Bab 50 - Kecelakaan

1.4K 49 0
                                    

Pov Nasril

Kami sudah sampai dirumah. Hani keluar dari mobil, dia membanting pintu mobil dengan keras.

Aku sudah kebingungan setengah mati di buatnya. Apa yang salah? Perasaan tadi sebelum pergi masih baik-baik saja. Dan waktu menyapa ayah tadi dia juga masih terlihat okey.

Setelah berpikir panjang dan tidak menemukan dimana letak kesalahan ku, aku memutuskan masuk kedalam menyusul istriku yang sedang mode singa itu.

Aku membuka pintu kamar, terlihat hani sedang menghapus make up nya. Tak ingin memperkeruh suasana, aku melangkah ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan mengganti baju. Setelah itu aku melaksanakan solat isya karena tadi aku belum sempat solat.

Setelah selesai solat, aku melihat Hani sudah berganti baju dan sedang rebahan di atas ranjang membelakangi ku. Aku mendekat ke arah Hani dan membaringkan tubuhku disamping nya. Aku tidak suka suasana diam-diaman seperti ini.

Perlahan aku bergerak mendekat ke arah Hani. Aku menyusupkan tangan ku di perut Hani, ku pelukan tubuhnya dari belakang. Hani tak menolak.

Ilustrasi Pak Nasri dan Hani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi Pak Nasri dan Hani

Tak lama aku mendengar isakan tangis, aku membiarkan nya sebentar sambil sesekali mengecup kepalanya dari belakang. Setelah Hani mulai tenang aku mengajaknya berbicara.

"Kenapa hmm?" Tanya ku lembut.

"Aku kesal" Sahutnya

"Kesal kenapa?"

"Karena buk Dewi godain mas" Ucapnya.

Diam-diam aku tersenyum, oh cemburu ternyata.

"Lagian mas mau-maunya di pegang sama dia" Ucapnya lagi

"Kan saya tepis tangannya" Ujarku

"Tetap aja aku enggak suka"

"Kamu cemburu?" Tanya ku memastikan.

"Siapa yang cemburu" Bantah nya

"Terus siapa tadi yang nangis gara-gara saya di godain sama wanita lain? Apa namanya kalau tidak cemburu hmm?"

"Yaa kan mas suami aku, atau mas emang suka ya di godain sama mantan calon istri mas itu" Tuduh Hani

Aku menggigit bahu Hani gemas.

"Ishh sakit tau" Protes nya

Aku membalikkan tubuh Hani agar menghadap ku.

"Liat saya" Aku menarik wajah Hani agar menatap ku. Hani menatap ku cemberut.

"Saya pernah bilang kan, kalau istri saya cuma Hani Pratiwi. Artinya wanita mana pun yang mencoba menggoda saya, saya tidak akan tertarik" Ucap ku meyakinkan.

"Awas kalau mas genit sama cewek lain" Ancam Hani

"Saya janji, cuma kamu satu-satunya"

Hani sudah membalas pelukan ku. Dia menyembunyikan kepalanya di ceruk leher ku. Aku mengusap sayang punggung istriku itu.

My Hani (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang