengan keinginan. Fix aku bertekad untuk make up sendiri ketika sumpah dokter. Long story short, I survived hari wisuda yang rempong. Kalau mengikuti keinginanku, aku pengennya yang simpel-simpel aja, tapi karena aku anak yang berbakti kepada orang tua, maka titah baginda adalah mutlak.
Akhirnya minggu yang kutunggu-tunggu datang juga, aku ke solo naik KRL, setelah memastikan semua yang kubutuhkan siap (ternyata tidak permirsa, masih ada aja yang ketinggalan), aku berangkat pukul 13.00 WIB. Di solo aku menyewa apart bersama 2 orang temanku yang lain, kami beda stase, tapi karena aku takut pulang dari RS sendirian (bayangkan habis melihat mayat dan kamu sendirian di kamar, no thank you), maka numpanglah aku bersama dua orang sohibku ini sebutlah mereka Dandelion dan Cherry Blossom. Mereka berdua menjalani stase jiwa di solo juga (konon katanya jiwa mereka juga agak terguncang).
Hari senin pukul 05.00, Viper, yang stase ini merupakan chief kami (semacam ketua kelompok) sudah mengabsen pagi di grup
Viper: " Presensi pagi katakan "wangi""
Tulip: " harum"
Flaminggo: "wangi"
Mochi: "Wangi"
Demikianlah pagi kami selanjutnya akan ada presensi pagi, tujuannya untuk jaga-jaga siapa tau ada yang ketiduran, jadi bisa di telfon lebih awal.
Hari pertama masih dipenuhi adrenalin tapi dengan wajah capek karena energi kami terkuras saat wisuda, maklumlah sebagian besar kami adalah anak introvert yang butuh recharge energi minimal seminggu. Untung saja chief kami, Viper, adalah anak ekstrovert sehingga kami bisa membaur dengan koas-koas dari univ lain dengan baik (akward dikit ga ngaruh ya ges ya). Selain dari Univ kami, ada juga koas dari UNS dan minggu depan akan ada koas dari UNTAN.
Long story short, hari pertama kami dipenuhi canda tawa dan bimbingan oleh dokter Senin (nama samaran). Tidak tahu mengapa, dokter Senin mempunyai kecintaan terhadap angka 7, sehingga ketika beliau masuk ke sarang para koas, beliau akan menyuruh kami berhitung, dan koas dengan nomor lucky seven harus, wajib dan mutlak mengajukan pertanyaan kepada beliau. Kalian pikir hanya koas dengan angka 7 saja? Oh salah besar ferguso, semua koas dengan nomor duduk 7, kelipatan 7 (contohnya 14) dan ada angka 7-nya (contohnya 17) wajib mengajukan pertanyaan. Kapan siklus tanya-bertanya ini selesai? Sampai kurang lebih 2 jam lamanya dan well beliau akan masuk hampir setiap hari.
Hari kedua, ketiga dan keempat, kami belum mendapat kasus apapun sehingga sebagian besar dari kami merasa bosan dan berdoa agar segera diberikan kasus (Ingatlah wahai kawan-kawan, berdoalah dengan spesifik, agar ketika doamu dikabulkan, kamu ga akan kaget-kaget amat. Tapi bagi orang yang suka kejutan..... yah cobalah). Malam itu adalah malam Jumat, pukul 19.38, muncullah notifikasi yang paling kami tunggu-tunggu " Pesiapan visum".
Halo semuanya, aku datang kembali membawa cerita baruu~ hope you guys like itt
KAMU SEDANG MEMBACA
Se.Ko.Pi (Sekumpulan Koas Hepii)
Short StoryKoas itu indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang. Selamat menikmati cerita koas yang absurd iniii~