"Mencintai, tidak selalu harus memiliki."
***
Sekarang Agatha sudah berada dirumah sakit, baru saja kemarin Leo yang berada diposisinya, sekarang sudah gantian dirinya yang berada di posisi lelaki itu.
Agatha sangat panik, sedari tadi ia terus mondar-mandir tidak jelas menunggu kabar dari sang dokter.
Mulutnya tidak henti-henti merapalkan do'a, berharap yang maha kuasa menolong Leo kali ini.
Bunda Fira datang dengan keadaan yang sudah banjir dengan air mata, ia sangat terkejut mendengar kabar dari Agatha jika Leo mengalami cedera dibagian kakinya.
Pasalnya lelaki itu dulu pernah terjatuh dari sepeda bersama Agatha dan hal itu membuat kakinya menjadi lumpuh selama hampir satu tahun. Hal tersebut membuat kaki Leo menjadi sensitif dan kadang juga masih sering terasa sakit.
Itulah yang membuat Leo, Agatha dan Bunda Fira menjadi sangat panik. Karna kaki lelaki itu dulu pernah mengalami cedera serius, dan jika kembali mengalami pergeseran pada tulangnya Agatha tidak tau apa yang akan terjadi pada sahabatnya.
Fira memeluk Agatha dengan tangisan yang sudah pecah, "Bunda takut, Ata."
Agatha mengusap punggung wanita itu pelan, ia pun sama takutnya. Tapi ia harus tetap meyakinkan bundanya jika Leo akan baik-baik saja, walaupun dia sendiri juga tidak yakin dengan itu.
Bianca yang sedari tadi melihat kedekatan kedua orang tersebut mengepalkan tangannya, lagi-lagi Agatha yang menjadi penghalangnya. Kenapa gadis itu harus hadir dalam hidup Leo?
Dokter keluar dan langsung dicecar pertanyaan dari Fira membuat dokter tersebut mengelus pundaknya berusaha menenangkan.
"Gimana dok anak saya?"
Dokter itu tersenyum, "Beruntungnya kaki anak ibu tidak terlalu parah, hanya sedikit kekilir saja. Rasa sakit yang dirasakan anak ibu itu karna memang dulu kakinya pernah mengalami patah tulang, betul?" Fira mengangguk.
"Kemungkinan anak ibu bisa sembuh sekitar satu atau dua minggu yang akan datang, tergantung dengan cara respon tubuhnya, jika respon tubuhnya untuk pemulihan cepat mungkin satu minggu juga sudah bisa sembuh," jelasnya yang membuat semua orang bernafas lega.
Setelah dokter itu pamit, Fira langsung menangis kembali dipelukan Agatha.
"Gapapa bunda, kan tadi kata dokter cuma sebentar aja proses penyembuhannya," merasa ada yang aneh Fira menatap Agatha lekat.
"Tangan kamu juga kenapa?!" Agatha terdiam, entah dorongan dari mana gadis itu menatap Bianca yang ternyata sedang menatapnya juga.
"Jatuh bunda waktu latihan cheers, kemungkinan ada yang sengaja buat Ata cedera, " ucap gadis itu masih dengan mata yang terfokus pada Bianca membuatnya mengalihkan pandangan.
Fira mengusap wajah Agatha, "Gapapa ya sayang, bunda berdoa semoga orang yang jahat sama Ata mendapatkan balasan yang setimpal."
Agatha tersenyum miring masih memperhatikan Bianca yang seolah berpura-pura menulikan telinganya. Ia yakin betul jika orang yang membuatnya seperti ini adalah gadis itu.
"Aamiin," timpalnya mengaminkan ucapan Fira.
Bianca yang mendengar hal tersebut mengepalkan tangannya, ia mengutuk gadis gatal yang selalu menjadi hama di kisah percintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELF INJURY
Fiksi RemajaKetika seseorang tidak bisa melampiaskan semua amarah dan emosinya, maka ia akan menyakiti diri sendiri hanya untuk sedikit rasa tenang. Terkadang Manusia tidak akan pernah mengerti dan hanya akan mencap mereka yang menyakiti dirinya sendiri adalah...