CH-3

980 35 2
                                    


Nindya berlutut guna memasangkan kaos kaki bergambar beruang di kaki Kaza. Hari sudah sore dan Kaza sudah dimandikan oleh Nindya.

"Ibu, Kaza kangen sama mas Abi." Kaza berbicara setelah Nindya selesai memasangkan kaos kaki miliknya.

"Nanti kita telepon mas Abi ya nak. Tapi sekarang kita kebawah dulu ya, kan ibu mau masak. Sekalian tungguin ayah ya?"

"Tapi sambil bantuin ibu ya."

"Iya, ayo nak." Nindya membantu Kaza berdiri dan menuntun nya keluar kamar.

Saat menuruni tangga, Nindya memilih menggandeng tangan sang anak. Nindya takut anaknya terjatuh atau sesuatu yang membahayakan terjadi.

Sampai di lantai bawah, Nindya membiarkan Kaza berjalan sendiri tanpa bantuan nya. Seperti Jackson yang membiasakan Kaza berjalan sendiri, begitu pula dengan Nindya. Kaza terus berjalan hingga sampai di dapur.

"Kaza duduk aja ya, ibu mau masak."

Kaza segera menggeleng begitu mendengar ucapan sang ibu. Ia kan ingin membantu, bukan hanya melihat ibunya memasak.

"Enggak mau ibu. Kan Kaza mau bantuin ibu. " Kaza tetap kekeh dengan pendiriannya.

Nindya menghela nafas panjang guna menetralkan dirinya. Keras kepala Jackson ternyata menurun kepada Kaza.

"Kaza boleh bantuin ibu, tapi jangan main pisau sama api ya nak." Nindya mencoba memberi penawaran kepada Kaza.

"Siap ibu negara!" Kaza memberi pose hormat dengan tangan kanannya,sedangkan tangan kirinya memegang meja pantry.

Nindya tersenyum dan mengusap puncak kepala sang anak. Nindya mulai mengambil bahan-bahan yang ada di kulkas dan juga peralatan memasak. Kaza juga ikut andil mengambil beberapa bahan dari tangan Nindya.

Keduanya larut dalam acara memasak hingga tidak menyadari kedatangan Jackson. Melihat istri dan anaknya sedang sibuk memasak, Jackson tersenyum. Jackson melepaskan jas yang dikenakannya dan diletakkan di atas sofa. Ia melangkah mendekati keduanya tanpa menimbulkan suara.

"Ayah pulang!"

Kaza berteriak kegirangan begitu menyadari kehadiran Jackson. Nindya yang mulanya fokus kini teralih untuk menatap suaminya. Sedangkan Jackson tersenyum dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan dari sang anak.

"Siapa yang mau peluk ayah?"

Jackson yakin bahwa yang akan memeluknya adalah Kaza. Karena Nindya paling malas dengan yang namanya memeluk kecuali dia yang dipeluk. Melihat ayahnya merentangkan tangan, Kaza berjalan perlahan menuju sang ayah.

Begitu sampai di hadapan Jackson, Kaza langsung menghambur ke pelukan ayahnya. Pelukan yang selalu membuatnya nyaman dan merasa terlindungi. Jackson memberi isyarat kepada sang istri untuk ikut juga berpelukan. Dengan terpaksa, Nindya berjalan untuk menghampiri kedua laki-laki yang disayanginya itu.

"Kamu enggak mau peluk aku ya Nin?" Jackson bertanya karena melihat Nindya hanya berdiri tanpa ikut berpelukan bersama.

Nindya yang ditanya seperti itu hanya tersenyum lembut. Andai saja anak pertama nya disini, itu pasti akan lebih menyenangkan. Mungkin Nindya memang harus menghubungi Abimanyu nanti.

"Enggak ah, kamu belum mandi. Kaza, sini sama ibu nak, ayah belum mandi masih bau keringat."

Mendengar ucapan Nindya, Kaza langsung meronta minta diturunkan. Ia mendekati sang ibu dan beralih memeluk ibunya.

"Aku tuh masih wangi loh Nin, meskipun aku belum mandi." Jackson memberi pembelaan.

"Mandi gih sana mas,aku mau lanjut masak ini. Memangnya kamu mau enggak makan malam kalo aku enggak selesai masak."

"Ya gampang Nin, kita tinggal pesan junk food aja. Iya kan Kaza?" Kaza yang ditanya mengangguk antusias karena mendengar kata junk food.

"Enggak ada ya, sekarang kamu mandi gih."

"Iya sayang, aku mandi dulu ya. Kaza, tungguin ayah selesai mandi ya, nanti kita nonton tv,oke!"

Jackson akhirnya pergi ke lantai atas untuk membersihkan diri. Sedangkan Nindya dan Kaza kembali sibuk di dapur untuk menyelesaikan acara memasak.

Lima belas menit berlalu dan semua makanan sudah makanan. Kaza menunggu di meja makan saat Nindya menghidangkan makanan yang ia masak.

Tap tap tap

Kaza mengalihkan tatapannya saat mendengar langkah kaki menuruni tangga. Pelakunya adalah Jackson. Pria itu mengenakan kaos polo warna putih dengan celana pendek berwarna hitam. Meskipun ia sudah mempunyai dua anak, namun jika mengenakan pakaian santai ia malah terlihat seperti anak muda pads umumnya.

"Nin, Abi ngabarin aku, katanya dia mau pulang Minggu ini. Katanya sih mereka libur."

"Padahal aku baru mau telepon dia Jack, tapi ternyata dia udah hubungin kamu duluan." Nindya sibuk mengambilkan nasi untuk Jackson dan Kaza.

"Ibu, mas Abi mau pulang ya?" Kaza bertanya saat Nindya memberikan piring yang sudah lengkap dengan nasi dan lauk pauk.

"Iya, mas Abi mau pulang Minggu ini. Kaza seneng gak?" Nindya mengusap sayang pipi Kaza yang terkena saus.

"Sekarang lanjut makan dulu ya, nanti aja ngobrol nya." Jackson menginterupsi keduanya untuk segera makan.

















Sorry for typo 🙏🏽

KAIVAN HARZA LEONARD (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang