4.sampanye biru

7 2 0
                                    

Untung saja Viona patuh pada kata-kata Faren kemarin, ia langsung mandi setelah pulang. Jadi ia masih tetap bisa bersekolah keesokan harinya.

"Gausah nganter gue lagi" Viona menghindari Faren begitu Faren mendekati nya. Faren terkekeh, ia lalu tersenyum sambil mengangkat kedua tangannya "ok, fine. Sans aja kali"

Faren memasukkan kedua tangannya ke kantong celana "lagian gue juga males jauh-jauh ke kelas IPS, gue juga banyak kerjaan kali" Faren berjalan meninggalkan Viona sendirian di parkiran, tapi itu membuat Viona lega.

Viona membawa langkah kakinya menuju kelas. Entah karena datang terlalu cepat atau memang orang-orang malas sekolah, kelas Viona hari ini sepi dan hanya menyisakan anak laki-laki yang tersenyum kepada Viona kemarin.

"Ah- hai!" Lihat, dia mengukir senyum yang sama lagi, Viona hanya mengangguk dan segera pergi ke tempat duduknya.

"Manipulatif" Viona memutar bola matanya malas, tak banyak yang bisa ia lakukan selain bernapas dan menatap keluar jendela, Cheryl juga sepertinya bukan tipe anak rajin yang sering datang cepat ke kelas.

Viona memutar kepalanya, didepannya tiba-tiba saja duduk anak laki-laki yang tersenyum didepan tadi, membuat Viona memekik kaget.

"Lo-" Belum sempat Viona melemparkan protesnya, anak laki-laki itu sudah membawa jari telunjuk nya untuk menutup mulut Viona.

"Pagi pagi jangan berisik" Ia menarik kembali tangannya "gue Zayyan Nadirga, panggil aja gue Zay, jangan terlalu diplesetin jadi Jay, ya. Gue ketua kelas"

Oh, benar juga, anak ini ketua kelas.

"Viona Daviensa, Viona" Zayyan manggut-manggut.

"Daviensa?" Zayyan memiringkan kepalanya "biar gue tebak" Zayyan berserak dada.

"Lo kenal Nadirga's Company Studio?" Alis Viona berkedut "iya, papa gue punya proyek kerja sama disana"

Faren menepukkan tangannya dengan kencang sekali, membuat Viona tersentak "lo pasti kenal wakil kepala direktur Freya kan?!" Zayyan mendekat, membuat Viona mengangguk takut.

"Biar gue ingat, lo...." Zayyan memiringkan matanya.

"Ah- lo yang disebut-sebut putri manja Daviensa itu kan? Dulu lo sering ikut papa lo kekantor waktu kecil, waktu itu gue juga ada, lo sering banget nangis" Zayyan tertawa terbahak-bahak, ia akhirnya lega dapat mengingat gadis di depannya ini.

"Gue dulu sering jailin lo, inget?"

Viona menggeleng pelan.

"Sampanye biru"

•!¿!•

"Nona jalannya pelan-pelan aja" Alisa, pengasuh Viona, tanda kutip khusus untuk perjalanan bisnis.

"Papa masih lama ya ka?"

Waktu Viona kecil, ia sering dibawa ke kantor papanya, apalagi perjalanan bisnis.

Alisa sebenarnya hanya staf kantor Garva, hanya saja ia terbiasa dekat dengan Viona, sehingga ia ditunjuk untuk menjadi pengasuh Viona.

"Pak Garva pasti bentar lagi selesai meeting non, tunggu bentar ya"

Saat ini Viona sedang berada di gedung agensi hiburan besar Nadirga's Company Studio. Garva ada meeting penting dengan pemilik perusahaan ini, Freya Nadirga, putri pertama dari keluarga Nadirga.

Berkeliling di sekitar perusahaan orang lain menjadi hobi baru Viona ketika umurnya menginjak 9 tahun, banyak pemandangan baru yang ia lihat.

"Siapa?" Seorang anak kecil di taman sana, ia mendelik begitu Viona mendekat.

Childhood RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang