4. Letkol Jung

162 16 3
                                    

Korea selatan, Seoul, School of Performing Arts Seoul, Hari-H wajib militer siswa/i SMA

Hari ini tiba, banyak siswa/i masuk kedalam sekolah membawa banyak koper berisi keperluan mereka, terutama perempuan, Sepertinya mereka membawa seluruh isi kamar mereka kedalam koper itu.

Seluruh siswa dan siswi berkumpul pada aula pertemuan, mereka tidak di izinkan masuk oleh para guru yang sudah hadir, suasana aula begitu ramai, seluruhnya berbagi cerita, tak henti-hentinya bersuara.

Tak lama kemudian, sekitar 10 Truk Kargo REO M35 datang memasuki area sekolah. Mereka membawa para tentara dan berbagai macam alat kemiliteran. Satu persatu Truk terparkir di lapangan luas dan para prajurit tentara keluar dari sana kemudian sibuk merancang arena latihan pertempuran.

Seorang Jendral turun dari salah satu mobil militer yang mengikuti Truk, diikuti Letnan Kolonel, Kapten, Letnan Satu, Letnan Dua, Sersan Satu dan Sersan Dua. Mereka bertemu Kepala sekolah dan Kepala yayasan, saling menyapa untuk formalitas dan berjabat tangan agar terkesan akrab. Kepala sekolah pun menunjukkan arah letak aula berada.

Saat sampai di aula pertemuan, Si Jendral segera memberikan perintah kepada para siswa yang berbicara lantang.

"Seluruhnya diam!" Ujarnya lebih lantang.

Para petinggi dari kemiliteran maupun sekolah berdiri di dekat podium. Para guru berbaris di sebelah kiri untuk memantau para siswa/i.

"Berdiri!" Ujar sang Jendral.

Seluruh siswa pun berdiri pada barisannya, di mulai dari kelas satu yang berbaris di dekat barisan guru, kelas dua di sebelah kelas satu dan kelas tiga di sebelah kelas dua.

"Selamat pagi, anak-anak!"

"Pagi, Jendral!"

"Aissh anak muda jaman sekarang tidak memiliki semangat yang membara, jika ku ucapkan selamat pagi maka balas lah lebih lantang. Paham?!" Ujarnya.

"Ne!!"

Sang Jendral pun mengulangi, "Selamat pagi, anak-anak!!"

"PAGI, JENDRAL!!!"

Sang Jendral mengangguk. Ia memberikan hormat kepada para siswa dan siswi.

"Hari ini, sementara status kalian bukanlah siswa maupun siswi, mulai hari ini kalian akan menjalani pelatihan militer! Kami sudah menyiapkan seluruh keperluan, kelas kalian pun sudah di ubah menjadi kamar. Kalian akan mendapatkan kelompok yang akan memiliki pembina dari antara para Letnan dan Sersan. Untuk pembagian kelompoknya akan kami serahkan pada pihak sekolah."

Kepala sekolah pun maju ke podium dan seorang staff sekolah memberikan berkas catatan pembagian kelompok untuk para siswa dan siswi. Ia pun mulai berbicara siapa saja yang mendapatkan kelompok 1 hingga 30.

Kelompok 17, Kamar no. 17.

"KENAPA AKU HARUS SATU KELOMPOK DENGAN NYA?! WAE?!!!!" Ujar Minghao ketika sudah memasuki sebuah ruangan kelas yang kini sudah berubah menjadi kamar. Ia menunjuk pemuda yang sedang membereskan pakaiannya kedalam lemari.

"Wǒ yě bù xīwàng hé nǐ zài tóngyī zǔ. (Aku juga tidak berharap satu kelompok dengan mu.)" Ucap Jun menanggapi Minghao.

"Wǒ bù huì hé nǐ zài yīgè zǔ de! (Aku tidak akan sudi satu kelompok dengan mu!)" Kemudian Minghao mencari ranjang yang kosong untuk dirinya.

*Sumber bahasa: Google translate.

Tetapi tidak ada yang tersisisa, hanya ranjang di dekat Jun saja yang ada. Ia pun kesal, tapi tenaganya sudah habis untuk yang tadi, jadi dia hanya bisa pasrah dan menaruh barangnya.

Trapped || SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang