Bab 53 - Dewi Minta Maaf

588 21 0
                                    

Aku sedang disuapin bubur oleh mama agar nanti aku bisa minum obat. Suamiku mungkin sedang di luar, sejak semalam aku tidak ada melihat nya. Setelah perdebatan kami semalam mas Nasril mendiamkan ku.

"Kamu lagi berantem sama suami kamu kak?"

"Eh enggak kok ma"

"Dari semalam mama perhatiin kok diam-diaman?"

Aku menghela nafas kemudian menceritakan nya kepada mama.

"Kamu enggak boleh nuduh dia kayak gitu kak" Ucap mama

"Tapi kalau dia milih bu Dewi gimana ma?"

Mama tersenyum kemudian mengusap tangan ku.

"Enggak mungkin dia ninggalin kakak. Mama tau dia bukan lelaki seperti itu. Waktu kakak enggak sadar aja dia udah kayak orang gila gara-gara mikirin kakak" Jelas mama

"Kakak mau bu Dewi dipenjara ma, karena dia udah mencelakai Hani" Ucap ku

"Iya mama tau, mama bukannya belain siapa-siapa. Pasti Nasril punya alasan kenapa dia tidak mau memenjarakan Dewi, apalagi dia dan Dewi saling kenal, begitupun dengan orang tuanya Dewi dia juga kenal. Pasti akan terasa berat kalau dia ingin memenjarakan Dewi"

"Saran mama lebih baik kakak sama Nasril bicara baik-baik, jangan pakai emosi" Nasehat mama.

Setelah memberi kan aku obat. Mama pamit keluar sebentar untuk makan siang.

Tak lama pintu ruangan rawat ku di ketuk. Siapa pikir ku. Karena tak mungkin mama dan papa karena mereka sedang makan siang. Nanda masih kuliah, setelah pulang nanti dia baru kesini lagi. Sedangkan Mas Nasril tidak mungkin mengetuk pintu jika ingin masuk.

Tak lama pintu ruangan terbuka, muncul om Anto papanya Dewi. Dia berjalan menghampiri ku.

"Om" Sapa ku. Aku ingin duduk tapi om Anto menahan ku

"Rebahan saja tidak apa-apa Hani. Om tau kamu masih bedrest"

Om Anto menarik kursi di samping ku kemudian duduk disana. Sesaat suasana hening.

"Om minta maaf karena baru menjenguk kamu"

"Iya tidak apa-apa om"

"Kamu pasti sudah tahu kalau Dewi yang menabrak kamu kan? Om minta maaf karena tidak bisa mengawasi Dewi. Mungkin ini juga kesalahan om terlalu egois karena sibuk dengan pekerjaan om, sehingga Dewi berubah menjadi seperti itu karena kurang perhatian dari om semenjak ibunya meninggal"

Aku masih diam mendengarkan om Anto.

"Om tau kamu pasti merasa keberatan, tapi kalau om boleh minta tolong, untuk tolong maafkan Dewi, om sudah bicara dengan nya dan ia mengaku menyesal dan ingin minta maaf dengan kamu"  Ujar om Anto lagi.

"Dewi ada diluar, om akan suruh dia masuk dan berbicara sama kamu. Om tidak akan melarang kamu kalau seandainya kamu akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Karena sedari awal emang Dewi yang salah. Om minta maaf sekali lagi. Om keluar dulu" Pamit om Anto.

Tak lama om Anto keluar, bu Dewi masuk kedalam ruangan ku. Kali ini aku tidak melihat wajah sinis nya.

Dia duduk di kursi yang tadi om Anto duduki. Sesaat kami saling diam. Aku malas memulai obrolan, sebenarnya melihat dia saja aku sudah kesal. Entahlah mungkin bawaan bayi.

"Saya minta maaf" Ujarnya membuka obrolan.

Aku diam tak menanggapi

"Saya tau kelakuan saya sudah di luar batas sampai mencelakai kamu dan calon anak kamu"

Aku masih diam. Bagus deh kalau sadar, ucap ku dalam hati.

"Kenapa kamu buat saya seperti ini? Padahal saya tidak pernah mengganggu kamu?" Ucap ku meminta penjelasan

My HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang