"Kak. Ayo bicara nanti di rumah, kita bisa pulang kan?"
"Mungkin."
"Kita harus pulang, pokoknya harus lengkap."
Attention ⚠️
Ada sedikit alur yg terinspirasi dari Drakor. But, sisanya sesuai ilusi author dan tambahan dari mimpi author. Mohon bijak m...
Semenjak kejadian semalam, Daniel dan adiknya tidak nafsu melakukan kegiatan apapun. Mengingat kejadian semalam membuat Daniel tak menyangka. Dirinya gagal menjadi seorang kakak. Daniel gagal, dirinya benar benar bodoh hanya sekedar menjaga sang adik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"KENAPA HARUS DISINI?!"
Prang!
"Kak sadar kak! Sadar kak.." Jayden berusaha menenangkan sang kakak. Ia memeluk erat tubuh sang kakak.
"Mending kita bawa jasad Kevin ke luar. Ini bisa aja nimbulin banyak jebakan" usul Juana.
David menggeleng. "Enggak! Gua enggak mau biarin adek gua di luar sendirian, dia pasti kedinginan. Ini masih malem JUANA!" Teriak David tak terima.
David menatap nanar tubuh yang sudah tak bernyawa itu. Ia ingin menghampiri adiknya dan memeluknya, namun di tarik keras oleh Jiano dengan sangat keras sehingga membuat lengan Junkyu sedikit tergores kuku tajam Jiano.
"Haikal. Buang ke jendela." Titah Jiano.
Haikal mengangguk, ia memakai sarung tangan dan langsung mengangkat tubuh tak bernyawa itu.
"ENGGAK! LO MAU APAIN ADEK GUA BANGSAT! KALO LO DORONG ADEK GUA MATI! LEPASIN DIA! LEPASIN!!"
David terus berteriak memberontak saat Haikal sudah membuka jendela. Ini lantai tiga dan Haikal mau melempar tubuh Kevin ke bawah. Kakak mana yang tidak sakit melihat adiknya seperti ini dan di perlakukan seperti itu?
"Gue mohon.."
David menjatuhkan lututnya, ia menatap nanar adiknya. Hatinya terasa sakit ketika melihat adiknya yang akan di buang. Gavin menghampiri David, memeluk erat sang kakak.
"Ikhlas, kak"
David menggeleng. Haikal menatap Daniel, Daniel mengangguk kecil dengan pandangan kosong menatap nyalang adiknya.
"Sampai ketemu, di kehidupan selanjutnya. Kakak sayang sama kamu dek.."
Sret!
Bruk!
Daniel menutup matanya sebentar kemudian di buka kembali. Ia sedikit mengintip, melihat ke bawah adiknya yang sudah terkapar tak berdaya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.