eleven

213 33 0
                                    

"Mbaahh.. Kulo pengen ndue indra ke 6 maneh" (mbaahh.. Aku pengen punya indra ke 6 lagi)

"Sampeyan yakin ndok?" (kamu yakin nak?)

"Nggeh mbah, kulo yakin" (iya mbah, aku yakin)

Mbah dukun itu membuang nafasnya kasar, lalu mengambil sesuatu di, terlihat di sana ada keris dan batu hitam pekat "sampeyan sek inget keris karo watu ireng iki? Sampeyan entok keris karo watu iki teko mbah menggeh, inget?" (kamu masih ingat keris sama batu hitam iki? Kamu dapet keris karo batu ini dari mbah menggeh, ingat?)

"Nggeh mbah, kulo inget" (nggeh mbah, aku ingat)

"Neng dino sampeyan lahir neng kehidupan selanjut te, mbah menggeh nutup moto batinmu.. Keris lan watu iki di kek ne neng aku kongkon njogo" (di hari kamu lahir di kehidupan selanjutnya, mbah menggeh menutup mata batinmu.. Keris dan batu ini di kasih ke aku di suruh jaga)

Mbah dukun itu memberikan keris dan batu hitam pekat itu ke wira dan di trima olehnya, terlihat senyuman bahagia terukir di bibir wira.

"Engko bengi jam 12, temuono aku ndek njaten yo ndok.." (nanti malam jam 12, temui aku di hutan ya nak)

"Nggeh mbah, kulo usahake" (iya mbah, aku usahakan"

"Sak iki sampeyan balik o nduk, ati ati ndek dalan, ojo koyok mbiyen, numpak mobil ngebut ngebut sampe nabrak uwet pelem ku, hahaha" (sekarang kamu pulang ya nduk, hati hati di jalan, jangan kaya dulu, ngendarain mobil ngebut ngebut sampe nabrak pohon manggaku)

Wira tertawa saat mengingat bagaimana dulu dia di panggil mendadak oleh mbah dukun dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, hingga tak sengaja menabrak pohon mangga yang di huni oleh anak laki laki dan membuatnya harus membelikan permen penghuni itu

"Mbah mbah, sek inget ae too.. Youwes mbah, kulo wangsul ngehh, matursuwun bantuane" (mbah mbah, masih ingat aja sihh.. Yaudah aku pulang ya, terimakasih bantuannya)

Mbah dukun itu tersenyum lalu menggangguk pelang, wira meninggalkan kediaman rumah sederhana itu dan menuju pulang.

Setelah menghabiskan waktu 3 jam dari rumah mbah dukun ke rumah, wira pulang tepat di jam 5 sore, untung dia pulang tepat waktu dan selamat. Dia memasuki rumahnya dan menyapa surya yang sedang merokok dan mengobrol bersama teman temannya.

"Wiihh.. Kalian ga bawa oleh oleh apa buat kakak?" tanya wira karena ngiler melihat donat yang berada di kotak

Salah satu teman sekelas surya tersenyum gugup lalu memberikan kotak yang berisi donat "ini kak, tadi juan beliin buat kak wira"

Wira tersenyum lalu menerima pemberian itu "terimakasih ya juan.."

"Iya kak sama samaa" juan melihat wira yang perlahan melangkah pergi ke kamar, sejujurnya dia sudah naksir wira sejak sd, karena dia merasa wira itu terlihat dominan, tampan, cantik, lucu, keren jugaa, bagaiamana dirinya tidak jatuh cinta dengan wira? Jika yang berada di diri wira itu perfect! Tapi dia juga sangat mendukung hubungan wira dengan kirana.

"Kak wira tuh, ganteng yaa"

Surya terkekeh "kan punya batang bego!"

"Eehh iya yaa.. Tapi sampe sekarang dia tak berubah ya! Tetap berpenampilan kaya cowo, hehe"

"Udah ah ga usah bahas itu!" protes anton karena dia sangat bosan jika juan terus membahas wira dan selalu memuji visual wira

"Biarin! Iihh.. Kalo gue jadi pacarnya ka wira.. Aku mau kok di gendong sama di pangkuuu~ aaahh ngefly gueee~"

Bug!

Surya melemparkan bantal tepat di wajah juan, yang membuat sang empu kesal "heh!! Gue adeknya! Gue lagian ogah punya ipar kaya lu!"

"Dih!! Gue juga ogahh!!"

"Sstttt!!! Berisik!" omel anton yang sedari tadi melihat mereka berantem "bisa diem ga sih? Lo sur! Yang punya rumah bukannya diem malah ngajak ribut tamu! Lo juga ju! Ga usah banyak halu, nanti sinting kasian emak bapak lo!"

"Iyaa maaf baginda raja, maafkan hambaa" ucap juan sembari menciumi tangan anton

"Cium terus baginda raja yang terhormat, nanti dapat kentut alami dari raja"

"Ih! Apaan kentut? Mending uang dari pada kentut, lu tadi kan habis makan jengkol sekilo"

Plak!

"Bangsat!" kesal anton, juan hanya bisa menahan sakit di paha nya karena habis mendapatkan pukulan dari anton, dan surya yang tertawa karena terhibur dengan tingkah kedua sahabatnya.

Tok tok tok!

Mereka bertiga langsung menoleh ke arah pintu "siapa?!!" teriak surya

"Ini kirana!"

"Ooh! Buka aja kak! Ga di kunci!"

Ceklek..

Kirana pun membuka pintu lalu memasuki rumah sederhana itu "kakak kamu mana?"

"Di kamar kak"

"Okey.. Oh iya ini kakak tadi beliin surya americano" kirana memberikan beberapa americano ke mereka bertiga, beruntung kirana tadi membeli lebih

"Terimakasih kak!!" seru mereka bertiga, kirana tersenyum "iya sama samaa, yaudah aku permisi ya"

Mereka bertiga mengangguk, kirana pun menuju kamar wira untuk menjenguk sang kekasih.

"Sayang" panggil kirana

Wira menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum saat melihat siapa yang datang "sayaang... Kok ga ngabarin kalo mau kesinii.. Padahal nanti sekalian bisa aku jemput loh"

Kirana meletakan tasnya ke sembarang tempat lalu berbaring di samping wira "maaf ya sayang tadi ga ngabarin, soalnya tiba-tiba aku tadi kangenn banget sama kamu"

Wira mencium kening Kirana yang membuat empunya tersenyum malu "aku juga kangen kamu"

Kirana memeluk tubuh wira dan menyembunyikan wajahnya di dada wira, merasakan rasa hangat yang paling ia rindukan, dengan aroma khas wira yang tak hilang hingga membuatnya terbayang bayang oleh wangi dan wajah sang kekasih.

Entah angin apa yang membuat Kirana menjadi nafsu? Tiba-tiba Kirana memegang milik wira dan menggerakan tangannya dengan perlahan

"I miss ur dick.. Babe.."

Wira memukul pelan kepala Kirana "cabul!" omel nya singkat

Kirana mendongak dan melihat wajah cantik wira yang kini sedang menatapnya, tiba-tiba bibir mereka saling bersentuhan, Kirana mulai melumat dan menikmati bibir wira.

"Mmpphh!"

Akhirnya ciuman mereka berhenti, Kirana menatap wira yang nafasnya terengah-engah karena tiba-tiba dia melumat bibirnya, Kirana temberut lalu memukul pelan dada wira "iihhh!!! Sebel sebel!!" omel Kirana

Wira bingung dengan tingkah pacarnya, kenapa malah seperti ini? "Kamu tu kenapa sih?"

"Kapan sih kita nikahnya!! Aku kan pengen ituu.. Pengen baby"

Wira mencubit pipi Kirana gemas "kamu kebanyakan nonton porno apa gimana sih hmm! Pengen kuda kudaan mulu! Kita masih sekolah ga usah ulti dulu"

"Aaaaaaa!!! Aku pengen kita cepet nikah! Aku kangen kon-"

Wira membungkam mulut Kirana "jangan ngomong kotor! Ga baik!"

"Hmm!!! Ahh.." setelah wira melepaskan bungkamannya dia menatap Kirana yang masih cemberut

"Kenapa coba manyun manyun gitu? Minta di cium hmm?"

Tiba-tiba Kirana tersenyum, kenapa suara wira  jadi deep begini? Dia jadi salting mendengar suara wira yang berubah seketika

"Jawab babe.."

"Aku mauuu~ mau banget, aku kalo di perkaos asalkan kamu yang perkaos aku, aku siap siap ajaaa"

Wira tersenyum dan menggeleng pelan dengan otak pacarnya "masih aja yaa, otak kamu kotor!"

"Biarin! Wlee!"









Sebenarnya author lelah dengan ke bucinan tapi gapapa, asalkan kalian terhibur! Tunggu chap selanjutnya yaww!

Btw vote dong..

REINKARNASI (BEAUTIFULL GHOST) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang