Bara pulang dari markas pukul 22.00 malam. Di apartemen setelah bersih bersih, Bara menuju ke ruang tengah sambil membawa laptop nya. Malam ini sebelum tidur ia akan memeriksa perusahaan nya (milik Diego). Semuanya ia cek, mulai dari pengeluaran,pemasukan, grafik penjualan, dan lain lainnya. Semuanya baik baik saja, itu tandanya sang sahabat menjaga perusahaannya dengan baik dan benar.
Setelah memastikan bahwa perusahaannya baik baik saja, Bara pun meletakkan laptopnya di sofa, lalu dirinya pergi menuju kamar untuk tidur. Karena dikeesokkan harinya, dia akan kembali kesekolah seperti biasanya.
Di pagi hari, Bara terlambat datang kesekolah, itu semua karena alarm badjingan nya rusak. Ia mengendarai motornya dengan ugal ugalan, 5 menit lagi bel sekolah akan berbunyi.
"WOI CEPETAN BANGSAT!!" Umpatnya saat melihat sebuah angkot berhenti dipinggir jalan membuat macet.
"Sabar Jing! Mau cepet lewat atas noh!!" Sahut mamang angkot.
"Dikira gue punya sayap apa..." Gumam Bara.
Tak lama kemudian ia pun bebas dari kemacetan, dan langsung tancap gas ,menuju sekolah. Ketika ia melihat sang satpam sekolah ingin menutup gerbang, Bara mengklason dengan kencang. Meminta untuk jangan ditutup dulu gerbangnya.
TINNN!!
Namun bukannya menurut, pak satpam justru mempercepat untuk menutup gerbangnya.
"Pak jangan ditutup dulu dong!" Teriak Bara.
"Ihh berisik bego! Pagi pagi udah berkicau aja lu" Seorang remaja perempuan memukul kepala Bara, membuat sang empu menoleh kesamping kanannya.
Ia melihat Kanara yang ternyata juga telat. Bajunya compang camping, dan terlihat seperti orang belum mandi.
"Gembel dari mana ini?" Gumam Bara. Kanara langsung melotot mendengarnya."Pala lo! Mana ada gembel nenteng tas Gucci begini!" Ujar Kanara, wajahnya tampak muram dan tak bersahabat sekali.
"Ada apa gerangan wahai nyai Kanara yang terhormat?" Tanya Bara.
"Ck! Kepo amat lo, bawain tas gue dong Bar, tangan gue lagi ga mood ngapa ngapain." Kanara menyerahkan tasnya kepada Bara dengan paksa, Laki laki jangkung itu hanya pasrah saja.
Kanara berjalan lebih dulu, baru diikuti Bara dibelakangnya. Karena Bara gak mau dianggap kaya babu, akhirnya Bara menyamakan jalannya.
"Lo ngapa sih Ra?" Bingung Bara. Saat sudah sampai dikelas pun Kanara hanya diam saja.
"Gue males banget idup Bar." Jawab asal Kanara.
"Ya udah mati aja sono" Ujar Bara dengan santainya. Kanara mendongakkan kepalanya menatap tak percaya kearah Bara.
"Heh! Tu mulut enteng bener dah" ujar Kanara.
"Ya lagian lo bilang males idup"
"Huft... suka suka hati lo aja dah"-Kanara.
"Bar... kalo misalnya nih ya... misal loh ya. Ada orang yang paling lo percaya dimuka bumi ini, terus dia ngehianatin lo. Apa yang bakal lo lakuin sama dia? Kek, lo tuh bahkan udah mempercayain hidup lo sama dia. Sepercaya itu lo sama dia" Ujar Kanara. Bara tanpa basa basi pun langsung menjawab.
"Kalo gue ya, udah gue penggal kepalanya. Tapi itu gak bakal terjadi. Karena, gak ada satu pun orang yang gue percaya didunia ini. Meskipun dia sahabat atau bahkan keluarga gue sekali pun. Memang terdengar sangat kejam, tapi lo tau kan, sebaik apapun orang itu, dia sewaktu waktu pasti bakal berubah, dan bisa ngehinati kita kapan pun. Gue hanya percaya sama tuhan dan diri gue sendiri." Jawab Bara. Kanara menganggukkan kepalanya.
"Sekalipun dia abang abang lo?" Tanya Kanara.
"He'em..." jawab Bara dengan deheman.
"Emang napa sih lo nanya kek begitu?" Tanya Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERUBAHAN [ON GOING]
Fiksi Umum#NOT BL!!! Albian Diego Cassano, sosok mafia yang kejam dan arogan. Bagaimana jadinya jika Albian atau sering dikenal dengan Diego ini bertransmigrasi ke tubuh anak SMA yang selalu mendapat perlakuan tak enak dari keluarga bahkan teman sekolahnya ka...