1. KEENAKAN

20.7K 292 5
                                    

NATHA melirik jam di dinding, baru jam 9 malam dan ia sudah sangat bosan. Padahal biasanya, Natha tidak bosan berlama-lama di rumah. Mungkin karena malam ini adalah malam tahun baru, Natha ingin merasakan sensasi yang baru juga.

"Abang lagi ngapain ya?" tanya Natha penasaran.

Seingat Natha, tadi sore itu Narendra; abangnya membawa banyak teman ke rumah. Karena keadaan rumahnya juga sepi ditinggal orang tua mudik.

Natha yang sangat penasaran mencoba untuk mengintip sebentar. Ia beranjak dari kasur, mengintip dari jendela kamarnya karena teman-teman abangnya berkumpul di halaman belakang dekat kamar Natha.

"Wow, temen abang ganteng semua."

Natha terkejut ketika tidak sengaja bertatapan dengan salah satu teman Narendra. Refleks yang cepat, Natha langsung pura-pura tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

Tidak lama dari itu, ketukan pintu kamarnya semakin membuat Natha sedikit ketakutan. Natha takut ketahuan mengintip tadi.

"Natha?"

Natha mengernyit aneh, dia tahu itu bukan suara Abangnya tapi Natha tidak berani membuka matanya. Mungkin orang yang tadi sempat bertatapan dengannya.

"Gue tau lo gak tidur,"

Merasa sudah tertangkap basah, akhirnya Natha memberanikan diri membuka matanya. Ia lalu tersenyum ke arah teman Abangnya itu.

"Gue suruh kasih lo minum," kata cowok itu sembari menaruh segelas air putih di meja nakas dekat kasurnya.

"Ma-makasih," ucap Natha berbisik.

Natha itu orang yang jarang sekali berkomunikasi bahkan dengan Narendra sekalipun. Ia lebih banyak diam dan penyendiri, jadi perkataan yang Natha keluarkan dari mulut kecilnya itu terdengar seperti deritan kursi.

"Mau gabung gak?" tanyanya bermaksud mengajak.

Natha menggelengkan kepalanya pelan, ia menipiskan senyumnya. Mata bulat itu terlihat bergerak tak tentu arah, entah kenapa Natha sangat tidak nyaman.

"Oke, di minum ya airnya. Ntar gue yang dimarahin Bang Naren kalau gak di minum,"

Natha mengangguk cepat, dia juga langsung mengambil segelas air itu dan meminumnya hingga tandas sampai tidak menyadari cowok tadi menyeringai jahat ke arahnya.

"Kalau mau gabung, gak usah sungkan ya, Natha."

"I-iya,"

"Gue Darrell," Darrel lalu tersenyum penuh arti sebelum keluar dari kamar dan ia bergumam, "desahkan nama gue ya, Nath."

Setelah kepergian Darrel dari kamarnya, Natha merasakan aneh di sekujur tubuhnya. Rasanya panas, sesak dan ingin sekali disentuh. Ada apa dengan tubuhnya?

"Ngh!"

Natha sendiri terkejut mendengar desahannya itu, dia rasa tidak ada yang menyentuhnya tapi dia sangat haus atas belaian seseorang.

"Bang Naren, nghh..."

Natha pikir dirinya sakit, ia berusaha keluar dari kamarnya dan menghampiri Narendra untuk meminta pertolongan. Natha tidak mau berakhir jadi mayat dan sendirian di kamar.

"Eh, adek lo kenapa tuh?" tanya Bagas.

Natha kenal dengan Bagas, karena teman abangnya dari sekolah dasar dan selalu bermain bersama kadang-kadang.

"Kak Bagas, Natha hnghh..."

"Adeknya Naren asma?"

"Kayaknya ngedesah deh dia,"

Spesial Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang