다섯 (5)

861 72 3
                                    

Cahaya teriknya matahari menyoroti para remaja yang kini masih terlelap. Tiga orang bangun lebih dulu dan membangunkan yang lainnya sedangkan John dan Justin masih saling memeluk.

"Juju, Jojo bangun dulu udah siang" ucap David membangunkan kedua bungsunya.

"Eum? Udah siang?" Tanya Justin di angguki David.

John bangun dengan muka bantal, tangannya gelayapan mencari sesuatu. Sam yang paham hanya bisa menahan tawa lalu memberikan susu dan roti milik si bungsu. Ini kebiasaan John kalau bangun tidur harus ada roti dan susu di dekatnya, itu sebabnya mereka sedia membawa roti dan susu kala si bungsu merengek makanan dan minuman tersebut ada.

Semuanya kini sudah bangun dan mereka menata tapi meja dan kursi toko kue kecil tersebut. Mereka duduk dan berkumpul saling menghadap satu sama lain.

Daniel menghela nafas panjang, ia menaruh buku gambar tebal Justin di tengah tengah.

"Juju tau kaitan ini semua?" Tanya Daniel.

Justin menatap lama sang kakak. "Tau" jawab nya antusias.

"Juju bisa jelasin ke kita? Kakak penasaran" ucap David.

"Adek jelasin nya pelan pelan enggak papa, lagi pula kita enggak nuntut adek buat cerita sekarang" tutur Sam lembut.

Justin menghela nafas panjang. "Ini kota yang di buat sama orang yang dulunya hampir mau ngebunuh kak avis. Kakak inget enggak om om yang waktu itu Dateng ke rumah, terus tiba tiba nanyain kak avis?"

Semuanya saling menatap satu sama lain. "Maksudnya?" Tanya Jayden bingung.

"Ini namanya kota panah yang di ciptain sama seseorang. Kalian sadar enggak, kalo tiap jalan di belakang anak panah tuh banyak kabel? Ini terhubung ke satu kabel yang artinya kota ini, ralat maksudnya anak panah sama bercak bercak itu di kendaliin lewat komputer" jelas Justin lagi.

Mereka mulai mengerti sedikit. "Terus?" Tanya Travis.

"Semalem kalian ngedenger bunyi alarm kan?"

Semuanya mengangguk.

"Anak panah pada ilang kan? Sama bercak nya juga?"

Semua kembali mengangguk.

"Itu dia. Jalan satu satunya buat kita bisa pulang. Alarm bakal bunyi tiap jam 10 malem, anak panah bakal berhenti di kendaliin dan bercaknya juga hilang otomatis. Biasanya kalau orang yang cerdas itu menyempatkan waktunya buat kabur di malem tersebut. Tapi kalau alarm berhenti bunyi, kita harus siap siap buat cari tempat persembunyian yang aman, kayak toko kecil ini" Justin menjeda ucapannya.

"Kalau sampai alarm itu berhenti bunyi tapi kita belum sembunyi. Udah, mati udah kita" lanjutnya lagi.

Semuanya mengangguk paham sekarang. Jadi, mereka bisa kabur pada saat alarm itu berbunyi? Ya. Mereka bisa sempatkan waktu itu buat kabur.

"Tunggu. Semalem alarm nya bunyi cuman 2 menit doang, gimana kita bisa kabur anjir?" Tanya Kyle.

Justin tampak berfikir.

"Tiap alarm bunyi selalu muncul warna lampu di tiap tiang. Kalau lampunya warna kuning, kemungkinan cuman 2 menit. Tapi kalau Biru, itu bisa jadi 5 jam lebih. Tapi kayaknya buat tunggu warna biru itu kemungkinannya cuman 57 persen." Jelas Arthur. 

Semuanya terkejut. Bagaimana Arthur bisa tau?

"Kok Lo tau si, alien?" Tanya Gavin.

Arthur memutar bola matanya malas. "Makannya kalau di suruh buka buku sama di amati tuh, amati jangan cuman di liatin tapi sok berpikir dasar pendek" cibir Arthur.

Play or Die || Treasure THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang