John menatap nanar jasad jasad sang kakak yang kini berada di hadapannya. Arthur menyuruh David dan Jayden untuk mengumpulkan jasad jasad sang kakak di toko tempat mereka istirahat dan menutupinya dengan kain putih yang tersedia disana.
John membuka penutup kain Justin, tangan bergetar ya mengusap lembut pipi kanan Justin. Wajah itu pucat pasti bahkan suhu tubuhnya sangat dingin dan tidak terdengar deru nafas lagi.
"Kapan? Kapan kita bakal bahagia kak?" Tanya John lirih.
Kyle merangkul pundak si bungsu berusaha menangkannya.
"Semalem perasaan kita masih pelukan, tidurnya bareng. Tapi kenapa kakak jahat ninggalin Jojo?" Lirihnya lagi.
Semua diam tak bergeming. Arthur sendiri hanya bisa diam dan menatap kosong empat jasad yang kini tertutup kain di hadapannya.
"Kalian boleh pulang."
Arthur menatap tak percaya. "Lo serius kan? Gue, gue enggak mau Lo bercanda, kita beneran pengen pulang," ucapnya tak percaya.
Jiano mengangguk. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Arthur. "Asal Lo korban kita selanjutnya. Hm?"
Deg.
Arthur diam tanpa seribu kata. Bak orang dihipnotis, raut wajahnya berubah drastis.
Arthur terkekeh, ia menatap satu persatu saudaranya yang tersisa. Arthur menunduk, tangisnya pecah begitu saja, entah ini hal yang paling menyakitkan baginya.
"Bunda, kita pengen banget pulang dan peluk bunda. Tapi keadaan enggak mendukung.." lirihnya.
Gavin menepuk pundak Arthur, ia mengelusnya perlahan agar adiknya tenang. Jujur, Arthur bingung menjelaskannya bagaimana memberitahu sisanya kalau dirinya? Ah sudahlah.
Travis mendekat ke arah Jayden. Matanya yang sudah berair kini mengalir butiran kristal bening membuat Jayden tersenyum getir.
"Mau peluk kakak.." ucap Travis lirih.
Jayden mengangguk, ia membawa Travis kedalam pelukannya dan menenangkannya.
Semakin hari semakin gelap. Saking lelahnya, semua kini tertidur dalam keadaan mata sembab. Mereka tidur saling memeluk satu sama lain, bahkan John yang tadinya tak mau berhenti menangis kini benar benar terlelap.
Bisa di bayangkan bagaimana jika kalian di posisi mereka? Kalian mencoba bertahan dengan dunia yang begitu keras, tapi pertahanan kalian runtuh karena tempat mengerikan ini? Dan bagaimana rasanya melihat saudara sendiri mati secara tragis dihadapan kita?
Hari semakin larut, suhu disini juga semakin dingin membuat mereka tak bisa menahan rasa dinginnya bahkan sampai membuat Jayden terbangun.
"David, bangun dulu. Itu, Jojo sama Kyle peluk dulu kasian menggigil gitu" titah Jayden.
David mengangguk. Ia berjalan menghampiri Kyle dan John kemudian memeluknya erat. Sementara Gavin memeluk Arthur dan Sam, Jayden memeluk Travis.
Mereka tidur saling berpelukan karena malam ini adalah malam paling dingin bagi mereka. Iya, sangat dingin dari biasanya rasanya saja mereka seperti berada di kutub Utara.
"Engh~ shh.. k-kak-ak.."
Jayden mengumpat. Ia menidurkan Travis sebentar di paha David dan menghampiri Gavin. Jayden mengobrak abrik tas mereka satu persatu.
"Sam tahan ya, kakak cari dulu barangnya" ucap Jayden.
Gavin khawatir. Adiknya ini memiliki hipotermia dimana Sam tak akan kuat dengan cuaca sedingin ini. Bak berada di ruang pendingin, ini benar benar dingin meskipun mereka memakai jaket tebal pun percuma.
![](https://img.wattpad.com/cover/359079214-288-k662103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Play or Die || Treasure THE END
Misterio / Suspenso"Kak. Ayo bicara nanti di rumah, kita bisa pulang kan?" "Mungkin." "Kita harus pulang, pokoknya harus lengkap." Attention ⚠️ Ada sedikit alur yg terinspirasi dari Drakor. But, sisanya sesuai ilusi author dan tambahan dari mimpi author. Mohon bijak m...