-Dikara Danas'sagara
Pada masa itu, aku melepasmu. Membiarkan kamu sendirian di tempat itu.
·•⚘•·
11. Jepit rambut kupu-kupu
Kanala memperbaiki posisi obat-obatan yang sempat ia pakai untuk mengobati beberapa luka kecil pasiennya. Setelan selesai, gadis itu keluar dari dalam tenda timkes guna menghirup udara segar. Gadis itu merenggangkan otot-otot lengannya.
Huf, biasanya pagi-pagi begini. Dia akan melihat sosok Dikara yang memimpin para rombongan tentara agar melakukan olahraga lari pagi berombongan.
"Belum aja seminggu, eh udah kangen aja," celoteh Sanya yang tak sengaja lewat. Tak lupa kedua tangan gadis itu menenteng sekantong sampah.
"Yakali," elak Kanala.
Sanya tertawa. "Yaudah, ini mau ditemanin ngegalau nggak?" goda gadis itu.
"Dih apaansih Sa, gue nggak galau ya," cibir Kanala.
"Iya deh, bercanda doang Buk. yaudah deluan ya," kemudian gadis itu melengos pergi. Tujuan Sanya yaitu pergi ke arah pembuangan sampah yang letaknya agak sedikit jauh di belakang tenda timkes.
Setelah menanggapi. Kanala ingin segera beranjak masuk ke dalam tenda, namu langkahnya urung takkalah sebuah sapaan lembut mengalihkan atensinya.
"Pagi Kanala," sapa Samara yang kebetulan lewat di depan tenda Kanala. Bukan kebetulan sih, sebenarnya Samara sengaja.
Kanala menatap Samara. Ah, tumben sekali gadis itu membawa teman-temannya.
"Pagi juga," balas Kanala seadanya.
"Loh? Tumben banget mukaknya murung gitu. Oh apa efek kesepian ya? Soalnya kan karena calon tunangan orang lain gaada buat di deketin lagi kan ya?" ucap Samara. Sepersekian detik gadis itu menutup mulutnya, tak lupa memasang gesture sedih bak orang yang sedang keceplosan berbicara.
Samara tertawa bersama dengan kedua temannya.
"Waduh parah si," Linka–gadis berambut pirang kekuningan itu menyahuti di samping Samara.
Kanala menghela nafas mencoba untuk Sabar. Kanala adalah gadis yang sabar, ya dia adalah gadis yang sabar. Mungkin untuk hari ini Kanala akan bersabar menanggapi ucapan Samara.
Kendati terus-menerus bersikap sabar. Sebenarnya Kanala mempunyai niatan mulia. Yaitu ingin sekali menonjok wajah baby face milik Samara.
"Eh, lo tahu nggak Sa?" Flora–gadis berbando abu-abu itu mulai berbisik di samping telinga Samara.
Kanala mengerutkan alisnya. Ini teman Samara kenapa ikut-ikutan tak suka kepadanya sih. Lalu hal apalagi yang mereka bertiga bisik kan. Sebenarnya Kanala tak ingin berlama-lama bersama mereka, sebab masih banyak tugas yang harus dia kerjakan.
Seharusnya Samara tahu bahwa mereka semua ada di sini karena tugas. Bukan tempat untuk bersantai. Apalagi status mereka yang sebagian mahasiswa yang perannya sangatlah di butuhkan di tempat ini.
"Udah kan? Kalo gitu gue duluan," ucap Kanala. La berbalik masuk ke dalam tenda Tim kesehatan.
"Eits, buru-buru amat sih," hanya saja Samara segera menarik Kanala agar tetap di posisinya, yaitu menghadap ke arah Samara.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA DI LANGIT TIMUR | REVISI
Novela Juvenil[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA⚠️] Kisah ini menceritakan antara seorang Letnan dan Mahasiswi Kedokteran. Yang dimana, kisah keduanya di tuntut semesta agar memahami arti kata "Kepulangan" yang sesungguhnya. Tentang Rindu yang menging...