Cahaya terang dari sinar matahari kini menembus celah jendela, mencerahkan kamar Ella. Tubuhnya terlentang di atas kasur dengan sepasang mata yang masih tertutup rapat, berusaha menolak panggilan dunia luar. Guling pun dipeluk semakin erat. Namun di tengah hening, suara serak yang menyergap terdengar, memecah kebisuan.
“El-la tolong-in ....” Suara tersekat itu keluar dengan pelan, menyelinap seperti angin dingin yang merayapi udara siang yang seharusnya hangat. Ella merasakan sentakan kecil mengguncang keheningan, tetapi belum cukup untuk membukakan kelopak matanya yang berat.
Hanya sekejap, seperti sekelebat kilat di ufuk barat, suara itu muncul dan segera menghilang. Ella meraba-raba ke dalam alam mimpi yang setengah sadar, mencoba memahami apakah panggilan itu nyata atau hanya imajinasi yang melingkari batas antara tidur dan sadar.
“El-laaa, tolongin nenek ....”
Seruan itu kembali menyergap, lebih keras dan mendesak setelah hening beberapa detik. Suara itu seperti getaran pelan yang merambat, menyusup dan menghantam dinding mimpi Ella, menciptakan suatu kegelisahan yang tidak bisa diabaikan.
Mengganggu, tetapi kelopak matanya terlalu berat untuk dibuka. Ella merasakan penasaran tumbuh di dalamnya, seakan-akan alam semesta berusaha menyentuh dan membimbing keluar dari kenyamanan tidurnya.
“ELLA!”
Teriakan itu seperti petir yang menyambar di telinga, membuyarkan kedamaian kamar Ella. Tersentak dari tidur, tubuhnya tak terkendali hingga terjatuh dari ranjang. Siku berbenturan dengan lantai, rasa panas meluap seketika saat sentuhan kasar menyapa tulangnya. Ella meringis, namun nyeri di siku tak dapat mengalahkan kebingungan yang melanda.
Dengan tangan yang gemetar, Ella menyelipkan rambut hitamnya ke belakang telinga. Pandangannya kini jelas tak terhalang oleh rambut yang tadi menyelimuti wajahnya. Rasa pusing di belakang kepala kini menari-nari. Ella mengernyitkan dahi, menahan ketidaknyamanan tersebut. Sambil berpegangan pada tiang penyangga dipan, ia berusaha bangkit dari lantai.
Jantungnya berdebar-debar, melonjak tak terkendali setelah mendengar suara bentakan tadi. Kantuk yang tadi merayap perlahan mulai menghilang, digantikan oleh keingintahuan dan ketakutan.
“Daniel!” panggil Ella dengan suara yang bergetar. Dia menunggu, berharap mendengar jawaban dari adiknya. Namun, kesunyianlah yang membalasnya. Ella berjalan beberapa langkah dengan masih berpegangan pada tiang penyangga dipan untuk menopang dirinya yang merasa agak pusing.
“Denisa! Kak Rizky! Kalian sudah pulang?” seru Ella, mencoba memanggil saudara-saudarinya dengan harapan mendapatkan jawaban yang bisa menghilangkan rasa khawatir yang kian merayap di dalam dirinya.
Tangannya perlahan melepas genggaman dari tiang penyangga dipan, dan langkahnya bergerak menuju pintu kamar. Ella menggigit bibir bawahnya sambil meremas kedua tangan dalam keraguan yang semakin membesar. Di ambang pintu, ia terhenti, merasa terjebak di persimpangan antara keberanian dan ketakutan.
“Daniel,” panggil Ella, suaranya mencoba menembus keheningan rumah. Namun, seolah-olah suara itu terisap oleh atmosfer yang semakin tegang.
Mendekatkan daun telinganya ke pintu, Ella berusaha memerhatikan dengan saksama. Tangannya menapak pada permukaan pintu, dan daun telinganya menempel erat, mencari petunjuk atau tanda-tanda keberadaan seseorang di luar sana. Jantungnya terus berdegup kencang, tapi napasnya dipaksa berhenti sesaat supaya bisa mendengar lebih jelas.
Dalam keheningan itu, Ella dapat mendengar guruh keheningan yang mengelilingi rumahnya. Tidak ada jawaban, hanya dentuman jantungnya yang semakin keras. Pintu seakan menjadi batas antara perlindungan dan ketidakpastian di luar sana. Ella masih berdiri di dekat pintu dan terpaku, sementara ketakutan dan rasa ingin tahu terus berbenturan di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKTIVITAS MISTIS
HorrorSemenjak kematian sang ayah, sesuatu yang jahat hadir menempati rumah baru mereka. Daniel memasang kamera yang menangkap semua insiden, kebisingan dan kejadian jahat di rumah. . Setelah pemakaman sang ayah, Denisa, Daniel, Ella dan Rizky mulai meras...