네 (4)

880 66 5
                                    

"AARGHHH!"

PRANG!

Cermin yang ada di kamar tersebut pecah di lempari botol minum oleh Daniel. Ia mengusak usah rambutnya kasar bahkan memukul kepalanya beberapa kali.  Danie menangis sejadi jadinya, ia bingung. Sebagai kakak, Daniel kembali gagal menjaga adiknya.

Daniel menjatuhkan tubuhnya, bersandar pada dinding menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Daniel menangis, tangisan yang terdengar pilu membuat sesiapapun yang mendengarnya ikut menangis.

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan Haikal, Juana dan Jiano membawa dua keresek penuh makanan dan di simpan di meja. Mata David memanas, i berjalan menghampiri ketiganya dan..

BUGH!

"Bangsat! Kemana Lo bertiga disaat saudara gua mati hah?" Maki David setelah berhasil memukul rahang Jiano.

"Siapa? Ada korban lagi? Kita tadi duluan kok, saudara Lo bilang pengen nunggu di sana aja yaudah kita dulu—"

"BOHONG! DIA BOHONG! DIA TADI DORONG KAK JUN SAMPAI KAK JUN MASUK JEBAKAN!" Teriak Kyle histeris.

"STOP!!"

Serempak berhenti mendadak, namun Jun merasa sebuah tangan mendorongnya.

Skakmat!

Ting!

'seseorang melanggar, kesempatan tersisa satu'

Serentak melotot. Mereka melihat kebawah, tidak ada yang menginjak sama sekali. But?

"Kak Jun!"

Jun mematung di tempat saat menyadari dirinya menginjak bercak merah, tapi bukan darah. Jun menatap tajam Haikal, iya Jun sadar yang mendorongnya itu Haikal. Ia perlahan memundurkan langkahnya mencoba untuk tenang, tubuhnya tiba tiba lemas seakan tak bertenaga.

"Kak.."

Jun tersenyum. Ia menatap adik adiknya, Arthur dan Kyle.

"Kalian, kalian mending kembali ke kak Daniel ya? Kakak enggak mau kalian jadi korban setelah kakak" tutur Jun lembut.

Kyle menggeleng. "Enggak! Mau sama kakak, kakak enggak akan kemana mana kok, kenapa ngomongnya gitu?" Ucap Kyle tak terima.

"Kak, kalo Lo nyerah, gua juga ikut kak." Balas Arthur.

Jun menggeleng. "Arthur, liat adek kamu. Kamu harus jaga Kyle, jaga adek kamu yang lain juga, dan kakak titip kak Niel ya? Kakak mohon kalian kembali ke kamar, jangan ikut kakak. Kakak mohon" ucap Jun lagi dengan nada benar benar memohon.

Juana, Jiano dan Haikal hanya bisa diam di tempat. Jun sedikit menoleh melihat Juana yang terlihat mengoleskan sesuatu ke bajunya. Ia menggeleng menatap adik adiknya mengisyaratkan keduanya untuk pergi dari sini.

"Dek, nurut—ngh! Uhuk!"

Byurr!

"Kakk!"

Jun memberi isyarat agar Kyle melihat ke belakang, mata Kyle melotot saat melihat Juana yang semakin gencar mengoleskan sesuatu ke baju sang kakak. Tidak, Kyle ayo bersikap biasa saja agar tidak terjadi sesuatu dengan sisanya.

Byur!

Jun kembali memuntahkan darah.

Kyle menggeleng ribut saat mulut sang kakak mengeluarkan darah. "Enggak, enggak. Cukup kak Evin jangan kakak juga!" Teriak Kyle di iringi tangisan pilu.

Play or Die || Treasure THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang