1. Aplikasi apa ini?

270 18 2
                                    

Korea Selatan, Seoul, 09.48

Jelas bila sekarang waktu anak Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah melakukan aktivitas belajar di dalam kelas masing-masing, tetapi tidak untuk seorang anak SMA sedang duduk santai di pinggir atap sekolah sembari menikmati pemandangan langit biru. Ia menunggu waktu istirahat tiba untuk masuk ke dalam kelas—karena bila sekarang ia bisa di hukum habis-habisan oleh wali kelasnya.

Suasa kelas pun tidak ramai dan tidak sepi, sang guru menjelaskan dan murid yang menanggapi, terkadang candaan dari siswa juga membuat sang guru kewalahan. Memang benar jika sekolah adalah hal yang sangat membosankan, terutama bagi mereka yang harus mendapatkan nilai sempurna untuk mendapatkan juara, tetapi tentu saja sekolah juga menyenangkan karena banyak moment kebersamaan yang akan mereka dapatkan.

Pukul 10.30 tiba, bunyi bell tanda istirahat berbunyi, seluruh guru mata pelajaran menutup pengajaran mereka dan pamit untuk kelas yang baru saja berlangsung hari ini, para siswa pun banyak yang keluar kelas, waktu untuk memburu makanan di kantin telah tiba. Tetapi, ada juga yang masih membersihkan meja mereka, untuk di gabungkan dengan meja temannya dan membuka kotak bekal bersama diatas meja, biasnya itu adalah kegiatan bagi anak perempun yang sudah berjajian untuk saling membwa bekal.

Seorang yang berada di atap sekolah tadi pun mengambil tasnya kemudian berjalan menuju pintu yang menghubungkan tangga menuju ke lantai bawah. Ia berjalan dengan santai, banyak yang memperhatikannya tapi dia abai, karena memang sudah kebiasaannya datang terlambat. Saat melewati tangga terakhir ia melihat Lee Seokmin; anak buahnya, ia sedang berjalan bersama teman sekelasnya yang bernama bernama Hong Jisoo.

"Bos!!" Seokmin membungkuk sopan kepadanya, seakan-akan dia adalah seorang ketua dari sebuah organisasi yang selalu menjadi panutan orang dan akan selalu dihargai sampai mati.

Dia mengangguk pelan. Matanya melirik kedua orang yang sangat ia kenali, nafasnya pun berhembus dengan intonasi suara yang terdengar malas, ia menjitak kening Seokmin dan berkata, "Haruskan aku mengawali pagi dengan melihat orang bermesraan."

Seokmin tersenyum dan terkekeh karena merasa malu, namun tidak heran jika kedua manusia ini akan selalu bersama, ibarat kata mereka adalah amplop dan materai—Seokmin adalah amplop dan Jisoo adalah materainya.

Jisoo mendesah lelah. "Kau melewatkan kelas pertama, alpa mu akan semakin banyak, percuma saja kau datang kesekolah hanya untuk bermain-main saja." Kini kedua tangannya saling menyilang di depan dada, pandangannya lurus menatap kearah temannya.

"Bodo amat." Dia tidak peduli meskipun teman-temannya sudah memberitaunya beribu-ribu kali, ucapan yang berhubungan dengan kebiasaannya selalu masuk telinga kanan dan keluar di telinga kiri, hal itu sudah menjadi rahasia umum, tidak ada yang bisa mengontrol dirinya selain dirinya sendiri dan seseorang. 

Kakinya membawa pergi badan tegaknya untuk melewati kedua orang itu. Jisoo menatap punggungnya yang perlahan menjauh, "haiss anak itu! siapa gerangan yang bisa mengontrol dirinya selalin si tengil 'huh?"

Langkahnya terus berjalan di lantai koridor, dua kelas ia lewati dan banyak siswi yang memperhatikannya, tatapan kagum pada siswi yang ia lewati tidak akan mempengaruhi bibir yang tidak pernah tersenyum, karena tidak ada respon darinya para siswi pun mendesah kecewa. Sampai di kelasnya ia langsung duduk di kursinya paling belakang. Kini yang menjadi pemandangannya adalah sosok yang sedang menyusun buku milik perpustakaan yang mungkin dia pinjam. Dia juga memperhatikan sosok cantik itu—setidaknya itulah yang menggambarkan sosok itu di matanya—mengeluarkan camilan rutin yang selalu dibawanya; Pocky dan Strawberry Milk.

"Apakah ada Jeonghan di dalam?"

Kemudian ada seorang laki-laki tampan yang bertanya pada anak kelasnya di depan pintu masuk. Ia berdecak tidak suka. Saat laki-laki itu masuk kekelasnya untuk menghampiri Yoon Jeonghan, ia menatap keluar jendela, malas untuk melihat interaksi yang membuat hatinya melepuh.

Trapped || SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang