6. Terjebak

81 9 0
                                    

"Serda Jang, saya sedang berada di jalan menuju Seoul, saya membawa beberapa pasukan, sedangkan sisa pasukan sedang melawan wabah yang sudah menyebar di Sanmyeong-ri." Letkol Jung sedang berbicara kepada Serda Jang melalui protofon, karena jarak mereka yang masih bisa di tangkap oleh protofon, salah satu tangannya ia gunakan untuk mengenggam kemudi, ia membawa beberapa pasukan Militer dengan mobil truk REO M35.

Serda Jang yang menerima panggilan dari Letkol Jung yang tiba-tiba membuat dirinya merasa khawatir, pasalnya Letkol Jung tidak berpikir panjang untuk membawa para pasukan, di sana pasti akan lebih membutuhkan pasukkan juga untuk melawan para wabah.

Serda Jang pun menjawab dengan hembusan nafas yang terdengar pasrah, ia menekan salah satu tombol dan mulai berbicara, "Hati-hati di jalan, Letkol Jung, situasi disini aman terkendali, para siswa sibuk melatih diri, terutama anak didikmu, malam-malam begini mereka masih berlatih di lapangan, mereka sangat bersemangat."

"Firasat saya mengatakan bahwa mereka sudah tau apa yang direncanakan pemerintah, ingatkan mereka untuk tetap makan."

"Baik pak, tapi Seungcheol tau, anak itu sangat peka dalam segala hal, yahh.. mau bagaimana lagi? Kuharap kau segera kesini sebelum wabah menyerang pak."

"Saya akan segera tiba, ketika wabah sampai terlebih dahulu... utamakan keselamatkan kelompokku."

"Bagaimana mungkin?! Bagaimana yang lainnya?"

"Yahh lindungi saja semampumu."

"Huft, baiklah sampai nanti pak."

Serda Jang mengakhiri pembahasan mereka, ia sedang berada di perpustakaan dan pandangannya kini tertuju pada kelompok 17 yang masih menjalankan latihan dimalam hari, padahal kelompok yang lainnya sudah pergi ke kantin untuk makan malam.

Pikiran Serda Jang tertuju pada ucapan Letkol Jung beberapa saat yang lalu—utamakan keselamatan kelompokku—apa maksudnya? Apa ada sesuatu yang spesial dari kelompok 17?

"Lupakan, saatnya mengingatkan mereka untuk makan malam!" Ujar Serda Jang pada dirinya sendiri. Ia pun keluar dari ruangan perpustakaan, ia berjalan melewati beberapa kamar dan ruangan yang tidak digunakan.

Sesampainya Serda Jang di lapangan, ia mendapatkan kondisi Jeonghan yang sedang menarik nafasnya sangat dalam, ia prihatin, ia pun mendekatinya dan berujar dengan lantang, "Kalian latihan sampai tidak sadar salah satu teman kalian kesulitan bernafas?!"

Semuanya menghentikan aktivitas masing-masing, Seungcheol mendekati Jeonghan sambil mengeluarkan inhaler dari saku celananya, tetapi Jeonghan menolaknya.

"Pergi ambil makanan kalian, ini sudah malam dan waktunya untuk beristirahat! Letkol Jung memberi pesan kepada ku, ia akan kemari dengan beberapa pasukan."

"Apa tidak apa-apa kita tidak memberi tau masalah ini kepada kelompok lain?" Tanya Jun.

Mingyu mengangguk dan menambahkan ucapan Jun kepada Serda Jang, ia berkata, "Kami tau kau dan Letkol Jung tau jika Seungcheol Hyung mengetahui isi rapat kalian dan kami merencanakan sesuatu."

Serda Jang mengangguk tengkuknya yang tidak terasa apapun, ia hanya bisa tersenyum dan ia membalas, "Yah ketahuan hahaha, aku juga membantu Jun untuk mengumpulkan anak panah di gedung olahraga kan? Setidaknya aku harus membantu rencana gila kalian hahaha."

"Rencana kami tidak gila." Ucap Jihoon.

Serda Jang menatap Jihoon, "Tapi Wonwoo dan kau berhasil memperbaiki sesuatu kan?" Ucapnya membuat semuanya terkejut.

Jihoon pun langsung berlari masuk kedalam gedung kelas untuk pergi kemarnya, ketika dia sampai ia langsung menemukan laptopnya didalam lemari dalam kondisi menyala, ia membuka ponsel kemudian memberi tahu teman-temannya melalui aplikasi tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trapped || SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang