Bab 45 - Dewi Kembali

512 22 0
                                    

Tak terasa hari-hari berlalu begitu cepat. Sudah tiga bulan aku tinggal bersama dengan Pak Nasril sebagai suami istri. Aku semakin tahu apa yang di sukai dan apa yang tidak di sukai oleh suami ku itu. Dan aku juga mulai hapal apa saja kebiasaannya. Seperti ketika dia sedang bekerja harus minum kopi agar fokus, dia lebih suka sarapan dengan roti, suka makanan yang pedas dan manis serta masih banyak yang lainnya.

Semakin kesini kami semakin akrab dan lebih sering banyak mengobrol ketika dirumah. Walaupun kadang-kadang di kantor Pak Nasril masih suka menculik ku untuk menyuruh ku melakukan ini itu.

Oh ya Chindy juga sudah tahu aku menikah dengan pak Nasril, tanpa sengaja dia bertemu denganku saat sedang bersama pak Nasril ketika aku belanja kebutuhan rumah tangga di swalayan. Akhirnya aku jujur bahwa kami sudah menikah. Aku menyuruh Chindy menjaga rahasia ini jangan sampai anak kantor tahu hubungan ku dengan pak Nasril.

Oh ya kalian masih ingat dengan kasus penggelapan uang restoran, ternyata pelakunya emang manager hotel sesuai dengan dugaan ku. Pak Nasril kecewa ketika mengetahui orang yang dia percaya mengkhianati nya. Suami ku itu sudah ingin menjebloskan orang itu ke penjara. Tapi aku memberi saran agar orang itu di pecat dengan tidak hormat dan mengganti rugi uang perusahaan yang dia ambil, serta membuat surat perjanjian agar tidak melakukan hal tercela itu lagi di mana pun dia berkerja selanjutnya, bagaimana pun dia masih memiliki anak dan istri dirumah. Akhirnya Pak Nasril setuju.

🍃🍃🍃

Jam istirahat aku dan Chindy makan di kantin. Setelah tahu aku istrinya Pak Nasril, Chindy mundur teratur dan sekarang dia sedang berusaha mendekati bang Reza yang aku dukung dengan sepenuh hati. Aku tau bang Reza menyukai ku tapi aku berusaha Pura-pura tidak tahu.

"Kenyang banget gue" Chindy mengusap perutnya

"Lu makan kagak mikir"

"Ya namanya gue lapar setelah berpikir cukup lama" Ucap Chindy

"Udah ayok bangun balik keruangan entar lagi jam istirahat habis ni" Aku menarik tangan Chindy agar dia berdiri.

"Ya Allah sabar neng, pelan-pelan dong" Protes Chindy karena aku sudah memaksa nya berjalan

"Salah lu sendiri, gue enggak mau telat entar di marahi bos" Ujarku

"Yaelah, tinggal lu marahin balik juga" Celetuk Chindy

"Udah cepet lu jalan jangan lelet" Aku masih menarik tangan Hani

Tiba-tiba Chindy menahan langkah ku.

"Eh Han tunggu, lu ingat enggak tuh cewek" Chindy menunjuk ke arah wanita yang sedang berjalan menuju lift

"Enggak ingat gue"

"Ishh parah lu, itu cewek yang dulu pernah pergi sama laki lu waktu lu baru-baru kerja disini" Beritahu Chindy

Aku mencoba mengingat, ya aku ingat wanita itu yang pernah pergi dengan Pak Nasril waktu makan siang.

"Ngapain dia kesini?" Tanya Chindy

"Ya mana gue tau, lu nanya gue. Urusan kerja kali" Jawab ku asal.

Chindy masih terdiam.

"Udah ayok keruangan, malah melamun lagi lu" Aku menarik tangan Chindy.

Aku masih penasaran dengan wanita itu, tapi aku mencoba mengalihkan pikiran ku dengan bekerja.

🍃🍃🍃

Pov Nasril

Aku sedang mengecek beberapa berkas yang sudah menumpuk di atas meja kerja ku. Sesekali aku menyeruput kopi yang tadi aku suruh Hani belikan.

My HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang