Fight for You

412 40 7
                                    

BRUKKK!!

Aku mendengar napas berat kami. Tanganku bergetar ketakutan. Aku berhasil mencegahnya. Aku sempat berlari dan mengarahkan pistol itu ke atas hingga membuat kami terjatuh. Ia terkejut saat melihatku. Ya Tuhan, syukurlah aku berhasil mencegahnya. Aku ingin menangis.

"Ashlyne?"

"Apa yang kau pikirkan?! Kau hendak membunuh dirimu sendiri-"

BOOOMMMM!!!

Tiba-tiba sebuah bom meledak di tempat ini membuat kami semua terkejut. Dengan refleks Sio menarikku mendekat karena reruntuhan kecil bangunan ini mulai berjatuhan.

Suasana menjadi ricuh. Aku tak tahu dari mana bom itu berasal dan siapa pelakunya. Aku segera menarik Sio untuk pergi dari sana. Kurasa seseorang telah menyerang tempat ini. Para polisi dengan cepat membalas mereka. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa Sio kabur. Aku masih menggenggam erat tangannya. Beberapa peluru melesat melewati kami. Kami pun bersembunyi di balik dinding.

"Seseorang menyerang tempat ini, kita harus pergi!" Ucapku sembari membuka ponselku untuk meminta bantuan.

"Pavel menyerang kita." Ucapnya. Seketika aku teringat saat Binbin berkata untuk menjaga Sio. Inikah maksudnya?

"Ayo, Sio!" Aku kembali menarik tangannya namun Sio menahanku.

"Mengapa kau menyelamatkanku?" Tanyanya.

"Kita tak ada waktu untuk membahas hal itu!" Jelasku.

"Jawab aku, Ash!" ia pun menarikku untuk mendekat. Kami pun beradu pandang dalam jarak yang sangat dekat hingga berhasil membuatku terkejut.

"Apakah itu penting saat ini?! Kita sedang dalam bahaya!" Pandanganku teralihkan pada musuh yang datang dari belakang Sio.

Dorr! Dorr!

Sio menggunakan pistol yang sedari tadi ia simpan untuk menembak musuh. Ia bahkan menembak mereka tanpa berbalik ke belakang. Hal itu membuatku cukup tertegun. aku tak membawa apapun untuk bertarung. Kami bertarung melindungi satu sama lain, setidaknya hingga bantuan datang.

Saat aku lengah, seseorang menendangku hingga membuatku terjatuh. Ia membalikkan badanku dan menindihku kemudian mengarahkan pisaunya padaku. Aku setengah mati menahannya di saat tenagaku mencapai batasnya. Aku tak bisa menahannya lagi.

BUGHHH!!

Seseorang itu tersingkirkan oleh Sio. Aku menghirup napas dengan berat. Sio pun mengulurkan tangannya padaku lalu aku pun menerimanya. Ia membantuku untuk berdiri.

"Kau baik-baik saja, Ash?" Tanyanya.

"Ya. Kita harus bergegas, aku akan membawamu ke tempat aman." Ucapku sembari menariknya untuk berjalan.

KRAAAKKK!!!

"Ashlyne!!"

Seketika atap di atas kami menjadi retak lalu terjatuh begitu saja menimpa kami. Dengan cepat aku menarik Sio dan melindunginya dari reruntuhan itu. Berat sekali. Aku bisa merasakan perih dari lukaku dan darah mulai bercucuran dari kepalaku. Semua menjadi gelap dan hanya terdengar hembusan napas kami.

"Kau...baik-baik saja, Sio?" Aku tak dapat melihatnya namun setidaknya aku berhasil melindunginya dari reruntuhan. Aku bisa merasakan tak ada jarak diantara kami.

"Aku akan mencoba mengeluarkan kita," ucapku sembari mencoba mendorong reruntuhan ini.

Seketika aku merasa Sio memegang tanganku, sontak aku menoleh padanya walau aku tak dapat melihat dengan jelas.

"Cukup, Ash. Biar aku yang melakukan ini," ucapnya.

Ia pun mendorong reruntuhan ini dengan kuat. Bahkan semua reruntuhan itu terpental jauh. Seolah kekuatannya menjadi sangat kuat. Aku menatapnya tak percaya.

My VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang