7- cemburu.

693 66 12
                                    

DOUBLE up biar cepet tamattt, mau bikin ff Upan versi kerajaan :))

Halilintar bermimpi, mimpi ketika dia masih kecil, saat bundanya masih hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halilintar bermimpi, mimpi ketika dia masih kecil, saat bundanya masih hidup. Mereka terlihat bahagia, dia bermain dengan gembira bersama Taufan... Ya Taufan. Di mimpi itu Taufan ada, ada di masa kecilnya. Mereka bermain, makan, meniup lilin ulangtahun bersamaan sambil bernyanyi. Senyum bundanya nampak cerah, sementara sang ayah tersenyum lembut.

Di sisi lain, tiga bocah berbeda warna mata itu mengamati Hali yang tertidur nyenyak sambil senyum.

"Kok Kak Hali aneh ya? Masa tidur sambil senyum." Si polos Thorn bertanya, ditangan kanan ada balon berukuran sedang berwarna merah. Sesuai tebakan, hari ini mereka akan menjahili Hali. Biang keroknya Blaze tentu saja.

"Nih pasti mimpi macem-macem nihh!!" Pala Blaze langsung di toyor sama Taufan, ngomong ngelantur depan Thorn yang polos sih. Kok bisa Cece yang tenang, imut, kiyowok, stay cool begitu punya kembaran kayak Blaze yang suka tantrum begini?

Taufan emang nggak nyadar diri, padahal dia sama Hali sama aja kayak Blaze dan Ice.

"Udah Thorn langsung pecahin aja!"

"Ih kak Ufan, Thorn ngga berani!!!" Tadinya sih berani eh pas mau beraksi nyali Thorn mendadak ciut, takut disambar Hali. "Sakit tau kena pedang kak Hali."

"Aelah si Thorn mah!" Blaze ngeluh, tampang dia kayak ngatain si Thorn Cemen. Bikin pipi Thorn mengembung kesal.

"Ya udah Blaze aja yang pecahin!!" Blaze ngegeleng cepet, alah dia mah bisa ngatain si Thorn aja. Padahal sendirinya juga udah jera kena pedang anak sulung. Thorn ngejulurin lidah. "Tuh kan nggak berani juga."

"Syutt udah, nanti orangnya bangun! Siniin biar kakak aja." Dia ngambil balon di tangan Thorn. Bikin dua bocah merah sama hijau cekikikan senang, ketika Taufan mendekatkan balon pada wajah Hali, Thorn dan Blaze seketika sudah berada di depan pintu keluar kamar. Bersiap-siap lari.

Taufan ngedumel dalam hati. Punya adek pengkhianat! Batinnya. Kalau bukan karena sifat jahil terpendam Taufan mau keluar hari ini mana berani dia ngerjain Hali. Apalagi kemaren baru dapat peringatan. Tapi berhubung sifat jahil seorang Taufan kumat setelah sekian lama akhirnya Taufan memilih menjahili kembarannya ini.

"Satu..." Balon itu Taufan dekatkan ke muka Hali. "Dua," jarum pentol sedikit lagi akan mengenai Balon. "Tiga!"

DUAAR!!

Beberapa saat kemudian dimulailah rumah itu dengan keributan seperti biasa, hanya ada tambahan dari member pelaku saja. Kalau korban mah itu-itu saja. Gempa kadang heran sendiri, apa Blaze dan Thorn tidak jera apa setelah di sentrum pakai pedang Hali berkali-kali?

"AAAAA AMPUNNN!!"

"HUAAA KAK UFAN YANG MECAHIN BALONNYA!!"

"KAK ALIN INI SEMUA IDE BLAZE!!! KAK AMPU—"

Freedom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang